Results 1 to 9 of 9
http://idgs.in/678166
  1. #1
    CABOELX's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Posts
    2,391
    Points
    248.68
    Thanks: 21 / 70 / 58

    Default Sir Alexander Chapman Ferguson -The Godfather of British Football-


    Film Dokumenter Fergie :


    MASA KECIL :
    Tidak ada yang menyangka jika seorang bocah yang sedang menggiring bola di gang kecil di kota pelabuhan, Govan, Skotlandia itu akan menjadi seorang pesepakbola profesional. Bermain dengan anak-anak seumurannya dan bersama sang adik, seorang anak yang di masa depan dikenal dengan nama Sir Alex Ferguson (fergie) itu tumbuh dengan menggeluti sepakbola hingga pensiun usia 72 tahun.

    Ferguson kecil lahir di wilayah pelabuhan, sang ayah Alexander Beaton Ferguson, suami dari Elizabeth (nee Hardie) Ferguson, hidup pas-pasan secara ekonomi. Beaton bekerja sebagai buruh di perusahaan perakitan kapal. Pada 31 Desember 1941, bayi laki-laki lahir dari pasangan ini. Sang ayah memberinya nama Alexander Chapman Ferguson.

    Bocah Alexander Chapman Ferguson tumbuh besar di wilayah pelabuhan. Bagi Ferguson kecil, galangan kapal dan lingkungan pelabuhan tak asing lagi. Ferguson mulai mengenal sepakbola sejak masih bocah ingusan dengan bermain di gang-gang kecil dekat rumahnya bersama sang adik, Alexander Martin Ferguson dan beberapa teman sebayanya.

    -Keluarga-
    Ayahnya adalah fans berat Glasgow Celtic, salah satu club favorit sepak bola skotlandia. Perhatian besar bokapnya terhadap sepak bola jelas menurun pula ke diri fergie. Ini terlihat jelas setelah fergie divonis tidak boleh melanjutkan sekolah umumnya ketika berumur 16 tahun. Gara-gara masalah sering nyontek saat ujian, pihak sekolah berpendapat ilmunya tidak mencukupi untuk melanjutkan kejenjang yang lebih tinggi sampai dunia kerja. Saran buat mengasah skill di sekolah kejuruan untuk bisa mendapat pekerjaantidak ditanggapinya secara serius. Sebaliknya dia memantapkan niatnya untuk berkarir disepak bola.

    Foto masa kecil fergie :


    Yang jelas tidak dipungkiri kalo ayah-ibunya sangat kecewa dengan kenyataan pendidikan formalnya yang kandas. Tapi dirinya sangat beruntung karena kedua orangtuanya memberi dukungan besar walau apapun yang terjadi. Inilah anugerah terbesar yang dirasakan fergie saat ini.
    Sir alex ferguson memang mempunyai keluarga yang sangat luar biasa. Terutama kekuatan hubungan yang ada didalamnya. Dengan prinsip yang mengacuhkan semua perbedaan.

    Sekedar info, kedua orang tua Fergie berbeda agama. Ayahnyanya katolik, sedangkan ibunya protestan. Sebenarnya ini sesuatu yang wajar di skotlandia barat, lokasi tempat tinggal keluarga besar ferguson.

    Contoh kecil soal kesukaan terhadap klub sepak bola. Meski tahu ayahnya adalah fans berat Glasgow Celtic, tapi fergie tidak ragu untuk mengidolakan Glasgow Rangers, klub sepak bola paling top di Skotlandia. Ayahnya tidak mempermasalahkan kalau masih dalam batas wajar. Tapi kalo sudah berlebihan bisa lain urusannya. Yang tidak disukai adalah fanatisme berlebihan. Pernah satu malam Martin Ferguson, adik fergie, membawa atribut Glasgow Rangers ke rumah. Ayahnyanya langsung bereaksi keras sehingga martin terpaksa menyembunyikan atribut rapat- rapat.
    Kecintaan sepak bola inilah yang kemudian membuat fergie sukses berkarir dilapangan hijau. Diawali sebagai pemain yang brilian, hingga berlanjut menjadi manager tim yang handal.

    -Lingkungan Buruh-
    Faktor lain yang berpengaruh dalam kesuksesan fergie di dunia sepak bola adalah lingkungan tempat tinggalnya di masa kecil. Keluarga ferguson berdomisili di 667 Govan Road, sebuah jalan di distrik Govan yang terletak dibarat daya Glasgow. Distrik ini punya peran khusus dan cukup penting dalam sejarah dunia. Disini terletak pabrik galangan kapal yang sempat jadi andalan AL inggris saat perang Dunia ke 2. Tapi bukan ini yang membuat fergie bersyukur.

    Bagi fergie, Govan adalah lingkungan yang unik. Yang berhubungan erat antar warga. Kalo diperhatikan memang ada kaitan antara kesuksesan karir manajer sepak bola dengan lingkungan tempat tinggalnya di masa kecil. Pasalnya ini yang dialami juga oleh sejumlah manajer tim sepak bola legendaris di Inggris. Contohnya Jock Stein, Sir Matt Busby, Bill Shankly, serta Bill Paisley. Kesamaan antar mereka adalah dibesarkan dilingkungan pekerja tambang.

    MASA REMAJA :
    -Terpaksa Bandel-
    Siapa sangka saat beranjak remaja, fergie termasuk anak Bandel yang rutin berkelahi. Yang jelas ini karena terpaksa. “Kebanyakan anak-anak cowok di Govan yang seangkatan dengan saya, hidupnya berakhir di penjara atau jadi pemabuk,” kata Fergie.

    Inilah salah satu pengaruh buruk dari lingkungan tempat tinggal yang didominasi kaum buruh. Kehidupan serba keras yang dialami kaum pekerja berdampak pula terhadap keluarga mereka. Meski sebenarnya tidak satupun dari mereka yang mengharapkan keadaan seperti itu. Tapi entah kenapa desakan yang mengarah kepada jurang kehancuran sepertinya kuat sekali. Beruntung orangtua fergie termasuk perhatian banget dengan anak- anaknya.

    -Menghindar-
    Lingkungan tempat tinggal fergie dimasa kecil hingga beranjak remaja termasuk paling buruk dari seluruh skotlandia. Seking parahnya sampai nyaris tidak ada satupun orang dewasa yang taat hukum.

    Begitu juga dengan sekolah pertama fergie. Broomloan Road Primary di nobatkan sebagai sekolahan yang paling buruk dikota skotlandia. Tapi, bukan berarti masa kecil fergie selalu damai dan tenteram. Ada sejumlah masalah yang harus dihadapinya. Itupun karena keadaan yang memaksa.

    Biasanya anak- anak yang baru tumbuh, rasa ingin tahu selalu mengambil tempat terdepan dalam masanya, karena factor ini pernah satu waktu fergie beserta beberapa temannya mengunjungi tempat tongkrongan orang dewasa dikotanya bernama Docherty’s Snooker Hall. Tidak tahunya ini menjadi awal pertama fergie terlibat dalam keributan.
    Keika sedang nongkrong didalam snooker hall tadi, dua orang remaja menawari mereka minuman yang kelihatan beralkohol. Tidak yang mereka tawarin adalah air kencing. Balas dendam yang dirancang fergie cukup kejam. Muka kedua remaja tadi ditimpuknya dengan bola snooker yang mengakibatkan cukup parah. Untung fergie berhasil lolos dari kejaran mereka.

    -Bengal-
    Keterlibatan fergie dalam keributan gara-gara terpaksa tidak cuma sekali itu aja. Pernah satu kali yang terjadi pada adiknya, martin. Itu karena kelakuan fergie sendiri yang selalu keterlaluan saat bercanda dengan adiknya sendiri. Meski udah beberapa kali di marahi oleh nyokapnya, tetap saja fergie nggak berubah. Satu waktu adiknya menanggapi tingkah usil fergie dengan memukulnya didada pake besi panas. Hingga sekarang cacat bekas lukanya masih membekas. Membuatnya selalu teringat masa –masa kenakalannya.
    “Sejujurnya saya memang menyesali ini. Sebagai kakak saya selalu merasa paling dominan terhadap adik saya. Meski sama sekali saya tidak bermaksud untuk membuatnya jadi teraniaya. Malah saya pasti akan membelanya mati-matian sekiranya ada yang melakukan sesuatu yang buruk terhadapnya,” kenang Fergie.

    Selain di jalanan atau dirumah, fergie ternyata juga nakal disekolah. Satu contoh adalah saat fergie memecahkan kaca jendela gymnasium sekolahannya. Kenakalan lainnya disekolah adalah sering nyontek saat ujian. Itupun didukung oleh sikap teman- temannya yang senang hati memberi lembar jawaban mereka untuk disalin oleh fergie. Ternyata itu dilatar belakangi oleh kekaguman beberapa diantara mereka terhadap sosok fergie.

    Dimasa-masa awal emang tidak terlihat adanya masalah yang timbul karena kebiasaannya ini. Tapi begitu menjelang ujian tingkat akhir masalah yang sebenarnya baru muncul. Pada ujian tingkat akhir fergie gagal total. Inilah yang memaksa fergie meninggalkan bangku sekolah umum dan mengambil sekolah kejuruan.

    Tidak disangka momen inilah yang membuat fergie belakangan menjadi pemain bola sukses. Kenyataan dirinya harus meninggalkan bangku sekolah umum malah membuka peluang buat semakin mendalami sepak bola. Diawali dengan bergabung ke tim local tempat tinggalnya.

    -Bakat Sepakbola Datang dari Sang Ayah-
    Darah sepakbola Fergie tidak datang begitu saja dari langit. Ada darah sepakbola yang mengalir dalam tubuh Ferguson Junior dari sang ayah. Ferguson Senior adalah pesepakbola amatir yang bermain di daerah Govan. Karenanya soal bermain bola, tidak lagi jadi barang aneh bagi Ferguson.
    Foto Fergie di sekolah :


    Beaton ternyata tak melarang anaknya masuk tim bola sekolah, tapi justru merestui minat Ferguson untuk bermain sepakbola. Melihat minat Fergie yang begitu besar, sang ayah pun mengizinkan putranya itu untuk bermain di sebuah klub, Queens Park FC, klub pertama yang dibela Ferguson. Ferguson bergabung dengan tim amatir Queens Park ketika masih berusia 16 tahun, dengan posisi striker.

    Foto Fergie di QPR amatir :


    Bakat Ferguson mulai terasah. Namun, Ferguson kesulitan untuk menjadi pemain starter, dan kerap menjadi penghuni bangku cadangan. Selama berkarier di Queens Park sekitar tiga musim (1957-1960), Ferguson tercatat mencetak 15 gol dari 31 penampilannya. Akhirnya, Ferguson mengadu nasib dengan hijrah ke Saint Johnstone. Sayangnya, nasib Ferguson bersama Johnstone masih belum bersinar. Tidak jauh berbeda dengan torehannya di Queens Park, Ferguson hanya bisa mencetak 19 gol dari 37 penampilannya bersama Johnstone. Namun, bersama Johnstone pula, Ferguson dapat menikmati gelar juara Liga Divisi Dua Skotlandia di musim 1962-1963.

    Foto Fergie di The saint :


    Ferguson hanya bertahan selama empat musim bersama klub berjuluk The Saint tersebut. Pada 1964, Ferguson kembali berpindah klub, yakni Dunfermline Athletic yang tengah memasuki masa keemasannya. Mulai dari sini, kemampuan Ferguson mulai membaik dan menjajaki karier profesionalnya. Semusim bersama Dunfermline, ketajaman Ferguson semakin terasah, di musim 1965-1966 bocah pelabuhan tersebut berhasil mencetak 45 gol dari 51 pertandingan. Dari sini, harga banderol Ferguson kian meningkat. Fergie pun diboyong Glasgow Rangers dengan harga 65 ribu pound atau sekitar Rp 1,1 miliar rupiah kala itu.

    Foto Fergie pindah ke Rangers :


    Bocah yang dulunya hanya bermain di gang sempit di sebuah kota pelabuhan itu akhirnya berhasil menjadi salah satu pemain elite di Liga Skotlandia pada masanya. Membela Rangers yang kala itu merupakan klub kesayangannya merupakan sebuah mimpi yang menjadi kenyataan. Akan tetapi, karier Ferguson yang pada saat itu telah berusia 26 tahun bisa dikatakan tidak terlalu cemerlang, karena harus bersaing dengan penyerang Rangers yang lain. Hasilnya, dua musim bersama Rangers, Ferguson memutuskan untuk pindah setelah membukukan 25 gol dari 41 pertandingan.

    Foto masa keemasan sebagai pemain :


    Ferguson memutuskan untuk membela Falkirk di bursa musim panas 1969. Di klub berjuluk The Bairns ini Ferguson mencapai masa keemasannya sebagai seorang pesepakbola professional. Kemampuan Ferguson pun kian matang. Di musim pertamanya bersama Falkirk, Ferguson langsung meraih gelar juara Liga Divisi Dua Skotlandia 1969-1970.

    Tiga tahun kemudian, setelah mencetak 37 gol dari 95 penampilannya bersama Falkirk, Alexander Chapman Ferguson kembali berpindah klub. Kini Fergie hengkang ke Ayr United, yang menjadi klub terakhir yang dibelanya. Tidak perlu lama untuk Ferguson menyudahi kariernya bersama Ayr. Ferguson tercatat hanya bermain sebanyak 24 kali dan mencetak 9 gol, serta hanya bermain sepanjang satu musim dan kemudian menyudahi karier profesionalnya pada 1974.

    Ferguson menjalani karier sebagai pesepakbola selama 17 tahun, dan bermain untuk enam klub berbeda. Selama 17 tahun, Ferguson telah bermain sebanyak 317 kali dan mencetak 171 gol. Ferguson pun sempat bermain untuk Timnas Skotlandia. Namun, kariernya bersama Skotlandia tidak berumur panjang. Usai mengakhiri kariernya, Ferguson berhadapan dengan sebuah era baru, yakni memutuskan untuk menjadi seorang manajer.

    MENJADI MANAGER :
    -Part Time-
    Setelah memutuskan untuk berhenti bermain sepakbola usai membela klub terakhirnya, Ayr United pada Juni 1974, Ferguson berhasil mendapatkan pekerjaan pertamanya menjadi seorang manajer ketika East Stirlingshire menunjuk Ferguson yang pada saat itu masih berusia 32 tahun. Namun, pekerjaannya sebagai seorang manajer hanya sebatas part-time. Ferguson digaji oleh Strilingshire sebesar 40 pound atau Rp 728 ribu per-pekan.

    Foto Fergie manager Part time di East Stirlingshire :


    Tak mudah menjadi seorang manajer klub. Di masa-masa awalnya, Ferguson harus dipusingkan dengan kondisi Strilingshire yang pada saat itu tidak memiliki kiper. Ferguson terkenal galak dan bahkan tidak segan-segan menjatuhkan hukuman kepada pemainnya. Pengalaman tersebut diungkapkan oleh penyerang Strilingshire saat itu, Bobby McCulley.

    "Sebelumnya saya tidak pernah takut kepada siapa pun, tapi Ferguson, dia adalah pria yang sangat menakutkan sejak pertama kali kami bertemu," ujar McCulley.

    Akan tetapi, Ferguson hanya bertahan selama empat bulan mengarsiteki Stirlingshire karena ada klub yang ingin menjadikannya sebagai manajer full-time, Saint Miren.

    -Karier Manajer Profesional Pertama-
    Keputusan untuk pindah ke Saint Miren yang pada saat itu berkompetisi di Divisi Dua Liga Skotlandia ternyata jadi pilihan tepat untuk manajer yang terkenal doyan minum anggur ini. Bersama St Miren, Ferguson pun menjalani karier profesional pertamanya sebagai manajer.

    Foto Fergie di Miren :


    Mengarsiteki klub berjuluk The Buddies jadi tonggak sejarah pribadi Ferguson untuk memantapkan posisinya sebagai manajer yang patut diperhitungkan di Skotlandia, dan menjadi kunci untuknya merebut perhatian persepakbolaan Eropa. Ferguson membutuhkan tiga musim untuk bisa meraih kesuksesannya bersama St Miren.

    Perlahan tapi pasti, setelah musim pertamanya berjalan mulus, Ferguson yang menggantikan Jock Stein, akhirnya muncul sebagai manajer jawara dengan membawa St Miren menjadi juara Divisi Dua Liga Skotlandia di akhir musim 1976-1977. Ferguson berhasil membawa St Miren meraih gelar juara dengan memaksimalkan potensi pemainnya yang rata-rata berusia 19 tahun, seperti Billy Stark, Tony Fitzpatrick, Lex Richardson, Frank McGarvey, Bobby Reid, dan Peter Weir.

    Kesuksesan Ferguson membawa St Miren ke Liga Premier Skotlandia berbuah manis. Ada salah satu klub elite Skotlandia Aberdeen yang menunjuknya untuk menggantikan posisi Billy McNeill setelah empat musim menangani St Miren. Tawaran itu sulit untuk ditolak. Kesuksesan yang lebih besar pun menunggu Ferguson bersama Aberdeen.

    -Menggenggam Eropa untuk Kali Pertama-
    Ferguson tak bisa melupakan penggalan kisah hidupnya di tahun 1978. Bagaimana mungkin mampu melupakan? Di pengujung tahun itu, Fergie ingat benar dengan sadar melangkahkan kakinya ke Stadion Pittodrie yang menjadi markas Aberdeen klub barunya. St Miren telah ditinggalkannya di belakang masa lalunya.

    Sebagai pelatih muda yang kala itu masih berusia 37 tahun, jelas tak mudah mengarsiteki klub besar sekelas Aberdeen yang berjuluk The Dons di Skotlandia. Namun semangat dan cita-citanya yang tinggi untuk menggenggam dan menguasai sepakbola Eropa terus membara di dalam hati.

    Namun, perjalanan Ferguson bersama Aberdeen memang tidaklah mudah. Di musim pertamannya 1978-1979, Fergie hanya bisa membawa Aberdeen menyelesaikan Liga Premier Skotlandia di peringkat keempat dengan 40 poin. Sementara, yang bertengger di puncak klasemen ketika itu Celtic dengan 48 poin. Meski hanya mampu berada di posisi ke-4, tapi Aberdeen lolos ke babak putaran pertama Liga Europa yang pada masa itu masih dikenal dengan sebutan Piala UEFA atau UEFA Cup. Ajang itulah yang menjadi kiprah pertama Fergie di kompetisi Eropa.

    Nasib Fergie masih kurang beruntung. Aberdeen langsung tersingkir di babak pertama setelah ditaklukkan Eintracht Francfurt dengan agregat skor 1-2.

    Kekalahan itu rupanya justru mencambuk Fergie untuk berbuat lebih baik lagi. Pria asal kota kecil Govan di kawasan pelabuhan Glasgow itu mempermak penampilan skuatnya terutama di saat bursa transfer musim panas 1979 tiba. Pemainnya seperti bintang Aberdeen waktu itu Jim Leighton, Willie Miller, Alex McLeish, dan Gordon Strachan lebih dimaksimalkan lagi kemampuannya. Keputusan untuk menggelontorkan dana besar ternyata berbuah kesuksesan.

    Di musim 1979-1980, Ferguson dan skuat baru Aberdeen akhirnya meraih gelar juara Liga Premier Skotlandia. Aberdeen juara dengan total poin 48, satu poin lebih banyak dari Celtic yang berada di posisi kedua. Aberdeen pun berkesempatan untuk berlaga di Liga Champions yang pada saat itu masih disebut Piala Eropa atau European Cup di musim 1980-1981. Sayangnya, Aberdeen kembali gagal bersaing karena kalah dari Liverpool dengan agregat skor 0-5 di putaran kedua.

    Selain gagal di kancah Eropa, penampilan Aberdeen di Liga Premier Skotlandia pun melempem. Tak hanya itu, Fergie juga gagal membawa Aberdeen mempertahankan gelar juaranya yang direbut pesaing utamanya Celtic. Sang jawara saat itu hanya unggul dua poin di akhir musim kompetisi dengan 55 poin pada musim 1980-1981. Ternyata kegagalan Ferguson membawa Aberdeen kembali berulang pada musim berikutnya, 1981-1982. Memang tak seluruhnya kerja keras Ferguson berbuah kegagalan. Fergie masih terobati dengan raihan gelar juara di ajang Piala Skotlandia 1981-1982.

    Pepatah lama yang mengatakan 'Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda' terbukti kebenarannya. Alexander Chapman Ferguson sendiri yang telah membuktikannya.

    Sebagai pemegang gelar juara Piala Skotlandia, Aberdeen berhak tampil di ajang Piala Winner UEFA 1982-1983. Mendapati dirinya tampil di Piala Winner, Ferguson seolah tidak menghiraukan Liga Premier Skotlandia yang gagal di menangkannya. Ferguson secara mengejutkan berhasil memenuhi headline media Eropa usai membawa Aberdeen meraih gelar juara Piala Winner. Gelar Eropa pertama Ferguson itu berhasil diraih setelah mengalahkan Real Madrid, 11 Mei 1983, dengan skor 2-1.

    Foto Fergie memenangi Piala Winner :


    Kesuksesan Aberdeen di Eropa pun kembali berlanjut ketika mereka tampil di Piala Super Eropa 1983. Ketika itu, Aberdeen mampu mempecundangi juara European Cup, Hamburg SV, dengan skor 0-2 di Volksparkstadion, 22 November 1983.

    Foto Aberdeen Memenangi Piala Super Eropa :


    Dua kesuksesan di Eropa membuat Ferguson dan Aberdeen semakin percaya diri untuk tampil di musim 1983-1984, yang ketika itu skuat asuhannya tampil menjadi juara Liga Premier Skotlandia untuk ketigakalinya. Selain itu, Aberdeen pun berhasil meraih gelar Piala Skotlandia 1984. Ferguson mampu mempertahankan gelar juara Liga Premier Skotlandia di musim berikutnya.

    Sayangnya, di musim terakhirnya bersama Aberdeen 1985-1986, Ferguson gagal mempertahankan gelarnya, dan hanya bisa menyumbangkan gelar juara Piala Skotlandia serta Piala Liga Skotlandia. Tapi walau gagal mempertahankan gelar juara, Ferguson berhasil menarik perhatian klub besar asal Liga Premier Inggris, Manchester United.

    MU yang kepincut dengan kemampuan Ferguson, lalu memboyong pria Skotlandia berusia 45 tahun tersebut. Bersama klub berjuluk The Red Devils itu Fergie mendapat tantangan yang lebih besar.

    FERGUSON DI MANCHESTER UNITED :

    -Awal Yang Buruk Bersama Manchester United 1986-87-
    Setelah sukses menaklukkan Eropa bersama Aberdeen dengan meraih Piala Winner UEFA 1982-1983 dan Piala Super UEFA 1983, nama Alex Ferguson pun muncul menjadi manajer papan atas di daratan Eropa. Banyak klub yang mengincar Ferguson yang pada saat itu masih berusia 44 tahun. Di usianya yang masih muda untuk jabatan manajer, nama Ferguson ternyata dilirik oleh klub raksasa asal Liga Inggris, Manchester United.

    Foto Fergie pertama kali ke MU :


    Foto Fergie Konferensi pers pertama di Old Trafford bersama petinggi klub, Martin Edwards :


    September 1986, MU yang paceklik gol selama 19 tahun, sejak kesuksesan mereka di musim 1966-1967, memutuskan untuk menunjuk Ferguson. Fergie ditunjuk MU untuk menggantikan Ron Atkinson yang menjadi manajer keenam MU setelah mendiang Sir Matt Busby yang menukangi MU selama 24 tahun (1945-1969). Kepercayaan yang diberikan MU untuk Ferguson pastinya akan menjadi beban berat untuk manajer semuda Ferguson karena harus mengarsiteki sebuah klub dengan catatan sejarah yang gemilang.

    Tidaklah mudah bagi Ferguson mengawali kariernya bersama klub yang telah ada sejak 1878 itu. Buktinya, Ferguson mendapatkan hasil buruk sejak pertandingan pertamanya. Dengan bermodalkan pemain seperti Peter Barnes, Kevin Moran, Peter Davenport, Chris Turner, Mike Duxbury, Arthur Albiston, Paul McGrath, Graeme Hogg, Clayton Blackmore, Remi Moses, dan Frank Stapleston, serta satu pemain pengganti yakni Jesper Olsen, Ferguson menjalani debut pertamanya melawan Oxford United, 8 November 1986.

    Foto Fergie saat pertandingan pertama di MU :




    Ferguson mengawali perjalanan dengan pengalaman pahit di Liga Inggris yang amat kompetitif. Pertandingan debutnya berakhir dengan kekalahan 2-0 atas klub underdog, Oxford United. Diikuti oleh hasil imbang 0-0 7 hari berikutnya melawan Norwich City. Kemenangan pertama United dibawah asuhan Fergie hadir pada 22 November 1986 ketika Red Devils mengalahkan Queens Park Rangers 1–0 di Old Trafford. Selain itu Fergie juga berhasil memenangkan pertandingan tandang satu-satunya yang mereka raih musim itu. Yang istimewa, lawan mereka adalah rival abadi United, Liverpool pada Boxing Day, hal yang mana telah dijanjikan oleh Fergie ketika konferensi pers pertamanya sebagai manajer United yaitu "akan menggantikan Liverpool sebagai klub Inggris paling dominan mulai saat ini". Dalam musim perdananya di United, Fergie membawa MU duduk di peringkat 11, setelah sebelumnya mereka sempat terdampar di peringkat 21.

    -Musim 1987/88-
    Musim berikutnya Ferguson mendatangkan beberapa pemain baru untuk membela United. Mereka adalah Steve Bruce, Viv Anderson, Brian McClair dan kiper Jim Leighton. Dengan tambahan pemain-pemain baru ia meraih posisi 2 dibelakang Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris.

    -Musim 1988/89-
    Musim 1988/89 Ferguson kembali mendatangkan pemain baru, kali ini Mark Hughes yang kembali bergabung dengan United setelah penampilan mengecewakan selama 2 tahun di FC Barcelona. United diunggulkan untuk menjadi juara pada musim itu namun penampilan mereka mengecewakan dan akhirnya kembali terdampar di posisi 11 pada klasemen akhir. Pada awal musim, United tampil dalam partai persahabatan melawan tim nasional Bermuda dan Somerset County dimana Fergie turun sebagai salah satu pemain saat laga melawan Somerset. Ini merupakan satu-satunya penampilan Fergie berseragam ***** Merah dalam pertandingan.

    -Musim 1989/90-
    Musim 1989/90, Ferguson kembali mendatangkan pemain baru ; Paul Ince, Mike Phelan, Neil Webb dan bek Gary Pallister. Pada awal musim United berhadapan dengan juara bertahan Arsenal dimana ***** Merah berhasil menang 4-1 namun performa United menurun dan setelah kekalahan memalukan 5-1 dari rival sekota Manchester City, spanduk yang meminta Fergie untuk mundur mulai bermunculan di Old Trafford. Fergie sendiri menggambarkan bulan Desember 1989 adalah "masa-masa tergelap selama kariernya dalam dunia sepak bola" dimana United manjadi salah satu calon klub yang akan mengalami degradasi dari Liga Inggris. Namun, perkembangan yang signifikan berhasil diberikan oleh Ferguson. Dengan meraih 23 kemenangan, 12 kali imbang, dan lima kekalahan, MU akhirnya mengakhiri musim kompetisi 1987-1988 dengan berada di posisi kedua dengan 81 poin, Sembilan poin tertinggal dari Liverpool yang menjadi juara Liga Inggris pada saat itu.

    Foto Poster agar Fergie hampir didepak dari MU :


    Dewan direktur klub tetap mempercayai Fergie sebagai manajer. Mereka bisa mentoleransi penampilan buruk klub karena beberapa pemain kunci cedera dan mereka juga puas atas peran serta Ferguson yang mengubah sistem pelatihan dan pencarian bakat di United. Kepercayaan dewan direksi klub dijawab Ferguson dengan kemenangan 1–0 pada final replay Piala FA melawan Crystal Palace yang saat itu diperkuat oleh Ian Wright. Raihan trofi ini adalah yang pertama untuk Fergie selama menangani United dan disebut-sebut sebagai trofi penyelamat kariernya di MU.

    Foto Trofi Piala FA, trofi pertama Fergie untuk United :


    -Musim 1990/91-
    Pada awal musim 1990/91 Fergie mendatangkan kiper asing dari Denmark, Peter Schmeichel untuk mengawal gawang United dan Andrei Kanchelskis untuk mengisi pos sayap kanan. Raihan trofi pertama membuat para fans berharap banyak pada musim berikutnya, dimana sekali lagi United menghadirkan performa impresif ketika mengalahkan Arsenal di Highbury, 6-2. Namun performa yang kurang konsisten membuat United menderita kekalahan dari klub gurem Sunderland, Liverpool juga mengalahkan mereka 4-0 di stadion Anfield diikuti kekalahan dari klub sekota Liverpool, Everton di Old Trafford, 2-0. Kekalahan melawan Everton ini merupakan debut dari sayap kiri muda yang fenomenal, Ryan Giggs di tim utama setelah dipromosikan oleh Fergie dari skuat junior mereka. Performa inkonsisten mereka di Liga Inggris ternyata tidak berpengaruh pada penampilan mereka dalam ajang eropa. United melaju hingga partai final yang mempertemukan mereka dengan FC Barcelona dalam ajang Piala Winners dimana ***** Merah mengalahkan wakil Spanyol itu 2-1.

    Foto Juara Winners Cup :


    Musim 1991/92-
    Sayangnya United kembali mengalami kegagalan pada musim berikutnya, walaupun sukses dalam ajang Piala Liga dan Piala Super Eropa, United gagal mempertahankan performa mereka dalam kompetisi domestik.

    -Musim 1992/93-
    Setelah gagal merekrut Alan Shearer, United mendatangkan penyerang Dion Dublin pada musim panas 1992. Penampilan sayap kiri muda Ryan Giggs semakin impresif setelah Fergie melepas Lee Sharpe, yang berposisi sama dengan Giggs, pada musim 1990/91. Dengan skuat yang ada saat itu, fans United mulai yakin akan performa ***** Merah dalam meraih trofi pertama mereka sejak musim 1966/67. Setelah performa buruk pada paruh pertama musim (peringkat 10 dari 22 klub), Fergie mendatangkan pemain baru pada Januari 1993, Eric Cantona (yang menjuarai Liga Inggris musim sebelumnya bersama rival United, Leeds United) sebesar £1.2 Juta. Penampilan Cantona bersama Mark Hughes di lini depan dan mental juaranya yang kental, langsung berimbas pada performa United secara keseluruhan yang langsung melejit memuncaki daftar klasemen dengan keunggulan 10 poin dari peringkat 2 Aston Villa dan akhirnya menjadi juara Liga Premier Inggris yang pertama kalinya. Ini juga trofi Liga Inggris yang ke 8 sepanjang sejarah klub dan menjadi trofi Liga pertama untuk Fergie sejak ia datang sebagai manajer United pada 1986.

    Foto Fergie meraih juara Liga Premier pertama :




    -Musim 1993/94-
    Musim 1993/94 Ferguson memperkuat skuat United dengan mendatangkan gelandang emosional, Roy Keane dari Nottingham Forest sebesar £3.75 juta sebagai calon pengganti kapten United saat itu, Bryan Robson yang mulai memasuki masa pensiun. United langsung memimpin klasemen liga dari awal musim sampai akhir musim 1993/94. Cantona menjadi pencetak gol terbanyak dengan 25 gol. (Walaupun 2 kali terkena kartu merah dalam jangka waktu 5 hari). Fergie juga memimpin United tampil dalam final ajang Piala FA dengan mengalahkan Chelsea 4-0. Ini merupakan gelar double pertama di United setelah dulu pernah mencapai prestasi serupa di Aberdeen.

    Foto Sir Alex Ferguson and Sir Bobby Charlton flank Mark Hughes on the day Manchester United lifted the 1993/94 Premier League title :


    -Musim 1994/95-
    Musim 1994/95 merupakan ujian berat bagi Fergie, karena Cantona harus absen selama 8 bulan karena menendang seorang suporter Crystal Palace di Selhurst Park, kandang Palace. Selain larangan tampil selama 8 bulan, Cantona juga mendekam di penjara selama 12 hari dan harus menjalankan tugas sosial selama 120 jam. Untuk mengisi posisi Cantona, maka United mentransfer Andy Cole dari Newcastle United sebesar £7 juta plus Keith Gillespie untuk Newcastle. Selain itu musim ini juga menjadi musim debut para pemain muda dari skuat 1992 yang menjuarai Piala FA Junior : Paul Scholes, Gary Neville, Nicky Butt dan David Beckham setelah sebelumnya Ryan Giggs (yang berpromosi dari skuat 92) telah mendapat tempat reguler dalam tim inti United. Namun United gagal mempertahankan gelar juara setelah imbang 1-1 melawan West Ham United pada pertandingan terakhir musim itu. Fergie juga gagal dalam final Piala FA dari Everton 1–0.

    -Musim 1995/1996-
    Fergie mengejutkan para fans dengan melepas beberapa pemain inti United. Paul Ince di transfer ke Inter Milan sebesar £7.5 juta, diikuti oleh Mark Hughes yang dilepas ke Chelsea sebesar £1.5 juta dan terakhir Andrei Kanchelskis ke Everton. Pertandingan pertama United membuat dugaan media dan fans mereka seperti terbukti, kalah oleh Aston Villa 3-1, United dicap "tidak akan memenangkan apapun dengan skuat belia". Para pemain belia itu menunjukkan bukti sebaliknya dengan memenangkan 5 pertandingan berturut-turut, termasuk membalaskan dendam kepada Everton, 3-2 setelah gagal dalam final Piala FA dan menang 2-1 atas juara bertahan yang terpuruk di dasar klasemen, Blackburn Rovers. Pada Desember 1995, kembalinya Cantona memperbaiki performa United di liga, dimana mereka tertinggal 10 poin dari kandidat juara, Newcastle United. Sampai pada Januari 1996 jarak poin itu pun mengecil dengan hanya selisih 1 poin saja setelah ***** Merah menang pada pertandingan tandang 1–0 melawan sesama kandidat juara, Newcastle. Pada akhir musim pasukan belia United sukses meraih gelar juara Liga Inggris setelah menuntaskan perlawan Middlesbrough yang dimanajeri mantan kapten United, Bryan Robson 3-0. Fergie juga meraih gelar Piala FA mengalahkan Liverpool 1–0, lewat gol Cantona.

    Foto Manchester United manager Alex Ferguson proudly displays the FA Cup (left) and the Carling Premiership trophies as he arrives at Manchester’s Victoria Station.


    -Musim 1996/1997-
    Fergie mendatangkan seorang penyerang belia dari Norwegia, Ole Gunnar Solskjaer yang akhirnya secara mengejutkan menjadi top skorer klub pada akhir musim serta seorang bek bernama Ronny Johnsen. Awal musim dimulai lewat penampilan impresif gelandang kanan dari United, David Beckham, yang memakai kostum no. 10 milik Mark Hughes, lewat gol dari tengah lapangan melawan Wimbledon. United menang 2-0. ***** Merah kembali berhasil meraih gelar juara Liga Premier Inggris ke 4 mereka dalam 5 musim, menegaskan dominasi United dalam ajang Liga Premier Inggris. Dalam pertandingan di kancah Liga Champions mereka berhasil mencapai semfinal sebelum dikalahkan oleh wakil Jerman, Borussia Dortmund yang akhirnya menjadi juara pada musim itu. Pada akhir musim ini, Eric Cantona, kapten United saat itu, mengumumkan pengunduran dirinya sebagai pemain dengan alasan sudah kehilangan motivasi dan gairah dalam bermain sepak bola. Jabatan sebagai kapten United saat itu dialihkan kepada gelandang emosional, Roy Keane sementara kiper Peter Schmeichel sebagai wakil kapten. Nomor kostum 7 milik Cantona diserahkan kepada David Beckham yang saat itu mulai menanjak performa dan popularitasnya bersama United.

    Foto Ferguson and Kidd were later to celebrate United’s fourth Premier League title, May 1997



    -Musim 1997/1998-
    Mengawali musim 1997/98 dengan skuat belia yang makin matang, Fergie menambah kedalaman skuat dengan mentransfer penyerang Inggris, Teddy Sheringham, yang memakai kostum no. 10 milik Beckham, untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Cantona dan bek Henning Berg dari Norwegia. Musim ini berakhir dengan kegagalan bagi United dalam semua ajang.

    -Puncak Kejayaan Musim 1998/1999-
    Pada musim panas 1998, Fergie kembali mentransfer seorang penyerang, Dwight Yorke dari Aston Villa, bek tangguh dari Belanda, Jaap Stam dan winger serba bisa Jesper Blomqvist dengan total nilai transfer mencapai hampir £30 juta. Dengan kedalaman skuat United mereka, ***** Merah mencapai kesuksesan mereka pada musim ini dengan raihan 3 trofi juara dalam semusim (dikenal dengan nama "The Treble") lewat beberapa pertandingan yang meguras emosi Fergie. Pertama adalah saat United berhadapan dengan Juventus di semi final Liga Champion. Menit-menit awal merupakan mimpi buruk bagi United ketika Juve unggul dengan 2-0, namun lewat penampilan heroik sang kapten United, Roy Keane, ***** Merah berhasil membalikkan keadaan dengan unggul 3-2 dan melaju ke final pertama mereka di ajang Liga Champion sejak tahun 1968. Keane sendiri, bersama Paul Scholes, gagal tampil dalam laga final melawan Bayern München. Pada ajang semifinal Piala FA, Keane dikartu merah saat melawan rival domestik United, Arsenal dan menyebabkan pinalti pada menit-menit akhir laga. Peter Schmeichel kemudian tampil sebagai pahlawan dengan menghadang pinalti tersebut dan Ryan Giggs mencetak gol sensasional penutup laga setelah sendirian ia mendribel bola melewati sebagian pemain Arsenal. United kemudian memenangkan final Piala FA setelah mengalahkan Newcastle United lewat gol Sheringham dan Scholes, 2-0. Sebelum Final Piala FA Fergie telah memastikan diri sebagai Juara Liga Inggris. Laga final Liga Champion diawali lewat gol Bayern München pada menit-menit awal. Pada saat turun minum, Fergie memompa semangat skuatnya dan memasukkan dua penyerang, Sheringham dan Solskjaer untuk mengejar ketinggalan dari Bayern. Pilihan Fergie terbukti jitu, saat laga memasuki 3 menit tambahan (injury time), Beckham melambungkan bola dari sepak pojok yang kemudian disambar oleh Teddy Sheringham, 1-1. Bayern yang dalam tekanan hebat dari United kembali terkena sepak pojok, yang kembali diambil oleh Beckham. Bola lambung dari Beckham kali ini diarahkan ke mulut gawang Bayern yang dijaga oleh Oliver Kahn, yang tidak mengantisipasi pergerakan Solskjaer di depan gawangnya. Umpan itu pun disontek pelan oleh Solskjaer ke dalam gawang Bayern sehingga membalikkan keadaan menjadi 2-1 pada menit tambahan ke 3. Pita merah-hitam yang melambangkan warna seragam Bayern, yang telah melilit Piala Liga Champion pun diganti oleh warna merah-putih, warna kebesaran Manchester United. Pada akhir musim Alex Ferguson dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris, namanya pun resmi menjadi Sir Alex Ferguson.[10]. Musim ini juga menjadi musim terakhir bagi Peter Schmeichel di United, ia memilih pindah ke klub liga Portugal, Sporting Lisbon. Fergie kemudian mengambil Mark Bosnich dari Aston Villa untuk menggantikan posisi Schmeichel.

    Foto Alex Ferguson & The Treble


    Foto Alex Ferguson becomes Sir Alex Ferguson after picking up his knighthood from the Queen at Buckingham Palace, July 1999



    -Musim 1999/00-
    Dominasi United bersama Fergie semakin terlihat di klasemen akhir Liga Inggris, dimana ***** Merah unggul jauh atas rival mereka dengan 18 poin. Pada Desember 1999 United meraih trofi Piala Toyota mereka yang pertama dalam sejarah klub dengan mengalahkan Palmeiras di final. Giggs keluar sebagai pemain United pertama yang meraih gelar pemain terbaik pada ajang ini. Kepiwaian Fergie dalam mengembangkan United sebagai merek global tutur mendongkrak performa klub pada ajang kompetisi. Hal ini membuat United menjadi magnet bagi pesepak bola terbaik dunia untuk bergabung di Old Trafford. Pada akhir musim Fergie mendatangkan Ruud van Nistelrooy dari PSV Eindhoven seharga £18 juta, rekor pembelian pemain bagi klub Inggris saat itu, namun karena cedera maka United menunda kedatangan Nistelrooy setahun berikutnya. Fabien Barthez juga didatangkan dari AS Monaco senilai £7.8 juta, menjadikannya sebagai kiper termahal dunia saat itu. Barthez menggantikan posisi Bosnich dan Massimo Taibi sebagai kiper yang tampil buruk sepanjang musim. Performa United pada Liga Champion menemui kegagalan setelah kalah pada perempat final oleh Real Madrid.

    -Musim 2000/01-
    Musim 2000/01 diakhiri United dengan raihan Liga Premier Inggris untuk yang ketiga kalinya secara beruntun. Fergie jelas menjadi figur penting dalam raihan trofi United selama 3 musim terakhir. Namun performa United pada Liga Champion menemui kegagalan setelah kalah pada perempat final oleh Bayern München. Pada akhir musim 2000/01 United mentransfer Juan Sebastián Verón dari Lazio senilai £28.1 juta. Verón menjadi pemain termahal yang pernah dibeli oleh Fergie saat itu.Ia bergabung bersama dengan van Nistelrooy yang telah sembuh dari cederanya tahun lalu.

    Foto Manchester United manager Sir Alex Ferguson is applauded by his captain Roy Keane, as he lifts the FA Carling Premiership trophy after the FA Premiership match against Derby County at OId Trafford, Manchester.


    -Musim 2001/02 Membangun kembali dan transisi-
    Pada awal musim 2001/02 diwarnai dengan penjualan kontroversial bek Jaap Stam ke Lazio seharga £16 juta, yang mana membuat keseimbangan skuat Fergie terganggu. Absennya Stam di lini belakang United tidak mampu ditutupi oleh bek United lainnya dan keputusan ini pun disesali kemudian oleh Ferguson yang kerepotan mencari suksesor sang bek. Performa United menukik tajam dengan menempati peringkat 9 pada paruh musim. Performa United membaik seiring bergabungnya bek tua (36 tahun) Laurent Blanc dari Inter Milan pada Januari 2002 dan United pun menang dalam 8 laga Liga sehingga melaju ke peringkat atas Klasemen Liga. Namun hasil tersebut hanya bisa membawa United berakhir di peringkat 3 klasemen. Musim ini pun seharusnya menjadi musim terakhir Fergie menangani United karena faktor usia dan penurunan prestasi. Namun Fergie membatalkan niatnya unutk mundur dan tetap menangani United untuk 3 tahun ke depan. Pada akhir musim Fergie mencetak rekor pembeliannya selama menangani United dengan merekrut bek Tim Nasional Inggris, Rio Ferdinand sebesar £30 juta dari rival mereka Leeds United dan menjadikannya sebagai bek termahal dunia saat itu. Ferguson juga menunjuk Carlos Queiroz sebagai asisten manajer bagi United.

    -Musim 2002/03-
    Musim 2002/03 dimana United berhasil menjadi juara Liga, dimana 2 bulan sebelum liga berhasil mereka tertinggal 8 angka dari kandidat juara Arsenal. Namun lewat penampilan tak terkalahkan sejak Desember, United berhasil meraih trofi juara Liga Inggris. Fergie sendiri sangat puas atas raihan trofi juara 2002/03 ini, karena kritikan tajam kepada Fergie sebelum awal musim yang dituduh telah kehilangan ambisi dalam menangani United. Pada akhir musim ini, Fergie secara mengejutkan melepas gelandang kanan United, David Beckham ke klub Spanyol, Real Madrid sebesar 35 juta Euro, menyusul insiden dimana Fergie, yang sedang mengamuk pada istirahat babak pertama ketika United berjumpa Arsenal dalam ajang Piala FA, secara tak sengaja menendang sepatu sehingga melukai pelipis kanan Beckham.

    Foto Ryan Giggs and Sir Alex Ferguson celebrate winning their eighth title for the club. Barclaycard Premiership Champions 2002/03, Carrington Training Ground, Carrington, Manchester, 06/05/2003.


    -Musim 2003/04 sampai Musim 2005/06-
    Untuk mengisi posisi Beckham, Fergie secara tak terduga mentransfer seorang anak muda berbakat dari Sporting Lisbon, Cristiano Ronaldo sebesar £12.24 juta. Menjadikannya orang Portugal pertama yang bermain untuk United. Ia juga diberikan seragam no. 7 yang dulu dipakai oleh para legenda klub, seperti Beckham, Cantona dan George Best. Bulan Januari Fergie kembali mendatangkan penyerang Louis Saha unutk menggantikan posisi Solskjaer yang cedera. Musim itu berakhir dengan kegagalan United pada Liga Inggris dengan menempati posisi 3 klasemen akhir. Pada ajang Liga Champion United juga mengalami kegagalan di tangan FC Porto yang saat itu ditangani oleh Jose Mourinho. Pada akhir musim itu Fergie berhasil mentransfer bintang muda Inggris, Wayne Rooney dari Everton senilai £20 juta. Rooney menjadi target transfer sejumlah klub besar Eropa tapi Fergie berhasil meyakinkan Rooney unutk bergabung bersamanya di United. Tapi absennya penyerang utama, van Nistelrooy membuat ***** Merah finish di peringkat 3 selama 3 tahun beruntun. Pada akhir musim ini, Malcolm Glazer berhasil menguasai saham mayoritas dari Manchester United, hal ini mengundang gelombang protes dari para fans United yang khawatir biaya transfer pemain untuk United menjadi terbatas. Pada awal musim ini Fergie mendatangkan kiper sarat pengalaman, Edwin van der Sar dari Fulham dan gelandang serba bisa Park Ji Sung yang di transfer dari PSV. Musim ini merupakan musim transisi dari United, pada November 2005 Roy Keane memutuskan unutk hengkang dari United dab bergabung dengan Glasgow Celtic. Akibatnya United gagal melaju dari babak play-off Liga Champion. Nemanja Vidić dan Patrice Evra bergabung dengan skuat United pada bulan Januari 2006 dan Fergie berhasil membawa United menjadi runner-up Liga Inggris dibawah Chelsea dan menjuarai Piala Liga Inggris. Masa depan van Nistelrooy di United meenjadi tak menentu, terutama karena performa Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney yang sudah mendapat tempat utama di skuat Fergie. Pada akhir musim van Nistelrooy pindah ke Real Madrid.

    -Musim 2006/07-
    Awal musim 2006/07 menjadi suatu ujian bagi sisi manajerial Fergie. 2 orang pemain utamanya Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney terlibat perselisihan pada ajang Piala Dunia 2006. Insiden itu membuat rumor soal kepergian Ronaldo dari United makin membesar. Namun Fergie berhasil membujuknya agar bertahan di United dan mendamaikan kedua orang itu. Keberhasilan Fergie meredam emosi keduanya menjadi bahan bakar utama skuat United dalam menjalani awal musim baru. Kepergian Roy Keane pada November 2006, membuat Fergie mengincar gelandang Tottenham Hotspur, Michael Carrick. Dan pada awal musim Carrick resmi bergabung dengan skuat ***** Merah dengan nilai transfer £14 juta. Awal musim berlangsung baik bagi United yang untuk pertama kalinya memenangkan 4 pertandingan liga secara beruntun. Sekali lagi Fergie membuktikan dirinya sebagai master dalam mendatangkan pemain yang cocok dengan skema permainan yang diinginkan. Hasil transfer pada Januari 2006 berperan besar atas pencapaian United, mereka membentuk lini belakang solid bersama dengan kiper Edwin van der Sar, Rio Ferdinand dan kapten Gary Neville. Sementara Carrick menghadirkan stabilitas permainan di lapangan tengah, bahu membahu dengan Ronaldo, Giggs, Park Ji Sung dan Scholes menyokong Rooney di lini depan. Pada akhir musim United tidak terkejar dan mengamankan gelar juara Liga Inggris. Pada ajang Eropa, Fergie mengantarkan United mencapai semifinal dengan mencetak rekor kemenangan atas AS Roma 7-1 pada laga perempat final di Old Trafford. Pada laga semifinal United kalah dari AC Milan dengan agregat 3-5 setelah unggul 3-2 di Old Trafford. Walaupun begitu hasil ini merupakan tanda kebangkitan dari ***** Merah setelah beberapa tahun belakangan kalah bersaing dari Arsenal, Liverpool dan Chelsea.

    -Musim 2007/08 Kedua Liga Champions Eropa-
    Awal musim 2007/08, Fergie kembali mendatangkan pemain untuk memperkuat skuatnya. gelandang bertahan Owen Hargreaves yang sukses bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia 2006,sayap serba bisa Nani dari Portugal, gelandang serang Anderson dari Brasil dan penyerang Carlos Tevez resmi bergabung dengan Fergie di Old Trafford. Dengan kedalaman skuatnya, Fergie mengincar pencapaian gelar Eropa kedua bersama ***** Merah. Namun harapan Fergie sepertinya akan terbang seiring dengan performa dibawah standar United yang hanya meraih hasil imbang dalam 2 laga awal serta kalah 0-1 dari rival sekota Manchester City. Namun Fergie berhasil memotivasi skuatnya dan penampilan United sonta berubah drastis menjadi kompetitor dalam meraih gelar juara Liga Inggris bersama Arsenal dan Chelsea. Musim ini juga merupakan musim terbaik dari Cristiano Ronaldo yang secara luar biasa mencetak 42 gol dalam semua ajang yang diikuti oleh United, meraih trofi Sepatu Emas sebagai top-scorer Eropa, top-scorer Liga Inggris (35 gol) dan menjadi kandidat Pemain Terbaik Dunia FIFA. Pada akhir musim, Fergie kembali tampil di Final Liga Champion berhadapan dengan Chelsea, Ronaldo membawa United unggul 1–0 pada babak pertama sebelum disamakan oleh Chelsea pada babak kedua. Lewat drama adu pinalti, Fergie sukses memenangkan gelar Liga Champion keduanya sepanjang kariernya sebagai manajer. Fergie juga berhasil membawa United meraih trofi Piala Dunia Antarklub yang pertama bagi United. Pada akhir musim ini Fergie mengumumkan dirinya akan mundur dari jabatan manajer Manchester United pada tahun 2011, sesuatu yang kemudian diralatnya sendiri dengan mengatakan akan terus menjadi menajer United selama fisiknya masih memungkinkan.

    Gelar ganda :




    -Musim 2008/09-
    Fergie kembali meraih trofi juara Liga Inggris untuk ke 11 kalinya dan mengantar United menyamai rekor Liverpool yang telah menjuarai Liga Inggris 18 kali. Akhir musim 2008/09 juga menjadi musim terakhir bagi Cristiano Ronaldo yang pindah ke Real Madrid dengan rekor transfer dunia sampai saat ini, £80 juta. Menjadikannya pemain termahal yang pernah dijual Fergie selama kariernya sebagai menejer klub.



    -Musim 2009/10 sampai 2011-2012-
    MU sempat gagal meraih gelar juara di musim 2009-2010 dan hanya bisa meraih Piala Liga, akan tetapi semusim berikutnya, MU meraih gelar juara Liga Premier 2010-2011. Akan tetapi kembali terjerembab ke peringkat kedua di musim 2011-2012 setelah dikalahkan tetangga mereka, Manchester City, dengan poin yang sama, 89 poin. Sialnya, MU harus kalah karena selisih gol yang lebih sedikit dibanding MU.

    -2012-2013 Pensiun-
    Sakit hati dikalahkan City, Ferguson menggebrak bursa transfer musim panas 2012. Ferguson tidak segan-segan membajak penyerang dari Arsenal, Robin van Persie. Keputusan Ferguson sangat tepat, sebab kehadiran Van Persie berhasil mendongkrak penampilan MU di musim 2012-2013. Dengan lebih dari selusin gol yang dicetak Van Persie, MU tampil berhasil menjadi juara Liga Premier untuk yang ke-20 kali, dan menjadi yang ke-13 untuk Ferguson.

    Tigabelas gelar yang diraih Ferguson membuatnya dinobatkan menjadi manajer paling sukses di sepanjang Liga Premier. Dengan 13 gelar itu pula Ferguson membuat MU kokoh berdiri dengan status sebagai klub bergelar juara Liga Premier terbanyak, dua trofi lebih banyak dari Liverpool.
    Setelah membukukan gelar ke-13 dan 26 tahun memanajeri MU, secara mengejutkan Ferguson memutuskan untuk pensiun sebagai manajer MU di akhir musim yang lalu. Ferguson pun langsung mencari suksesornya, dan menunjuk David Moyes. Gaung bersambut, Moyes setuju untuk menggantikan posisi Ferguson. Era baru untuk MU pun datang seiring dengan kehadiran Moyes di Old Trafford.




    SISI LAIN FERGIE :
    -25 Years United : Sir Alex Ferguson-
    Monumental 25 tahun perjalanan karir gemilang Sir Alex bersama ***** Merah akhirnya ditandai dengan pemberian nama Tribun Utara Stadion Old Trafford menjadi namanya yakni Sir Alex Ferguson Stand. Fergie juga dihadiahi sebuah patung dirinya di halaman depan Old Trafford untuk bersanding dengan patung Sir Matt Busby dan patung United Trinity, Bobby Charlton - GeogeBest - Dennis Law. Sepertinya, tak menutup kemungkinan juga nama stadion Old Trafford kelak akan berganti menjadi namanya di kemudian hari.

    David Gill, Chief Excecutive Officer Manchester United menyebutkan bahwa Fergie memang sangat layak untuk mendapat penghargaan seperti ini:

    “Sir Alex’s contribution to United has been immense and the magnificent stadium we have here at Old Trafford is a testament to his ability and success. The Board felt it right to take this unique step, as well as to commission Philip Jackson to create a statue to go alongside his other great pieces here of Sir Matt and the United Trinity (Best, Law, Charlton). These tributes are made with the grateful thanks of the owners, board, staff, players and fans of Manchester United, for the great pleasure Sir Alex has brought us all over a quarter of a century.” - David Gill

    Dua puluh lima tahun bukan waktu yang sebentar bagi seseorang untuk mengabdikan waktu dan tenaganya pada satu entitas saja. Dan Sir Alex Ferguson telah menunjukkan pada kita apa yang dinamakan loyalitas dan dedikasi serta semangat untuk tidak cepat berpuas diri. "Never looking back!" begitu kata yang selalu diucapkan Fergie ketika berhasil meraih sebuah gelar juara. And then here we are again...

    Spoiler untuk 25 Years United : Sir Alex Ferguson :

















    -Sir Alex Ferguson hairdryer treatment-
    Dalam literatur kepemimpinan disebutkan beberapa model dan gaya kepemimpinan, masing-masing dengan keunggulannya dan kelemahannya. Sir Alex Ferguson memiliki gaya tersendiri yang dikenal dengan istilah hair-dryer treatment.

    Istilah hair-dryer treatment pertama kali mencuat di era penyerang MU Mark Hughes pada tahun 1988 - 1995. Dalam suatu kesempatannya bertanding, setelah menunjukkan kinerja yang relatif buruk di sebuah pertandingan, Fergie, “memarahi” Mark Hughes. Hughes memang bukan orang pertama yang “didamprat” oleh Fergie, beberapa pemain MU sebelumnya juga sudah biasa didamprat oleh Fergie.

    Pemain bintang MU saat ini yaitu Rooney pernah merasakan Hair Dry Treatment. Dalam kesempatannya menjawab pertanya’an wawancara, “Tak ada yang lebih buruk daripada mendapatkan ‘hairdryer’ dari Sir Alex. Ketika itu terjadi, dia biasanya berdiri di tengah ruangan dan meluapkan kemarahan padaku. Dia mendekat ke depan mukaku dan berteriak,” ujar Wazza. “Rasanya seperti menaruh kepalaku di depan BaByliss Turbo Power 2200 (merek hairdryer). Itu mengerikan.” Dari peryata’an tersebut secara tersirat opa Fergie tidak memandang bulu jika pemainnya di luar ekspektasi pelatih dalam bertanding.

    Itu lah salah satu kelebihan Opa Fergie dalam menunjukan jiwa kepemimpinan dalam coaching dan mentoring. Hair-dryer treatment yang biasa dilakukan oleh Alex Ferguson kepada anak buahnya dapat disebut sebagai bentuk pembinaan coaching dan mentoring. Seorang manajer yang juga menjabat sebagai pelatih kepala dalam sebuah klub sepakbola memang tidak banyak berhubungan dengan urusan teknis seorang pemain. Untuk urusan teknis masing-masing pemain pasti memiliki pelatih khusus antara lain; ada pelatih kiper untuk kiper dan lain-lain.

    Meskipun cara-cara dan gaya pembinaan yang dilakukan oleh Ferguson kadang-kadang “menyakitkan”, tetapi harus diakui bahwa Ferguson berhasil membesarkan beberapa pesepakbola from zero to hero. Legenda MU seperti Beckham dan Christiano Ronaldo adalah contoh pesepakbola yang bersinar melalui “tangan dingin” Ferguson. Bahkan Ferguson berhasil “menjinakkan” pesepakbola yang terkenal temperamental seperti Eric Cantona dan Roy Keane sehingga keduanya mencapai puncak prestasi mereka semasa membela MU.

    Spoiler untuk Hair-dryer treatment :







    -Statistik-

    Seluruh Pertandingan :


    Rincian Pertahun :


    Piala :


    Spoiler untuk data 25 tahun fergie :

    Jumlah dan Prosentase Kemenangan, Kekalahan, dan Gol United Selama Era Ferguson

    Kemenangan terbanyak Ferguson (jumlah kemenangan/jumlah pertandingan):
    1. Tottenham (37/58)
    2. Everton (34/54)
    3. Aston Villa (34/56)
    4. Southampton (29/45)
    5. Arsenal (28/68)

    Prosentase kemenangan Ferguson dalam 10 laga terakhir (jumlah kemenangan/jumlah pertandingan):
    1. Wigan (13/13 = 100%)
    2. Sheffield United (11/14 = 78.6%)
    3. West Brom (10/13 = 76.9%)
    4. Charlton (18/24 = 75%)
    5. Birmingham (11/15 = 73.3%)

    Selain paling sering dikalahkan, Tottenham juga menjadi tim yang paling sering dibobol United.

    Tim dengan jumlah kemasukan gol terbanyak lawan United dalam 25 tahun terakhir:
    1. Tottenham (101)
    2. Arsenal (95)
    3. Southampton (94)
    4. Chelsea (92)
    5. Everton, Newcastle (91)

    Dan berikut statistik sebaliknya, tim-tim yang paling sering menang lawan United selama era Ferguson.

    Kekalahan terbanyak yang dialami Ferguson (jumlah kekalahan/jumlah pertandingan):
    1. Arsenal (21/68)
    2. Chelsea (19/66)
    3. Liverpool (18/59)
    4. Everton (9/54), Man City (9/43)

    Prosentase kemenangan terendah Ferguson dalam 25 tahun (jumlah kemenangan/jumlah pertandingan):
    1. Chelsea (24/66 = 36.4%)
    2. Arsenal (28/68 = 41.2%)
    3. Liverpool (27/59 - 45.8%)
    4. Sheff Wed (14/28 = 50%)
    5. Ipswich (6/12 = 50%)

    Tim yang paling sering mencetak gol ke gawang United dalam 25 tahun terakhir:
    1. Chelsea (78)
    2. Arsenal (72)
    3. Liverpool (69)
    4. Tottenham (54)
    5. Man City (53)

    Untuk urusan pemain, Ryan Giggs masih memegang rekor sebagai evergreen alias terlama bermain dalam era 25 tahun Ferguson di Manchester United. Total Giggs telah bermain dalam 885 pertandingan di semua kompetisi! Nama Giggs diikuti "Class of 92" lainnya seperti Paul Scholes dan Gary Neville.

    10 Besar Pemain Dengan Caps Terbanyak Selama Era Ferguson (semua kompetisi)
    1. Ryan Giggs (885)
    2. Paul Scholes (688)
    3. Gary Neville (602)
    4. Denis Irwin (529)
    5. Roy Keane (480)
    6. Brian McClair (471)
    7. Gary Pallister (437)
    8. Steve Bruce (414)
    9. Peter Schmeichel (398)
    10. David Beckham (394)

    Tak hanya jumlah pertandingan, Giggs juga memimpin dalam jumlah gol. Total, ia menjadi top skor United selama era Ferguson dengan 161 gol. Wayne Rooney hanya butuh empat gol lagi untuk mematahkan rekor tersebut.

    10 Besar Pencetak Gol Terbanyak United Era Ferguson
    1. Ryan Giggs (161)
    2. Wayne Rooney (158)
    3. Paul Scholes (150)
    4. Ruud van Nistelrooy (150)
    5. Brian McClair (127)
    6. Ole Gunnar Solskjaer (126)
    7. Andy Cole (121)
    8. Cristiano Ronaldo (118)
    9. Mark Hughes (116)
    10. David Beckham (85)

    Seperti ditulis di atas, ada ratusan pelatih atau manajer yang telah berhadapan dengan Ferguson dalam seperempat abad terakhir. Khusus di Premier League, siapa manajer "terhebat" yang selalu menang lawan Ferguson?

    Jawabannya mungkin akan membuat anda sedikit kaget: Sven-Goran Eriksson. Manajer asal Swedia yang beberapa pekan lalu dipecat tim divisi satu Leicester City.

    Eriksson mencatat 100% kemenangan lawan Ferguson saat melatih Manchester City, tentu dua-duanya dicatat pada Manchester Derby.

    Nama kedua yang memiliki rekor 100% kemenangan lawan Ferguson adalah Stuart Gray. Ia "beruntung" karena hanya sekali berhadapan dengan Manchester United dan sekali menang bulan Mei 2001 lalu saat menjadi pelatih Southampton.

    10 Besar Manajer Premier League Dengan Prosentase Kemenangan Tertinggi Lawan Ferguson
    1. Sven Goran Eriksson (2 main, 2 menang, 100%)
    2. Stuart Gray (1 main, 1 menang, 100%)
    3. Carlo Ancelotti (4 main, 3 menang, 75%)
    4. Jose Mourinho (6 main, 3 menang, 50%)
    5. Bruce Rioch (2 main, 1 menang, 50%)
    6. David Merrington (2 main, 1 menang, 50%)
    7. Nigel Worthington (2 main, 1 menang, 50%)
    8. Steve McLaren (10 main, 4 menang, 40%)
    9. John Lyall (5 main, 2 menang, 40%)
    10. Gerard Houllier (14 main, 5 menang 35,7%)

    Sebaliknya, total ada 78 manajer Premier League yang belum pernah menang lawan Ferguson! Dari 78 nama tersebut, berikut urutan empat besar manajer yang belum pernah menang menghadapi Ferguson.

    4 Besar Manajer Belum Pernah Menang Lawan Ferguson
    1. Steve Bruce (0 menang dalam 16 pertandingan)
    2. David O'Leary (14 pertandingan)
    3. John Gregory, Paul Jewell, Walter Smith (8 pertandingan)
    4. David Pleat, Steve Coppell, Tony Pulis (7 pertandingan)


    -Prestasi-
    Penghargaan Sebagai Pemain:

    1. St. Johnstone
    - Divisi 1 Liga Skotlandia: 1962-1963.
    2. Falkirk
    - Divisi 1 Liga Skotlandia: 1969-1970.

    Penghargaan Sebagai Pelatih:

    1. St. Mirren
    - Divisi 1 Liga Skotlandia: 1976-1977.
    2. Aberdeen
    - Divisi Premier Skotlandia: 1979-1980, 1983-1984, 1984-1985.
    - Piala Skotlandia: 1981-1982, 1982-1983, 1983-1984, 1985-1986.
    - Piala Liga Skotlandia: 1985-1986.
    - Piala Winners: 1982-1983.
    - Piala Super Eropa: 1983.
    3. Manchester United
    - Premier League: 1992-1993, 1993-1994, 1995-1996, 1996-1997, 1998-1999, 1999-2000, 2000-2001, 2002-2003, 2006-2007, 2007-2008, 2008-2009.
    - Piala FA: 1989-1990, 1993-1994, 1995-1996, 1998-1999, 2003-2004.
    - Piala Liga: 1991-1992, 2005-2006, 2008-2009.
    - FA Charity/Community Shield: 1990, 1993, 1994, 1996, 1997, 2003, 2007, 2008.
    - Liga Champions: 1998-1999, 2007-2008.
    - Piala Winners: 1990-1991.
    - Piala Super Eropa: 1991.
    - Piala Intercontinental Cup: 1999.
    - Piala Dunia Klub FIFA: 2008.
    4. Individual:
    - Football Writers' Association Tribute Award: 1996.
    - Mussabini Medal: 1999.
    - Manajer Terbaik Liga Champions UEFA: 1998-1999.
    - BBC Sports Personality of the Year Coach Award: 1999.
    - BBC Sports Personality of the Year Team Award: 1999.
    - IFFHS Club Coach of the Year: 1999.
    - LMA Manager of the Decade: 1990-an.
    - Laureus World Sports Award for Team of the Year: 2000.
    - BBC Sports Personality of the Year Lifetime Achievement Award: 2001.
    - English Football Hall of Fame: 2002.
    - Onze d'Or Coach of the Year: 1999, 2007.
    - Professional Footballers' Association Merit Award: 2007.
    - Tim terbaik UEFA: 2007, 2008.
    - Manajer Terbaik liga Inggris: 1993-1994, 1995-1996, 1996-1997, 1998-1999, 1999-2000, 2002-2003, 2006-2007, 2007-2008, 2008-09.
    - Manajer Terbaik Liga Inggris edisi bulanan: Agustus 1993, Oktober 1994, Februari 1996, Maret 1996, Februari 1997, Oktober 1997, Januari 1999, April 1999, Agustus 1999, Maret 2000, April 2000, Februari 2001, April 2003, Desember 2003, Februari 2005, Maret 2006, Agustus 2006, Oktober 2006, Februari 2007, Januari 2008, Maret 2008, Januari 2009, April 2009, September 2009.
    - LMA Manager of the Year: 1998-1999, 2007-2008.
    - World Soccer Magazine World Manager of the Year: 1993, 1999, 2007, 2008
    5. Gelar dan Penghargaan khusus:
    - Officer of the Order of the British Empire (OBE): 1983.
    - Commander of the Order of the British Empire (CBE): 1995.
    - Knight Bachelor: 1999.

    -Kutipan menarik Fergie-
    Karirnya di ***** Merah juga tak luput dari berbagai komentar-komentar legendaris yang keluar dari mulut sang gaffer. Berikut ini beberapa kutipan atau quote legendaris dari Sir Alex Ferguson menanggapi beberapa momen penting sepanjang karirnya.

    Manchester United menjuarai Liga Champions 1999 setelah menang dramatis dari Bayern Munich dengan skor 2-1 di mana dua gol MU dicetak di injury time.

    Fergie yang seakan tak percaya dengan kejadian itu langsung mengeluarkan komentar "I can't believe it. I can't believe it. Football. Bloody Hell."

    Saking terkenalnya kalimat ini, bahkan hingga masuk kamus besar Bahasa Inggris Oxford University.

    Ferguson pernah menyulut amarah pendukung Liverpool karena komentar pedasnya terhadap The Reds.

    Pada 2002 ia pernah berkata "Tantangan terbesar saya adalah yang sekarang terjadi, tantangan terbesar saya adalah mengalahkan Liverpool di tempat mereka. Dan anda bisa mencetak ini."

    Fergie pernah memutuskan pensiun pada tahun 2002, namun tak lama berselang ia meralat pernyataannya dan kembali menjadi manajer din Old Trafford.

    "Itu merupakan ide Cathy (istri Fergie). Jika ia tidak datang dengan ide itu dan anak-anak saya tidak mmeberikan dukungan penuh, saya tidak akan berubah pikiran. Tapi harus saya akui jika ide tersebut yang saya harapkan datang darinya." ujar Fergie kala itu.

    Kepindahan David Beckham ke Real Madrid pada tahun 2003 disebut Fergie terjadi karena faktor istri Becks, Victoria.

    "Dia diberkahi stamina yang bagus, terbaik di antara semua pemain yang ada di sini. Setelah latihan, ia selalu berlatih, berlatih, dan berlatih. Tapi hidupnya berubah ketika ia bertemu istrinya. Victoria seorang yang populer dan David memiliki citra baru. Dia mengembangkan itu. Saya melihatnya bertransisi menjadi orang yang berbeda." ucap Fergie soal kepindahan Becks.

    Fergie juga pernah melempar sebuah sepatu ke arah wajah anak asuhnya sendiri, David Beckham.

    "Itu merupakan sebuah kecelakaan. Jika saya mencoba hal itu ratusan atau jutaan kali maka hal yang sama tak akan terjadi." ujar Fergie.

    Sir Alex dikenal memiliki persaingan panas dengan manajer Arsenal, Arsene Wenger. Suatu kali, ia pernah mengeluarkan komentar pedas mengenai pria asal Prancis itu.

    "Mereka bilang dia adalah orang cerdas? Berbicara lima bahasa! Saya memiliki seorang bocah 15 tahun dari Pantai Gading yang bisa bicara lima bahasa berbeda," sindir Fergie.

    Klub raksasa Real Madrid juga tak luput dari komentar pedas Opa Fergie. "Real Madrid, sebagai klub milik Jenderal Franco, mereka bisa mendapat siapapun dan apapun yang mereka inginkan." ujar Fergie.

    Skandal Pizzagate pernah menghebohkan sepakboola Inggris pada 2004. Ketika itu Arsenal yang belum pernah kalah di 49 pertandingan datang ke Old Trafford yang berakhir 2-0 untuk Man United sekaligus mengakhiri catatan tidak terkalahkan The Gunners.

    Insiden terjadi seseorang dari kamar ganti Arsenal melempar sepotong pizza ke arah Fergie. Atas kejadian tersebut, sang manajer pun berkomentar.

    "Di lorong Wenger mengkritik peman saya, mengatakan mereka penipu, jadi saya menyuruh ia pergi dan menenangkan diri. Tidak meminta maaf setelah apa yang ia lakukan sungguh tak terpikirkan. Itu memalukan, tapi saya tidak mengharapkan permintaan maaf dari Wenger, ia memang tipe orang seperti itu." sindir Fergie.

    Mungkin inilah kutipan dari Fergie yang paling diingat penggemar sepakbola. Komentar ini muncul ketika United harus menghadapi Juventus di semifinal Liga Champions musim 1998/1999.

    "Pria itu mungkin terlahir sudah dalam keadaan offside." ujar Fergie menanggapi ulah striker Juve Filippo Inzaghi yang seringkali terjebak perangkap offside.

    Kedatangan Juan Sebastian Veron ke Old Trafford dianggap sebagai suatu yang gagal. Media mengkritik penampilan Veron, dan Fergie pun tidak menerimanmya.

    "On you go. I'm not f*****g talking to you. He's a f*****g great player. You are f*****g idiots" jawab Fergie kepada media yang menanyakan kepadanya perihal penampilan Veron.

    Rivalitas panas Sir Alex Ferguson dengan mantan manajer Chelsea Jose Mourinho harus terhenti kala Mou memutuskan mengundurkan diri dari kursi manajer The Blues.

    "Ini menyakitkan karena dia pergi tanpa memberi saya sebotol anggur Portugal yang telah ia janjikan." ujar Fergie waktu itu.

    Kedatangan Luiz Felipe Scolari ke Chelsea pada 2008 memancing semangat Ferguson untuk melayani tantangan baru.

    "Saya membaca bahwa Scolari lebih berpengalaman dari pada saya. Lalu apa yang saya lakukan 34 tahun terakhir? Saya pasti melewatkan sesuatu atau tertidur di suatu tempat. Mereka berkata bahwa dengan pengalaman yang dimilikinya ia bisa membawa Chelsea juara. Saya tidak mengerti itu." ujarnya.

    "Apakah anda pikir saya akan menandatangani kontrak dengan para mafia itu? Tidak ada kesempatan sama sekali. Saya tidak akan menjual virus kepada mereka." ujar Fergie mengomentari ketertarikan Real Madrid merekrut pemain andalannya, Cristiano Ronaldo pada akhir 2008.
    "Saya pikir dia adalah pria pemarah. Dia pasti terganggu untuk beberapa alasan tertentu. Saya pikir anda harus meracuni dia dulu dan berharap dia sadar dan mengerti jika apa yang baru saja ia katakan sangat konyol."

    Komentar itu Fergie keluarkan menanggapi pelatih Liverpool kala itu Rafael Benitez yang mengeluarkan 'fakta' terkait United dan memojokkan klub tersebut pada 2009 silam.

    Suatu saat anda memiliki tetangga yang berisik. anda tak bisa melakukan apapun. Mereka selalu akan seperti itu. Yang anda harus lakukan hanyalah mengurusi hidup anda sendiri, hidupkan televisi dan keraskan suaranya lebih keras dari suara tetangga." sindir Sir Alex menanggapi tantangan rival sekotanya, Manchester City.

    Sumber :

    http://id.wikipedia.org/wiki/Alex_Ferguson
    https://catatanbola.wordpress.com/20...alex-ferguson/

    https://www.facebook.com/ManchesterU...38219809527062

    http://www.bola.net/profile/alexander_chapman_ferguson/

    http://fey777.com/download-biografi-...-ferguson.html

    http://www.bola.net/editorial/25-tah...ang-rival.html

    http://www.mufcinfo.com/manupag/mana...uson_alex.html

    http://robbytampz.blogspot.com/2013/...-ferguson.html

    http://sisikeunikandunia.blogspot.co...-ferguson.html

    http://bolamanunited.blogspot.com/20...-sir-alex.html

    http://billmcmurdo.wordpress.com/201...tish-football/

    http://www.dailymail.co.uk/sport/foo...d-Beckham.html

    http://forum.detik.com/fc-the-theatr...3-t488274.html

    http://www.unitedindonesia.org/forum...ead.php?t=3875

    http://agusmanchunian.wordpress.com/...hester-united/

    http://agusmanchunian.wordpress.com/...-old-trafford/

    http://olahraga.kompasiana.com/bola/...ie-515291.html


    Last edited by CABOELX; 23-12-13 at 23:33.

  2. Hot Ad
  3. #2
    CABOELX's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Posts
    2,391
    Points
    248.68
    Thanks: 21 / 70 / 58

    Default

    silahkan yang mau komentar dan tertarik membaca sejarah Fergie.. hari ini sampai sini dulu lanjut lagi besok untuk tahun 94 keatas...

  4. #3
    Denii-'s Avatar
    Join Date
    Nov 2013
    Location
    Bhumi AREMA
    Posts
    3,079
    Points
    34,415.71
    Thanks: 14 / 21 / 21

    Default

    pelatih legendaris ini,,, andai ga meninggalkan MU mungkin ga kaya sekarang,, MU tertatih tatih pasca ditinggal opa fergi

  5. #4
    CABOELX's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Posts
    2,391
    Points
    248.68
    Thanks: 21 / 70 / 58

    Default

    Quote Originally Posted by Denii- View Post
    pelatih legendaris ini,,, andai ga meninggalkan MU mungkin ga kaya sekarang,, MU tertatih tatih pasca ditinggal opa fergi
    namanya juga masa transisi...

    next day gw tambah lagi..

  6. #5
    Denii-'s Avatar
    Join Date
    Nov 2013
    Location
    Bhumi AREMA
    Posts
    3,079
    Points
    34,415.71
    Thanks: 14 / 21 / 21

    Default

    masa transisinya terlalu lama beradaptasi itu si moyes,,, knpa ko si moyes ya,,, ga pelatih yang sudah ternama gitu yang di beli,,,

  7. #6
    CABOELX's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Posts
    2,391
    Points
    248.68
    Thanks: 21 / 70 / 58

    Default

    Quote Originally Posted by Denii- View Post
    masa transisinya terlalu lama beradaptasi itu si moyes,,, knpa ko si moyes ya,,, ga pelatih yang sudah ternama gitu yang di beli,,,
    moyes adalah pilihan langsung dr fergie...

    mungkin butuh 2-3 tahun baru bisa bangkit...

  8. #7
    Denii-'s Avatar
    Join Date
    Nov 2013
    Location
    Bhumi AREMA
    Posts
    3,079
    Points
    34,415.71
    Thanks: 14 / 21 / 21

    Default

    ya paling ga bisa finish di 4 besar lah dah bagus itu,,, klo sampai di bawahnya kira2 bakal di pecat ga ya itu moyes,, soale AVB dah di gusur dri totenham,,,

  9. #8
    CABOELX's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Posts
    2,391
    Points
    248.68
    Thanks: 21 / 70 / 58

    Default

    klo tahun ini berat... optimis aja bisa..
    city, arsenal, liverpool, chelsea... itu yg terberat.. asal salah satu tercecer masih bisa 4 besar....

  10. #9
    CABOELX's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Posts
    2,391
    Points
    248.68
    Thanks: 21 / 70 / 58

    Default

    edit last sebelum close...

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •