Page 1 of 14 1234511 ... LastLast
Results 1 to 15 of 200
http://idgs.in/569960
  1. #1
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default Gnosis || Saint || Archangel

    Gnosis || Saint || Archangel

    -"A love story about a saint and an archangel, bound by science and Divine Principle"-



    Author: LunarCrusade
    Copyright ©2012-2014 - f399 IDGS Forum
    Genre: Fantasy || Sci-fi, Adventure, Romance, Educational, Comedy




    --------------------------------------------

    Old Testament Major Arc:

    Tehillim 1: Azure-eyed, Silver-haired Archangel
    Tehillim 2: City of Heaven

    Tehillim 3: Hometown || Divine Proportion
    Tehillim 4: A Human, An Archangel, and A Living Metal
    Tehillim 5: Green Angelocracy Part I || Three Colors, Two Variables

    Tehillim 6: Green Angelocracy Part II || Cooking with Light
    Tehillim 7: Green Angelocracy Part III || Triangle, Triangle
    Tehillim 8: Green Angelocracy Part IV ~ Nephilim and The Serpent
    Tehillim 9: Green Angelocracy Part V ~ Forest Guardian
    Tehillim 10: Family Reunion Part I || Quadratic Farming
    Tehillim 11: Family Reunion Part II ~ Nostalgic Truth

    Tehillim 12: Astronomical Feeling Part I || Straight Ahead!
    Tehillim 13: Astronomical Feeling Part II || Motion Experiment
    Tehillim 14: Astronomical Feeling Part III || Gravity of Love
    Tehillim 15: Astronomical Feeling Part IV || Momentum Breaker
    Tehillim 16: Astronomical Feeling Part V ~ Please, Realize...

    Tehillim 17: Astronomical Feeling Part VI ~ Little Nephilim
    Tehillim 18: Astronomical Feeling Part VII ~ Love > 2000 Years
    Tehillim 19: Golden Arrow Part I || Angelic Genetics
    Tehillim 20: Golden Arrow Part II || Entropic Thermo-Revolver
    Tehillim 21: Golden Arrow Part III || Equal Heat, Zero Temperature
    Tehillim 22: Golden Arrow Part IV ~ Imperial Family
    Tehillim 23: Golden Arrow Part V ~ Melancholy of the Black Knight
    Tehillim 24: Golden Arrow Part VI ~ Cybernetic-Queen of Hell
    Tehillim 25: Golden Arrow Part VII ~ Seal of...Knowledge?

    Tehillim 26: Blocked Passage Part I || False Fluid Dynamics
    Tehillim 27: Blocked Passage Part II || Hydrostatics Pressure

    Tehillim 28: Ice, Iron, Intelligence Part I || Heat, Expansion
    Tehillim 29: Ice, Iron, Intelligence Part II || How to Fly
    Tehillim 30: Ice, Iron, Intelligence Part III || This Is An Atom
    Tehillim 31: Ice, Iron, Intelligence Part IV ~ Wise as Serpent
    Tehillim 32: Ice, Iron, Intelligence Part V ~ But, Harmful Unlike Dove
    Tehillim 33: Ice, Iron, Intelligence Part VI ~ The Sisters' Fate
    Tehillim 34: Ice, Iron, Intelligence Part VII ~ Archangels'...Failure?

    Tehillim 35: Welcome to the Light Side Part I
    Tehillim 36: Welcome to the Light Side Part II
    Tehillim 37: Daughters of the Sea Part I ~ Shore of Serenity
    Tehillim 38: Daughters of the Sea Part II || Throw the Dice
    Tehillim 39: Daughters of the Sea Part III || Sparkling Thermite


    New Testament Major Arc:

    Tehillim 40: Majestic Harshness ~ City of Unreachable Light
    Tehillim 41: Master of Light Manipulation ~ Desert Frontier
    Tehillim 42: Locked Sacrifice ~ Prisoner of Gnosis
    Tehillim 43: Jeopardy from Chaos ~ The Divider
    Tehillim 44: Archangel(s) of Heaven ~ Transcendence, Presence
    Tehillim 45: Reverie of Secrets ~ From Blood-colored Eyes
    Tehillim 46: Chrono Scroll Part I ~ Open the Timeline
    Tehillim 47: Chrono Scroll Part II ~ Buried Treasure

    Tehillim 48: Guest from Heaven ~ Messenger of Life
    Tehillim 49: Enter the Cemetery ~ Skylight Surprise
    Tehillim 50: Photonic Affection ~ Skylight Kindness
    Tehillim 51: Colour of Heaven ~ Skylight Disclosure
    Tehillim 52: Theoria Part I ~ Eye of Transcendence
    Tehillim 53: Theoria Part II ~ Eye of Immanence
    Tehillim 54: Tide of Discord Part I ~ Hellish Offensive
    Tehillim 55: Tide of Discord Part II ~ Megatherion

    Tehillim 56: T...
    ......
    Tehillim 66: Reign of Ultimate Peace ~ Immanentize the Eschaton (END)


    --------------------------------------------



    Spoiler untuk Tehillim 1 :


    ======================================
    Tehillim 1: Azure-eyed, Silver-haired Archangel
    ======================================




    “Ah, itu dia kotanya.”

    Hawa dingin malam hari berhembus dengan lembutnya, seakan memeluk diriku mulai dari ujung kepala hingga kaki. Kuhela nafas di bawah cahaya Bulan purnama, melayangkan pandangan ke arah barat dari paparan rumput yang luas tempatku berpijak.

    Tarian butir-butir cahaya terpancar dari batas sebuah kota besar berpenduduk sekitar 28 juta orang. Masih jauh. Namun karena tidak ada apapun yang menghalangi pandanganku, pancaran cahaya kota tersebut dapat terlihat jelas dari sini. Akhirnya, aku bisa memulai hidup yang baru di sana.



    Kota Shamayim, City of Heaven.



    Kudengar kota itu memiliki sedikit sekali blacksmith sepertiku, dan hal itulah yang mendorongku untuk membuka bisnis di sana. Lebih sedikit persaingan. Yah, walau menurut cerita orang-orang, para penduduknya tidak begitu membutuhkan alat-alat buatan seorang blacksmith. Alasannya? Aku tidak tahu. Akan kuselidiki begitu tiba di sana.

    Kembali kunaiki kuda yang kutunggangi sejak berangkat dari kampung halaman, dengan menarik sebuah gerobak kayu beratapkan kulit untuk membawa peralatan seorang ahli mengolah logam.

    Baiklah, sepertinya aku bisa istirahat dengan tenang malam ini. Mulai besok akan kucari tempat yang nyaman untuk tinggal dan membuka usaha.



    Tunggu.

    Aku merasa ada yang aneh, seperti ada yang membuntuti. Aku berhenti sejenak, lalu memperhatikan sekeliling dengan teliti. Aneh, tidak ada siapapun. Kulanjutkan bergerak ke arah kota.

    Baru saja kuda ini maju beberapa langkah, lagi-lagi…

    Tidak ada siapapun. Makhluk hidup yang ada di sini hanya aku, kudaku, dan rerumputan. Di langitpun tak ada satupun burung yang terbang melintas. Lantas…perasaan aneh apa ini?

    Kewaspadaanku naik drastis, mengganggap ada sesuatu yang tak terlihat yang sedang mengincar diriku. Mungkin bukan diriku, tapi…apa yang ada di dalam gerobak. Segera saja kupacu kudaku lebih cepat.



    Dan…mereka muncul.

    Dari depan, kiri, kanan, dan belakang, muncul makhluk-makhluk dengan tubuh berwarna hitam kelam, berbentuk seperti serigala. Mata mereka berwarna merah darah yang menyala-nyala, memancarkan aura keganasan yang siap membunuh siapa saja. Di bagian dahi mereka juga ada guratan yang aneh berwarna kuning, bukan huruf ataupun simbol yang dapat kumengerti. Jumlah mereka banyak, terlalu banyak untuk kuhitung dalam kondisi panik seperti ini.

    Apakah makhluk-makhluk ini yang kudengar menyebarkan kekacauan di beberapa daerah di dunia?!

    Langkah mereka makin dekat, makin dekat, makin dekat…dan barisan terdepan dari makhluk-makhluk itu melompat menerjang ke arahku.

    Argh, aku tidak sempat meraih apapun!! Apa aku harus mati di sini---



    Magen.”



    Sebuah suara. Suara perempuan, suara yang lembut, seakan menyatu dengan belaian angin malam.

    Hanya sekejap setelah kudengar suara itu, sesosok perempuan berdiri tak jauh di depan, membelakangi diriku. Posturnya cukup kecil dan mungkin hanya setinggi dadaku. Helaian rambutnya dengan panjang hampir selutut yang berwarna perak itu berkilauan bagai cahaya Bulan purnama di langit, memecah kegelapan malam. Pada rambut indahnya itu terpasang sebuah bando berwarna biru muda. Entah bagaimana caranya dia sudah muncul di depanku…

    Sambil merentangkan tangan kanannya ke depan, dia membuat semacam pelindung yang luas. Cukup untuk menghalangiku, kudaku, dan dirinya dari serangan makhluk-makhluk itu yang melompat menerjang ke arah sini.

    Seketika setelah perempuan itu membuat pelindung tersebut, kudaku mendadak panik, membuatku terjatuh dari sadel.

    “Kamu tidak apa-apa? Mendekatlah, jangan terlalu jauh.”, panggilnya, sambil menatapku lembut dengan mata birunya yang cerah.

    Tanpa pikir panjang, aku menuruti kata-katanya. Memang sedikit sakit karena terjatuh, namun bahaya yang ada di depanku membuatku tidak mampu memikirkan rasa sakitnya.

    Wajahnya…cukup menggemaskan. Setidaknya begitu menurutku setelah melihat dirinya dari dekat.

    “M-Makhluk-makhluk apa yang menyerangku ini?”, tanyaku, sedikit gemetar.

    “Akatharton.”, jawabnya sambil mengerenyitkan dahi.

    “Hah? Aka…apa?”

    “Akatharton. Makhluk najis yang berasal dari ketidaksucian. Aku sendiri tidak mengerti kenapa mereka menyerangmu. Kamu pasti sudah dengar berita tentang mereka, yang merusak beberapa daerah di dunia.”

    “O-Oke. J-Jadi, apa yang akan kamu lakukan dengan mereka?”

    “Diam dan lihatlah.”

    Dia melepas bandonya, membiarkan rambutnya tersibak oleh hembusan angin. Dan…aku nyaris tidak percaya dengan apa yang kulihat selanjutnya.



    “Angel Knight form, release.”



    Balutan cahaya menyelimuti tubuh perempuan itu, mengubah pakaiannya menjadi sebuah baju zirah, ditambah tiga pasang sayap muncul di punggungnya. Model baju zirahnya ---ditambah rok pendeknya itu--- amat sangat tidak umum untuk pasukan biasa. Maksudku, dia masih terlihat menggemaskan dengan peralatan tempurnya itu. Hebatnya lagi, bando tadi berubah menjadi sebuah pedang besar setinggi bahunya. Apa dia bisa mengangkatnya---

    Bah, ternyata dugaanku salah. Dia dapat mengayunkan pedangnya itu dengan mudah, seakan pedang itu hanyalah sebuah bulu.

    Satu per satu makhluk aneh berbentuk serigala itu dihabisinya dengan mudah. Sekali terkena tebasannya, makhluk itu langsung menghilang bagai uap. Kilatan cahaya dari pedang besarnya yang menari-nari itu terkadang menyilaukan apabila tepat memantul ke mata.



    Tapi…mereka tidak ada habisnya.

    Perlahan namun pasti, gerakannya melambat. Lelah kah? Tidak, tidak. Aku tahu dengan pasti siapa dia sebenarnya sesaat setelah ketiga pasang sayapnya muncul, jadi tidak mungkin dia mengalami kelelahan. Apa mungkin karena terlalu lama berada dekat dengan makhluk-makhluk yang tidak suci itu? Sepertinya aku harus membantunya.

    “H-Hei!! Mau ke mana?!”, teriaknya.

    Kuhiraukan kata-katanya dan berlari menuju gerobak. Kudaku sudah lari entah ke mana karena peristiwa ini. Setidaknya aku harus mempertahankan barang-barang kepunyaanku, dengan usahaku sendiri.

    Kuambil sebilah pedang dari gerobak, lalu mengayunkannya ke arah salah satu makhluk yang menyerangku. Tidak musnah, namun setidaknya dapat membuatnya terpental cukup jauh.

    “Heh!! Ceroboh sekali dirimu!! Bagaimana jika mereka melukaimu atau semacamnya?!”, ujarnya sambil berlari menghampiriku, terlihat marah.

    “Hei, hei, setidaknya aku ingin membantu. Tidak bolehkah?”

    “Mereka bukan sesuatu yang dapat kamu musnahkan dengan senjata biasa!! Kamu ingin masuk ke kota kan? Tidak mungkin kota menerima dirimu apabila terluka karena serangan salah satu makhluk jelek itu!!”

    “Mungkin kamu benar. Namun aku harus melindungi milik kepunyaanku sendiri.”, jawabku dengan tenang. Maksudku, pura-pura tenang. Sebenarnya sih aku takut setengah mati. Namun karena aku masih seorang lelaki, aku tidak bisa menunjukkan ketakutanku pada dirinya.

    “Ah terserahlah. Awas!! Mereka datang lagi…!!”

    Pertempuran terus berlangsung beberapa lama, menyebabkan perempuan itu terpisah agak jauh dariku. Mungkin karena berkonsentrasi menyerang apapun yang ada di depannya.



    Tunggu. Ada satu ekor serigala yang berbeda, yang sekarang mulai mengambil ancang-ancang untuk menyerang diriku. Jika yang lain berwarna hitam, yang ini berwarna ungu tua. Perbedaan yang sulit dilihat di malam hari. Namun aku masih bisa membedakannya karena mataku yang terbiasa membedakan warna-warna logam, meski harus bekerja di waktu malam.

    Makhluk ungu tua itu menerjang, lalu kuayunkan pedang yang kupegang untuk menebasnya. Argh, yang ini lebih kuat. Pedangku langsung patah begitu bertabrakan dengan tubuhnya. Bagaimana ini…?

    Makhluk itu mundur beberapa langkah, sepertinya siap menyerangku kembali. Aku sudah tidak punya senjata apapun sekarang, sementara perempuan berambut perak itu masih sibuk dengan makhluk-makhluk hitam di hadapannya. Apa aku harus menggunakan benda itu sekarang?

    Serigala di depanku mulai berlari lalu melompat ke arahku sambil membuka mulutnya, memperlihatkan jajaran taring-taringnya yang menyeramkan. Beruntung aku berhasil menghindar. Namun…gerobakku hancur diterjangnya. Aaaahhh!! Peralatanku!!

    Tidak bisa kumaafkan. Sepertinya aku harus menggunakan itu sekarang.

    “Hei, orang asing!! Apa kamu tidak apa-apa?!”, tanyanya...maksudku, teriaknya.

    “Tidak ada masalah!! Konsentrasi saja dengan apa yang ada di depanmu!!”

    Dengan cepat kuambil sesuatu yang terbungkus kain, tergeletak di tengah-tengah puing gerobak bersama beberapa peralatan mengolah logam lainnya. Ukurannya sedikit lebih tinggi dari perempuan itu. Segera saja kubuka kain penutupnya…

    “I-Itu…”, sahut perempuan itu saat menengok ke arahku, setelah menebas seekor.



    Kupasang benda itu, yang kunamai Plasma Rifle, di tangan kanan. Cukup besar. Namun sama seperti perempuan itu, aku sama sekali tidak kesulitan mengangkat senjata yang panjangnya sekitar tiga per empat tinggi badanku, dan lebarnya sedikit lebih besar dari perutku.

    Aku sendiri tidak tahu kenapa aku bisa memiliki benda ini, namun dapat kugunakan dengan mudah. Senjata ini juga terlihat tidak sesuai dengan zaman ini. Maksudku…manusia saat ini menggunakan busur dengan anak panah, tombak, pedang, buku dan tongkat sihir, sementara Plasma Rifle ini menembakkan sesuatu yang berbeda, yaitu berkas cahaya berkekuatan tinggi. Sangat membantuku dalam mencari logam-logam di tempat yang sulit.

    Kuatur posisi kaki dan tanganku, lalu mengarahkan senjata ini ke arah serigala ungu tua di depan.

    Kusentuh sebuah persegi bening yang berada di dekat bahu kanan, lalu… “Open barrel.”, terdengar suara dari senjataku.

    Muncul bulatan cahaya sebesar kepala di ujung laras senjata.

    “Shooting plasma bullet in three…”, terdengar suara lagi dari Plasma Rifle.

    Bola cahaya itu perlahan membesar, mungkin sudah sebesar tubuhku.

    “Two…”, suara itu lagi.

    Makhluk itu mulai berlari ke arahku.

    “One…”

    Sebuah lompatan dilakukannya, siap menerkam.

    Kutekan sesuatu yang berada di dekat jari telunjuk kanan, bersamaan dengan terdengarnya suara berbunyi “Zero” dari senjataku.



    *BHUUUMMM!!~



    Hentakan berkas cahaya yang besar melaju dengan kuatnya dari ujung senjata. Dalam sekejap, makhluk jelek itu musnah bagai uap. Hilangnya serigala ungu tua itu diikuti dengan lenyapnya makhluk-makhluk aneh lainnya yang sejak tadi menyerangku.

    “Huff…selesai juga.”, ujarku lega.

    Aku langsung duduk di hamparan rumput karena merasa lelah, lalu melepas Plasma Rifle dari tangan kananku. Ah iya, bagaimana dengan perempuan tadi?

    Dengan langkah yang ragu-ragu, perempuan berambut perak dan bermata biru langit itu menghampiri diriku.

    “K-Kamu…”, tuturnya dengan gemetar.

    “E-Eh? Ada apa?”, tanyaku kebingungan.

    “Apa kamu Crusader-Saint itu?! A-Aku Raqia Gibboreth, Archangel kedua, Angel Knight yang bertugas menjaga dunia ini…!”, ujarnya sambil berlutut di depanku dan menancapkan pedangnya di tanah.

    Crusader-Saint? Itu kan cerita lama?

    “Hah? Apa maksudmu? Aku hanya seorang blacksmith biasa.”, langsung kupotong kata-katanya.

    “T-Tapi, senjatamu itu…”, pandangannya teralih ke benda yang tergeletak di sebelah kananku.

    “Uh? Maksudmu Plasma Rifle ini? Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa memilikinya. Sejauh yang kuingat benda ini sudah bersamaku sejak lama, namun baru kugunakan beberapa tahun terakhir ini.”

    “B-Begitukah? Apa kamu yakin kalau kamu bukan Crusader-Saint itu?”, suaranya terdengar kaku.

    “Itu sudah dua ribu tahun yang lalu. Bagaimana mungkin dia masih hidup? Bukankah menurut legenda, dia menghilang setelah menyegel sesuatu dari dunia ini?”

    “Benar juga…mungkin ini hanya kebetulan.”, dia berdiri, lalu ketiga pasang sayapnya menghilang begitu saja. Pedangnya pun berubah kembali menjadi bando berwarna biru muda, yang langsung dipasangnya di kepala. “Ya sudah, mungkin ini semua karena aku terlalu menghubung-hubungkannya dengan kejadian aneh tadi. Oh ya, kamu pendatang baru?”

    “Betul. Aku datang dari sebuah desa yang jauh di utara, sekitar tujuh hari perjalanan. Sebenarnya aku ingin memulai bisnis di Shamayim.”

    “Tadi kamu bilang kalau kamu adalah seorang blacksmith? Hmm, pekerjaan yang cukup langka di Shamayim. Aku tidak yakin apakah usahamu akan laku di sana…”

    “Hei, aku belum mencoba apapun. Setidaknya ijinkan aku membuka bisnisku di sana. Apakah boleh? Kudengar aku harus meminta ijin langsung pada Archangel penjaga kota jika ingin tinggal dan beraktifitas.”

    “Yap, kamu benar. Untung saja kamu bertemu langsung dengan diriku. Baiklah, siapa namamu?”

    “Namaku Da’ath Ruachim. Tujuanku ke sini untuk mencari penghasilan yang jujur.”

    “Hmm…sepertinya kamu orang baik. Oke, kamu bisa tinggal di Shamayim. Seingatku ada sebuah rumah kosong, akan kuantar ke sana.”

    Kata-katanya itu diakhiri dengan sebuah senyuman, membuat wajahnya yang menggemaskan itu terlihat makin...ah, ternyata benar apa yang kudengar, kalau seorang Archangel penjaga kota memiliki penampilan yang jauh lebih baik dibanding manusia biasa.

    Selama ini aku selalu membayangkan seorang Archangel adalah sosok yang agung, berkarisma, dan berbicara dengan nada tegas. Tapi dia berbeda, terlihat ramah dan tidak menakutkan. Aku sendiri tidak merasa gentar ketika bicara dengannya.



    Ah iya, gerobakku hancur. Bagaimana aku akan membawa semua peralatanku?

    “Dan bagaimana dengan barang-barangku itu…?”, kutunjuk sisa-sisa gerobak, dengan peralatan yang, untung saja, tidak ikut rusak.

    “Oh, itu urusan gampang.”, jawabnya santai.

    Dia menepukkan kedua tangannya satu kali, lalu tiga orang bersayap muncul di belakangnya. Bawahannya kah? Mereka bertiga membawakan alat-alatku yang berserakan di tanah, kemudian terbang di depan perempuan itu.

    “Hei, tunggu apa lagi? Cepat bawa senjatamu itu, dan akan kutunjukkan di mana kamu bisa tinggal.”, katanya dengan nada tidak sabar.

    “B-Baiklah. Mohon bantuannya agar aku bisa menjadi warga kota Shamayim yang baik.”

    Selama berjalan menuju gerbang kota yang besar dan indah berkilauan itu, aku terus memikirkan hal tadi. Sebenarnya aku ingin bertanya pada Archangel menggemaskan yang berjalan di depanku ini, tapi…sepertinya aku akan menyimpan pertanyaan itu hingga waktu yang tepat.


    Spoiler untuk Tehillim 2 :


    =====================
    Tehillim 2: City of Heaven
    =====================





    Kubuka mataku karena merasa ruangan ini semakin hangat. Ah, sudah pagi rupanya. Pagi pertamaku di Shamayim, di sebuah rumah yang kemarin malam ditunjukkan oleh Raqia.

    “Selamat pagi, Da’ath.”

    Sesosok perempuan berdiri di sebelah tempat tidurku. Siapa lagi kalau bukan Archangel penjaga kota ini. Karena kaget, aku langsung terjatuh dari tempat tidur.

    “A-Aduh…huh, mengagetkanku saja.”

    “Ahaha…maaf, maaf. Cepat bersiap-siaplah, akan kutunjukkan seluruh kota ini padamu.”

    “B-Baiklah. Tunggu sebentar.”

    Kemarin malam, Raqia berjanji akan menunjukkan tempat-tempat penting di kota yang amat sangat besar ini, sekaligus membuat penduduk kota dapat mengenali wajahku. Dengan berjalan bersamanya, para penduduk akan tahu kalau aku adalah orang baru di tempat ini.



    Shamayim terletak di pinggir pantai, dengan laut lepas terbentang di sebelah baratnya. Kebanyakan pasokan barang-barang datang melalui laut, entah dari kelima kota besar lainnya ataupun desa-desa yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Ada juga yang berdagang melalui darat, namun tidak sebanyak yang melalui laut. Pertanian ada di sebelah utara, di luar tembok kota. Dari situlah makanan tersedia bagi para penduduk Shamayim.

    Sebuah kota yang mandiri…eh? Namun bukan itu yang membuatku terkejut.

    Nuansa supranatural sangatlah terasa, hal itulah yang membuatku terkagum-kagum. Bola-bola kaca melayang dengan ketinggian lebih tinggi dari tinggi badanku pada setiap jarak tertentu di pinggir jalan, yang akan menyala di malam hari sebagai penerangan. Berbeda dengan di jalan, cahaya di gerbang dan tembok kota ternyata dihasilkan langsung dari tembok, yang memunculkan butiran-butiran cahaya di malam hari. Itulah yang kemarin malam kulihat dari kejauhan.

    Para penduduknya ada yang berjalan kaki, ada juga yang melayang tidak menyentuh permukaan tanah. Bebatuan yang digunakan sebagai bahan untuk membuat jalan ternyata menyediakan bentuk kekuatan tertentu, membuat manusia biasa sepertiku pun dapat melayang juga. Jika bosan berjalan kaki, kamu bisa melayang. Jika bosan melayang, kamu bisa berjalan kaki. Begitulah kira-kira.

    Di tengah kota, sebuah istana megah berdiri di atas bukit. Tembok dan bagian atasnya berkilauan bahkan di pagi hari seperti sekarang. Di situlah tempat Raqia tinggal dan mengatur seluruh kota. Besar bangunannya sekitar 70 kali lipat rata-rata luas rumah di kota ini. Hampir semua Angel-class seperti yang kulihat kemarin beraktifitas di sana. Kebanyakan berprofesi sebagai pendeta atau pasukan pengamanan kota.



    Satu hal lagi yang membuatku heran. Siapa lagi kalau bukan Raqia, yang mengajakku tur keliling kota.

    Penampilannya santai dan tidak berbeda dengan penduduk kota kebanyakan. Siapapun yang berpapasan dengannya pastilah mengucapkan salam, namun tidak dengan nada yang kaku dan tegang. Dia benar-benar terlihat akrab dengan penduduk kota, siapapun itu. Apapun yang diceritakan para penduduk, didengarkannya dengan baik dan direspon dengan tepat pula. Tak jarang mereka menceritakan hal-hal yang sederhana seperti kondisi kesehatan, keluarga, usaha, ataupun masalah pribadi seperti hubungan cinta. Singkat kata, Raqia amat dicintai seluruh kota, dari orang tua hingga anak-anak.

    Sudah sekitar 4 jam dia menunjukkan tempat-tempat penting di kota ini. Tentu saja aku tidak merasa lelah karena bisa melayang sewaktu-waktu.

    “Aku benar-benar terkesan.”, sahutku, saat kami memutuskan duduk di tepi salah satu air mancur yang menghiasi kota.

    “Dengan kota ini?”

    “Itu salah satunya. Tapi aku lebih terkesan dengan dirimu.”

    “Uh? Kenapa memangnya?”

    “Belum pernah kulihat ada seorang pemimpin sepertimu, sangat dicintai penduduk.”

    “Begitukah? Tapi aku pernah dimarahi Uri karena hal itu. Aku terlalu ramah, katanya.”

    “Uri?”

    “Uriel Yehiy’or. Archangel pertama, Guidance Light. Kota yang dipimpinnya berada di benua lain, jadi dia jarang-jarang mampir ke sini.”

    “Ah, aku jadi membayangkan kalau dia orang yang keras dan kaku.”, ujarku sambil bertopang dagu dan memandang ke arah langit, yang berwarna sama dengan mata Raqia.

    “Hahaha…ada benarnya sih. Tapi dia pemimpin yang baik kok. Setidaknya kota Ohr-Nisgav selalu aman di bawah pimpinannya.”



    Hmm, di tengah suasana santai seperti ini, mungkin aku bisa menanyakan hal yang kemarin.

    “Oh iya, yang kemarin malam…”

    “Akatharton?”, ujarnya cepat.

    “Umm…ya, itu. Sebenarnya, kenapa mereka mengejarku?”

    “Ada kemungkinan mereka mengincar senjata yang kamu miliki. Makhluk-makhluk jelek itu sudah mengacau di beberapa tempat. Untung saja para pasukan dari keenam kota bergerak cepat, mencegah kehancuran lebih lanjut yang mereka lakukan. Bisa jadi mereka menginginkan senjata itu karena ingin melakukan kerusakan lebih dahsyat lagi.”

    “Ah…begitu ya. Untunglah kamu menyelamatkanku sebelum senjata itu berhasil diambil.”

    “Tenang saja. Tembok kota sebenarnya juga berfungsi untuk mendeteksi segala jenis ketidaksucian yang mendekat. Karena itulah aku dapat bergerak cepat untuk menyelamatkanmu.”



    Tiba-tiba dia berusaha mengalihkan topik.

    “Hei, sekarang ceritakan juga tentang dirimu. Semua orang di sini sudah kuketahui asal-usulnya.”

    “S-Semua?! Dua puluh delapan juta orang?!”

    “Uh-huh. Kenapa memangnya?”

    “Ah iya…kamu bukan manusia biasa. Jelas saja kamu bisa mengingat semuanya.”

    “Tuh kamu tahu. Jadi, ingin cerita?”

    Kumulai menceritakan kisah hidupku padanya.

    Sebenarnya aku tidak begitu ingat mengenai masa kecilku, mungkin karena terlalu buruk untuk diingat. Yang kutahu aku tinggal dengan sebuah keluarga blacksmith di utara sana sejak kecil. Merekalah yang mengadopsiku, menganggap diriku sebagai anaknya sendiri karena ayah dan ibu angkatku itu tidak memiliki anak kandung. Setelah memutuskan untuk pergi ke Shamayim, aku kembali menggunakan nama belakang yang diberikan sebelum aku diadopsi, Ruachim.

    “Bagaimana ceritanya kamu tiba-tiba bisa diadopsi oleh mereka?”

    “Hmm…mereka tidak menceritakan padaku detailnya. Intinya, keluarga kandungku sudah habis semua.”

    “Habis? Maksudmu, dibantai…?”, tanyanya perlahan.

    “Begitulah yang mereka katakan. Aku adalah satu-satunya orang yang tersisa, entah bagaimana caranya aku bertahan hidup.”

    “Ah, oke, oke. Lebih baik kita jangan bicarakan hal itu lagi.”, ujarnya cepat. “Maaf, aku tidak tahu.”

    “Ahaha…tidak apa-apa. Lagipula kurasa sekarang kita impas. Kamu menyelamatkanku, dan aku membuka masa laluku.”

    “Jadi, ingin meneruskan?”

    “Hmm…oke. Aku sangat ingin mengetahui siapa yang membantai keluarga kandungku. Selain untuk berbisnis, kedatanganku ke sini juga untuk mencari petunjuk atau bantuan.”

    “Eh? Petunjuk apa yang kamu harapkan dari tempat ini? Di sini bukan sarang pembunuh atau semacamnya.”

    “Kudengar keluarga Ruachim tinggal di kota ini sebelum pindah ke selatan dan akhirnya habis dibantai. Untuk itulah…”

    “Oh…begitu rupanya. Baiklah, akan kuberitahu jika aku teringat sesuatu mengenai keluarga itu. Seharusnya aku masih punya catatan penduduk yang pernah tinggal di sini, nanti akan kuperiksa.”

    “Ah…maaf kalau merepotkan. Aku jadi tidak enak. Baru saja pindah, sudah minta bantuan yang aneh-aneh…”, kugaruk-garuk bagian belakang kepalaku.

    “Sudah, tidak apa-apa. Sudah kewajibanku untuk membantu penduduk kota. Lagipula, aku masih berpikiran kalau kamu---“

    “Crusader-Saint?”, kupotong kata-katanya dengan cepat.

    “Mmm…iya. Penggambarannya mirip sekali dengan dirimu. Jika ketidaksucian mulai aktif kembali, maka seorang dengan senjata yang belum pernah dilihat di dunia akan bangkit setelah tidur panjangnya. Seorang Crusader-Saint. Aku tidak tahu apakah semua ini kebetulan atau bagaimana, namun itulah yang tertulis di Kitab Suci.”

    “Heee…begitu ya. Aku juga pernah membaca, kalau dua ribu tahun yang lalu Crusader-Saint tersebut menyegel sesuatu dari dunia ini. Namun hingga sekarang tidak ada yang tahu apa yang disegelnya itu.”

    “Uh-huh. Dia akan mengembalikan sesuatu yang disegelnya itu untuk menghadapi kekuatan jahat yang muncul.”

    “Dan kenapa Crusader-Saint itu menyegelnya…?”

    “Dua ribu tahun yang lalu, manusia jauh lebih jahat dibanding sekarang. Jauh lebih biadab. Segala cara dilakukan manusia untuk saling menguasai, saling menghancurkan. Di tengah kekacauan dunia, Crusader-Saint memusnahkan seluruh manusia busuk dan jahat itu, sekaligus menyegel sesuatu yang membuat mereka dapat saling membunuh dengan mudah. Hanya manusia-manusia berhati suci yang tetap hidup.”

    “Ah, begitu rupanya. Cerita yang aneh…”

    “Aneh bagaimana?”, tanyanya dengan kepala yang sedikit dimiringkan ke kanan.

    “Ada satu hal yang janggal. Kenapa Crusader-Saint itu mau melepaskan segel yang mengurung sesuatu, yang ternyata adalah sumber kekacauan di masa lalu?”

    “Apa mungkin dia menunggu agar manusia sudah siap untuk menerima apa yang disegelnya itu? Yah, siapa tahu sesuatu yang disegel itu akan rela dilepasnya jika penggunanya tidak memiliki tujuan jahat.”

    “Hmm…mungkin juga ya. Ah sudahlah, tidak seharusnya aku terlalu memikirkan masalah ini. Aku yakin dirimu dan para pendeta tahu lebih banyak dibanding diriku.”

    “Oke, oke.”, katanya sambil mengambil posisi berdiri. “Sekarang, apa kamu ingin ke istana?”

    “E-E-Eh?! Buat apa?”, jelas saja aku terkejut mendengar tawaran itu.

    “Tidak usah kaget begitu. Semua orang di kota ini pasti sudah pernah menginjakkan kaki di istana. Kamu sebagai penduduk baru, sudah sepantasnya harus melihat-lihat ke dalam.”

    Benar-benar terlalu ramah. Aku jadi mengerti kenapa Archangel pertama sempat memarahi dirinya. Yah, kuharap di sini tidak ada kriminalitas sama sekali.



    “A-Apa kamu yakin aku boleh masuk…?”, tanyaku saat sudah sampai di pintu besar depan istana, dengan gagang dan paku-paku penyambung dari emas.

    “Bukankah sudah kukatakan kalau penduduk biasa boleh masuk? Oh, tapi tetap ada beberapa ruangan yang tidak boleh kamu masuki.”, ujarnya santai.

    Tembok dan pilar-pilar emas yang berkilauan, langit-langit yang bercahaya, serta lantai yang mengkilap, menciptakan aura keilahian yang luar biasa. Di beberapa tempat, aku mendapati mosaik-mosaik dari batu-batu mulia yang berwarna-warni disusun menyerupai gambar, yang adalah gambar-gambar yang sesuai dengan kisah-kisah di Kitab Suci. Mataku terus memperhatikan hal-hal menakjubkan yang ada. Kakiku terus gemetaran saat melangkah. Hatiku terus berdecak kagum dengan apa yang ada di sini.

    “Hei, sejak tadi kamu diam saja. Ada apa?”

    “Ah, t-tidak apa-apa. A-Aku hanya belum pernah melihat yang seperti ini.”, suaraku benar-benar kaku.

    “Ahaha…yah, itu wajar. Penduduk yang sudah sejak lama tinggal di sini pasti tidak akan gemetaran seperti dirimu.”, katanya, diakhiri dengan sebuah senyuman.

    Terus berjalan menyusuri sebuah koridor besar, hingga sampai ke sebuah ruangan dengan singgasana berwarna perak berhiaskan batu safir di beberapa titik. Entah kenapa, aku merasa kalau aura ilahi di ruangan ini jauh lebih kuat dibanding yang ada di tempat-tempat yang kulalui tadi.

    Langkahnya terhenti di depan singgasana tersebut dengan diriku berdiri beberapa langkah di belakangnya. Kemudian, Raqia berubah dalam mode Angel Knight. Bando biru mudanya juga kembali menjadi sebuah pedang besar. Dia berbalik ke arahku…

    “Da’ath Ruachim, berlututlah.”, ujarnya.

    Tanpa pikir panjang ---atau mungkin karena suasana ilahi yang begitu kental---, aku langsung berlutut di hadapannya. Baju zirah dan pedangnya yang berkilauan memantulkan cahaya sekitar. Ditambah dengan kemunculan ketiga pasang sayap besar itu, membuat tubuhku benar-benar lemas. Bukan karena rasa takut, namun kekaguman yang luar biasa.

    “Jangan takut, Da’ath. Penduduk yang baru pindah dari luar kota memang harus melalui proses ini, menghilangkan segala bentuk ketidaksucian dalam tubuhnya.”

    “B-Baiklah.”

    Kupejamkan mata, kemudian pedang besar itu ditaruhnya perlahan di atas bahu kiriku. Lalu…

    Tahorah.

    Selesai dia mengatakan itu, aku merasa ada angin yang lembut dan hangat menyelimuti tubuhku. Butiran-butiran cahaya juga terus muncul dari lantai tempatku berlutut. Kukira ritual pemurnian akan menyakitkan dan menakutkan, namun ternyata aku salah. Suasana damai ini malah membuat air mataku tak tertahankan. Air mata karena diliputi ketenangan ilahi.



    Namun ritual itu tiba-tiba berhenti. Saat aku berusaha menghapus air mataku, pedang yang digenggamnya itu jatuh dan menimbulkan suara saat menghantam lantai.

    Di antara tempatku berlutut dan tempatnya berdiri, ada sebuah buku tebal yang melayang. Sampulnya putih bersih dan bercahaya, tidak kalah dengan kondisi terang yang ada di ruangan ini.

    “A-Apa ini…”, Raqia terlihat kaget.

    “Itu bukan milikmu?”

    “B-Buku ini muncul begitu saja.”

    Dia berusaha meraih buku itu. Namun…

    Kurang dari sekepalan tangan sebelum Raqia menyentuhnya, mendadak buku itu terbuka dengan sendirinya. Satu per satu halaman terbuka dengan cepat sambil memancarkan cahaya yang amat terang dan menyilaukan. Refleks aku memposisikan tanganku di depan mata karena cahayanya sangat menusuk. Kejadian itu berlangsung cepat, lalu buku itu jatuh ke lantai.

    Biblos Gnostikos. Itulah tulisan yang ada di sampul kerasnya.

    “B-Biblos Gnostikos?! Da’ath, tidak salah lagi, kamu adalah Crusader-Saint!!”, ujar Raqia.

    “Huh? Yang benar saja…”, kuambil buku itu yang tergeletak di lantai, lalu membuka satu per satu halamannya secara sekilas. “Eh? Kosong…”

    Ya, kosong. Tidak ada tulisan apapun di seluruh halaman yang ada.

    “Coba kulihat…!”, serunya, lalu dengan semangat duduk di sebelah kiriku. “Uh…aneh. Kenapa kosong begini?”

    “Jika benar aku adalah Crusader-Saint, bukankah seharusnya buku ini akan penuh dengan tulisan?”, ujarku dengan nada penuh keyakinan, walau aku tidak tahu pasti apakah pernyataanku benar atau tidak.

    “Hmm…aku harus memberitahukan hal ini pada enam Archangel lainnya.”, dia langsung berdiri.

    Bah, sepertinya dia tidak mendengarkan kata-kataku.

    “H-Hei, Raqia, dengarkan aku dulu…”

    “Apalagi yang harus kudengar? Pertama, kejadian tadi malam. Kedua, senjata anehmu. Dan sekarang, Biblos Gnostikos, kitab yang sudah hilang selama dua ribu tahun muncul saat ritual tadi. Meski kosong, namun kemunculan kitab itu sendiri adalah sebuah pertanda besar. Masih ingin bilang kalau semua ini adalah kebetulan?”

    “Err…tidak.”



    Aku kehabisan kata-kata. Seumur hidup, aku belum pernah mengalami kejadian aneh seperti tadi. Apa benar aku adalah Crusader-Saint yang memurnikan dunia 2000 tahun yang lalu? Jika benar dia adalah aku, seharusnya aku tahu apa yang disegelnya waktu itu. Tapi? Aku tidak tahu apa-apa. Informasi mengenai Crusader-Saint itu tidak ada yang kuingat. Sedikitpun.

    “Aaaahhh!! Oke, oke!!”, aku ikut berdiri. “Aku juga penasaran dengan semua ini. Jika kamu ingin menemui keenam Archangel yang lainnya, aku ikut. Siapa tahu aku juga menemukan informasi mengenai masa laluku.”

    “Nah, begitu dong. Kalau begitu, tiga hari lagi kita akan pergi.”

    “Uh? Kenapa harus tiga hari lagi?”

    “Perjalanan akan memakan waktu lama dan tentu saja, aku harus memberitahu semua bawahanku untuk menjaga kota ini selama aku tidak ada. Untuk itulah, aku perlu waktu tiga hari untuk mengatur mereka semua.”

    “Err…apa benar tidak apa-apa kalau kamu meninggalkan kota ini? Apalagi dengan adanya kejadian kemarin…”

    “Tenang, tenang. Aku yakin mereka mampu jika yang datang hanya makhluk-makhluk yang tidak begitu kuat seperti kemarin.”

    “Lantas kenapa bukan mereka yang menolongku?”

    “Itu karena aku tahu ada manusia yang diserang. Jika mereka yang bergerak, akan makan waktu terlalu lama. Mungkin kamu sudah mati karena mereka harus mengambil senjata…mempersiapkan barisan…”

    “Huh…baiklah. Jadi, apa yang harus kupersiapkan?”

    “Senjatamu, tentu saja. Aku merasa akan banyak hal yang dapat terungkap dengan adanya Plasma Rifle mu itu. Dan satu lagi, barang-barang seperlunya. Tenang saja, di kota ini belum pernah ada satupun kasus pencurian. Jadi barang-barangmu yang lain akan tetap aman.”



    Niatku untuk membuka usaha di kota ini pupus sudah, setidaknya hingga semua masalah ini selesai. Sekarang aku harus menemui keenam Archangel lainnya di kelima kota raksasa lain yang ada. Meski aku belum pernah mengunjungi kota-kota yang lain, namun menurut cerita orang-orang jaraknya saling berjauhan. Yang terdekat saja memakan waktu dua minggu perjalanan ke selatan, dengan kombinasi jalur darat dan laut, berasumsi tidak ada halangan sama sekali di perjalanan. Huh…seandainya saja aku bisa terbang, mungkin perjalanan akan jauh lebih cepat.

    Tapi aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini. Jika benar apa yang diceritakan ayah dan ibu angkatku mengenai keluarga kandungku, maka ini bisa jadi momentum untuk mengungkap segalanya mengenai masa laluku.

    Dan juga tentang Crusader-Saint itu pastinya.




    ================================

    As usual ~

    Spoiler untuk Trivia :

    • Let's study some Hebrew words!!
      • Setiap chapter akan diberi penanda: Tehillim = Mazmur/Psalm
      • Our protagonist name: Da'ath Ruachim
        ---> Da'ath = pengetahuan/knowledge
        ---> Ruachim = spirits (ruach = roh, dikasih akhiran -im jadi plural)
      • New loli, the 2nd Archangel: Raqia Gibboreth
        ---> Raqia = firmament
        ---> Gibboreth = dari kata dasar "gibbor", artinya ksatria/warrior
      • 1st Archangel: Uriel Yehiy'or
        ---> Uriel = light of God
        ---> Yehiy'or = Let there be light/jadilah terang (Genesis 1:3)
      • Defensive skill nya Raqia ---> Magen = perisai/shield
      • The city, Shamayim = heaven/surga
      • The 1st Archangel's city, Ohr-Nisgav
        ---> Ohr/Or (Latinized: "Ur") = light
        ---> Nisgav = susah cari padanan katanya yg langsung 1 kata tapi maksudnya adalah "tempat yang tinggi dan tak terjangkau"
      • Purification ritual ---> Tahorah = pemurnian/purification
    • Some Greek words
      • Akatharton = unclean spirit/roh najis
      • Biblos Gnostikos:
        ---> Biblos = buku/kitab/book
        ---> Gnostikos = dari kata "gnosis", artinya pengetahuan/knowledge



    ================================


    Spoiler untuk Main Protagonists :

    • Name: Da'ath Ruachim - lit: "Spirits of Knowledge"
      • Gender: Male
      • Race: Human
      • Age: 21 (2000++)
      • Hometown: Ferrenium village - lit: "Iron village" (Shamayim protectorate)
      • Height: 180 cm
      • Weight: 72 kg
      • Facial appearence: sapphire-colored eyes, blonde hair
      • Armaments:
        • Sacred Armor - nearly-impenetrable protecting armor, silver in color
        • Energy Blade - very large sword with energy as its blade
        • Hypermassive Defenser - 200 kg shield, its size can be increased
        • (?)
      • Short description:
        Seorang pandai besi (blacksmith) yang awalnya bertempat tinggal di Ferrenium, pindah ke Shamayim untuk mencari peruntungan yang lebih baik. Namun, semua harapannya itu sirna karena dia adalah...Crusader-Saint, sosok legendaris yang menghilang 2000 tahun yang lalu, setelah menyegel sesuatu dari dunia.
        Seorang yang tenang dan mampu berpikir dalam kondisi kacau sekalipun. Terkadang kejeniusannya bisa muncul begitu saja, sebagai pertanda kalau dirinya memang pernah hidup di masa lalu.
        Meski...bisa agak "nakal" kalau sudah berhadapan dengan Raqia.
    • Name: Raqia Gibboreth - lit: "Strength/Warrior of Firmament"
      • Gender: Female
      • Race: Archangel (2nd Archangel)
      • Age: 2000++
      • Hometown: Shamayim - lit: "Heaven"
      • Height: 144 cm
      • Weight: 30 kg
      • B/W/H (cm): 70/50/71
      • Facial appearence: azure-colored eyes, near knee-length silver hair
      • Armaments:
        • Chereb HaMemad - large sword, which can be used to call a larger sword from a dimensional portal.
      • Ability:
        • Strongest among the Archangels, physically speaking
        • Magen - impenetrable energy shield
        • Tahorah - purification of the sins' of the target
        • Spatial Breaker - wide-area spatial shockwave
      • Short description:
        Archangel mini penguasa Shamayim, sebuah kota berpenduduk 28 juta orang dengan nuansa divine-majestic yang kental.
        Short-tempered, yang akan dilampiaskannya terhadap siapapun dan juga Da'ath, kecuali rakyatnya sendiri.
        A good leader, loved by her people, but a VERY fearsome opponent. Bisa tsundere sewaktu-waktu. DEMEN AMAT SEH GUA SAMA LOLI TSUNDERE?
        Weakness: just pat her head.
    • Name: Plasma (?)
      • Gender: N/A (male-like voice)
      • Race: N/A (Divine Technology product, human-shaped robots)
      • Age: 2000++
      • Hometown: (?)
      • Height: 190 cm
      • Weight: (?)
      • Facial appearence: yellow circle-shaped eyes, rectangular-shaped mouth.
      • Ability:
        • Plasma Rifle - energy beam cannon, blast power can be adjusted by its owner
        • Sonic Glider - triangle-shaped jetplane, max speed > sound velocity
        • Can be transformed to Da'ath Ruachim's armaments
        • Divine Technology + Divine Energy detection
        • Worldwide map
        • Nearly omniscience if it comes to science
        • Energy limitation will be activated if separated from Biblos Gnostikos > 80 km
        • Can have full control of Hypermassive Defenser and Da'ath body when wearing the Sacred Armor
        • Have data storage unity with Biblos Gnostikos (Tehillim 21), located in Heaven. (Tehillim 31)
        • Have a 2nd form (Tehillim 17)
      • Short description:
        Sosok manusia kaleng misterius yang ditemukan di Ferrenium. Jelas sekali punya hubungan dengan Da'ath Ruachim, yang merupakan asisten sang Crusader-Saint itu lebih dari 2000 tahun yang lalu.
        Tahu berbagai macam hal, namun masih ada kemampuan-kemampuannya yang terkunci karena belum penuhnya Biblos Gnostikos.
        Nama sebenarnya bukanlah Plasma, itu hanya panggilan yang diberikan Da'ath dan Raqia.
    • Name: Biblos Gnostikos - lit: "Book of Knowledge"
      • Gender: N/A (annoying-but-lovable-loli-like voice)
      • Race: N/A (Divine Technology product, book-shaped automated being)
      • Age: 2000++
      • Hometown: (?)
      • Height: 40 cm
      • Width: 25 cm
      • Thickness: 7 cm
      • Weight: (?)
      • Facial appearence: N/A
      • Ability:
        • Technokinesis, ability to administer all kind of technology in range
        • Divine Technology + Divine Energy detection
        • Has data storage unity with Plasma (Tehillim 21), located in Heaven. (Tehillim 31)
      • Short description:
        Buku misterius yang muncul tiba-tiba saat Raqia melakukan Tahorah nya sewaktu di Shamayim.
        Misi Da'ath dan Raqia adalah mengisi halaman-halaman kosong dari buku ini, yang belakangan diketahui sebagai asisten Plasma di masa lalu.
        AI (Artificial Intelligence) nya akhirnya pulih setelah Raqia memahami tentang Hukum Termodinamika 1 dan 2. (Tehillim 20)



    Spoiler untuk Main Antagonists/Nephilim :

    • Father of the Nephilim: Raziel
      • Gender: Male
      • Race: Archangel(?)
      • Age: 2000++
      • Hometown: (?)
      • Height: 180 cm
      • Weight: 77 kg
      • Facial appearence: friendly-looking azure-colored eyes, neat short silver hair
      • Armaments: (?)
      • Short description:
        Tinggal di luar empat dimensi fisik (3 ruang, 1 waktu) yang membentuk alam semesta, sosok misterius ini merupakan ayah dari ketiga Nephilim.
    • 1st Nephilim: Inferna Tartarea - lit: "hell, hell"
      • Gender: Female
      • Race: Nephilim
      • Age: 2000++
      • Birthplace: (?)
      • Height: 170 cm
      • Weight: 67 kg (mostly from the weight of her cybernetics part)
      • B/W/H (cm): 92/58/89
      • Facial appearence: Sadist-looking red right eye, mechanical red left eye, long black hair
      • Armaments:
        • Phlegethon Bombard (Single mode: One hand only. Dual mode: Both hands.)
          • Blaster shift - Single-barrel mini-cannon.
          • Gatling shift - Gatling gun.
        • Ereshkigal Blade - Hand-attached sword (Single mode: One hand only. Dual mode: Both hands.)
      • Skills:
        • Charon's Drive: Hades' Judgement - high-energy pointing attack, disabling Warp Drive
      • Short description:
        Half-cybernetics Nephilim, dengan beberapa bagian tubuh yang diubah menjadi mekanik-elektrik.
        Nephilim pertama, dikatakan yang paling cerdas diantara bertiga, dan juga yang paling sadis. (Tehillim 17) Meski tetap disebut Nephilim, namun sebenarnya dirinya adalah manusia biasa yang tidak mewarisi gen Archangel sama sekali. Kekuatan supernya itu diperolehnya dari bagian-bagian tubuh cybernetic nya. (Tehillim 35-36)
        Mampu melakukan hacking pada sistem Golden Arrow (Tehillim 23)
    • 2nd Nephilim: Tenebria Erebus - lit: "darkness, darkness"
      • Gender: Female
      • Race: Nephilim
      • Age: 2000++
      • Birthplace: (?)
      • Height: 163 cm
      • Weight: 51 kg
      • B/W/H (cm): 90/58/88
      • Facial appearence: fierce looking red-eyes, shoulder-length purple hair
      • Armaments:
        • Chereb HaNephilim - giant black sword, have Archangel Core extraction ability, can summon Akatharton in a large group
          With its' original data restored by Biblos, now its name changed to Chaos Restriction (nickname: Charles). Have a portable mode, switching its form to a necklace.
      • Skills:
        • Retzach Elaphim - Material decomposer shock attack
        • Dimensional Portal activation.
      • Short description:
        Nice-looking Nephilim, physically speaking. (Tehillim 11)
        Melakukan misi secara perlahan, menunggu hingga waktu yang amat sangat tepat.
        Meski memiliki kesan ganas dan berdarah dingin, namun sebenarnya dia tidak suka membunuh sembarang orang selain targetnya, kecuali sangat terpaksa.
        Gaya bertarungnya tidak berbeda jauh dengan Raqia, dan memiliki support long-range attack berupa tombak-tombak miasma.
        Have a chivalric nature. (Tehillim 17)
        Memutuskan untuk bergabung dengan main party (Da'ath, Raqia, Plasma, Biblos) karena sudah tidak tahan dengan perlakuan ayahnya. (Tehillim 36)
        Hasil hubungan incest antara ayahnya dan Inferna. (Tehillim 35-36)
    • 3rd Nephilim: Atra Melancholia - lit: "black, black"
      • Gender: Female
      • Race: Nephilim
      • Age: less than 2000 years old
      • Birthplace: Chaotic area outside the physical dimensions of the universe
      • Height: 143 cm
      • Weight: 32 kg
      • B/W/H (cm): 72/52/73
      • Facial appearence: fierce looking red-eyes, near waist-length blonde hair + twintails
      • Armaments:
        • Choshech Arcblade - giant scythe, can be extended with a chain which can block Warp Drive if wrapped around the body
      • Skills:
        • Extended chain from scythe, locking Warp Drive
        • Dimensional Portal activation
      • Short description:
        Your typical blonde twintail-haired loli.
        Kontras dengan kakak perempuannya, dia selalu berusaha menyelesaikan misi secepat mungkin, namun kadang menjadi jerat untuknya sendiri.
        Hatinya tidaklah se"hitam" penampilan luarnya yang mengenakan gothic dress hitam. Selalu menghormati lawan, khususnya jika yang dihadapinya jauh lebih pintar.
        Mengandalkan kecepatan dalam bertarung, bahkan Warp Drive ibarat kerupuk di hadapannya. Punya long-range support attack berupa bola-bola hitam yang dapat meledak.
        Pernah menjadi korban abuse ayahnya sendiri. (Tehillim 17)
        Belakangan, dirinya dikontrol sepenuhnya oleh Inferna melalui alat khusus yang dipasangkan di lehernya. (Tehillim 32)
        Hasil hubungan incest antara ayahnya dan Tenebria. (Tehillim 35-36)



    Spoiler untuk Archangels List :

    • 1st Archangel: Uriel Yehiy'or - lit: "Light of God + Let there be light"
      • Gender: Male
      • Race: Archangel
      • Age: 2000++
      • Hometown: Ohr-Nisgav - lit: "Unreachable light of the High"
      • Height: 181 cm
      • Weight: 71 kg
      • Facial appearence: serious-looking flame-colored eyes, long golden hair
      • Divine Technology:
        • Photonica - golden staff with two wings and a ruby on its top, act as an assistance.
      • Short description:
        Archangel pertama, penguasa kota Ohr-Nisgav. Menurut Raqia, sifatnya kaku dan keras.
        Dicurigai sebagai ayah dari para Nephilim (?) (Tehillim 19)
    • 3rd Archangel: Deshiel Tsamach - lit: "Growing plantations of God"
      • Gender: Female
      • Race: Archangel
      • Age: 2000++
      • Hometown: Pardes - lit: "Forest-like garden"
      • Height: 168 cm
      • Weight: 56 kg
      • B/W/H (cm): 87/59/88
      • Facial appearence: gentle-looking emerald-colored eyes, long golden hair
      • Divine Technology:
        • Biophotonic Decoder - reconnaissance device, utilizing all living things which can do photosynthesis as its eyes.
      • Short description:
        Archangel ketiga, penguasa Pardes, sebuah kota bernuansa hutan yang didasarkan pada hutan Amazon di dunia nyata, lengkap dengan taburan butir cahaya yang melayang di udara. Menurut Raqia, dia adalah yang paling mudah diajak bicara diantara keenam Archangel lainnya.
        Mother-like figure, punya ketertarikan dalam bidang mikrobiologi dan botani.
        "Korban" eksperimen pertama tentang Archangel Core yang dilakukan Uriel. (Tehillim 9)
    • 4th Archangel: Maoriel Moshel - lit: "Dominion of God's Luminary"
      • Gender: Male
      • Race: Archangel
      • Age: 2000++
      • Hometown: Chalal - lit: "outer space/void"
      • Height: around 180 cm (kira-kira se-Da'ath)
      • Weight: (? - 75-80 kg)
      • Facial appearence: friendly-looking yellow eyes, short silver hair
      • Divine Technology:
        • Artificial Dimensional Storage - storage room that gain benefits from space-time deformation. (increasing/decreasing size, gravity adjustment)
        • Celestial Cores - 3 luminary cores, can be transformed to human-form or weapon-form. Have 2 skills: Astral Satellite & Luminary Blast
        • Recovery Orbiter - high-speed recovery device, can recover nearly anything except raising the dead
      • Short description:
        Archangel keempat, penguasa Chalal, sebuah kota ultra-metropolitan dengan penduduk sekitar 70 juta orang, berisi penduduk dari berbagai macam etnis yang didasakan pada orang-orang Asia Timur di dunia nyata.
        Terlalu berfokus pada kebahagiaan rakyatnya, sehingga sering melupakan orang-orang terdekatnya. Memiliki seorang asisten yang sangat mencintai dirinya, Omoikane.
        Punya koleksi senjata yang sangat banyak.
        Kemungkinan besar, dulunya dia adalah orang militer yang berada pada kubu yang memusuhi sang Crusader-Saint. (Tehillim 17)
    • 5th Archangel: Kanaphiel Chetzyammim - lit: "Wing of God + Arrow of the seas"
      • Gender: Female
      • Race: Archangel
      • Age: 2000++
      • Hometown: Tzayad - lit: "hunter"
      • Height: 165 cm
      • Weight: 53 kg
      • B/W/H (cm): 89/58/87
      • Facial appearence: calm-looking orange eyes, chin-length golden hair
      • Divine Technology:
        • Entropic Thermo-Revolver - dual white handgun with ability to utilize entropy for faster bullet reloading.
        • Golden Arrow - supermassive beam cannon at Earth's orbit, only can be unlocked by her.
      • Short description:
        Archangel kelima, penguasa Tzayad, sebuah kota berpenduduk 7 juta orang, bernuansa nomadic-grassland yang didasarkan pada kondisi geografis Eurasian Steppe di dunia nyata. Memiliki ketertarikan dalam beternak kuda dan unta.
        Punya motto yang didasarkan pada motto sniper di dunia nyata: one shot, one kill.
        2000 tahun yang lalu dia sempat menggunakan Golden Arrow untuk menembakkan Golden Beam ke permukaan Bumi. (Tehillim 21)
        Former Empress of Silvermoon Empire, di bawah nama Kana R. (Tehillim 22)
    • 6th Archangel: Tselemiel Adamah - lit: "Image of God from the ground"
      • Gender: Male
      • Race: Archangel
      • Age: 2000++
      • Hometown: Avodah - lit: "work/worship"
      • Height: +181-189 cm
      • Weight: (?)
      • Facial appearence: cool-looking violet eyes, spiky silver hair
      • Divine Technology: N/A
      • Short description:
        Archangel keenam, penguasa Avodah. Setahun sebelum event di cerita, Raqia sempat membantu dirinya menangani Elilim-class di Olympia.
        Dicurigai sebagai ayah dari para Nephilim (?)
        Kemungkinan besar ahli dalam bidang psikologi, (Tehillim 15) yang ternyata hanyalah rasa pengertian yg cukup tinggi, khususnya dalam hal menyenangkan rakyatnya.
        Menyimpan suatu rahasia yang bahkan para Indagator pun tidak boleh mengetahuinya (Tehillim 26) yang ternyata adalah proyek Merkava Barzel, sebuah kapal besi raksasa. (Tehillim 28)
    • 7th Archangel: Nuachiel Yevarech - lit: "Blessed who dwells in the Resting of God"
      • Gender: Female
      • Race: Archangel
      • Age: 2000++
      • Hometown: N/A (lone wolf...eh?)
      • Height: 150 cm
      • Weight: 40 kg
      • B/W/H (cm): 75/54/77
      • Facial appearence: purple eyes, shoulder-length silver hair
      • Divine Technology:
        • Longinus - white spear, can be enlarged
      • Short description:
        Archangel ketujuh, tidak memimpin kota manapun.
        Paling jarang terlihat di antara bertujuh, dan itulah yang menyebabkan Raqia curiga padanya untuk pertama kali meski belakangan terbukti salah. (Tehillim 9, 17)



    Spoiler untuk Indagator List (incomplete) :

    • Clio
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: Shamayim
      • Height: 165 cm
      • Weight: 55 kg
      • B/W/H (cm): 90/56/91
      • Facial appearence: sapphire-colored eyes and black ponytail hair, with big white ribbon
      • Divine Technology:
        • Chrono Scroll - space-time recording device.
      • Short description:
        Former general of Shamayim's Army, leader of Indagator.
    • Kalliope
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: Pardes
      • Height: 170 cm
      • Weight: 56 kg
      • B/W/H (cm): 91/59/89
      • Facial appearence: soft-blue eyes and long hair, wearing a Roman-era styled toga
      • Divine Technology:
        • Vecondrius: Vector Controller with Drawing Ability Synchronization - force vector controlling device, do some drawing to manipulate the vectors.
      • Short description:
        Eleutherian-class paling tua di antara 9 Indagator. Memiliki pengetahuan tentang obat-obat dari tumbuhan.
        Keindahan suaranya bahkan mampu menarik burung-burung untuk diam dan mendengarkan, sesuai dengan julukannya: Aqua Tranquility
    • Polyhymnia
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: Ohr-Nisgav
      • Height: 170 cm
      • Weight: 57 kg
      • B/W/H (cm): 93/60/89
      • Facial appearence: blue-sea colored eyes, flame-haired long hair, wearing little winged gold headband
      • Divine Technology:
        • Field Energizer - Divine Energy field transmitter long staff
      • Short description:
        Terkenal dengan julukan Divine Flame. Rumornya, hanya 1 orang dari ras malaikat yang bisa mengalahkannya: Clio.
        Punya kelainan sifat, obsesi berlebihan terhadap segala sesuatu yang kecil.
    • Terpsichore
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: Tzayad
      • Height: 158 cm
      • Weight: 48 kg
      • B/W/H (cm): 82/56/82
      • Facial appearence: green-blue colored eyes, wood-colored short hair, wearing a cowboy hat
      • Divine Technology: N/A
      • Anti-Divine Technology:
        • Material Vibrance Generator - triangular-shaped yellow guitar pick, animated dead things via atomic vibration.
      • Short description:
        Berjuluk Dancing Puppeteer, mampu memunculkan hujan boneka-boneka bersenjata. Dikendalikan melalui petikan gitarnya, yang ternyata merupakan kemampuan yang dimiliki pemetiknya: Material Vibrance Generator.
        Suara nyanyiannya dikatakan bagai "sungai kecil yang mengalir membelah padang rumput hijau".
    • Urania
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: 500++
      • Hometown: Chalal
      • Height: 146 cm
      • Weight: 35 kg
      • B/W/H (cm): 72/51/73
      • Facial appearence: dark yellow eyes, back-length pale purple hair, wearing black rabbit ears headband
      • Divine Technology:
        • Anti-Gravity Platform - floating device, shaped like a ball that cut by its 1/4.
      • Short description:
        Sang Starlight Cannon, mampu menembakkan sebaran berkas cahaya berbentuk mirip meteor. Selalu membawa boneka kelinci putih.
        500 tahun yang lalu, keluarganya terbunuh, termasuk adik perempuannya. Hal itulah yang menyebabkannya sayang terhadap anak-anak.
    • Erato
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: (?)
      • Height: 169 cm
      • Weight: 54 kg
      • B/W/H (cm): 92/58/93
      • Facial appearence: pale blue long hair, amber-colored eyes, wearing a large sailor cap
      • Divine Technology:
      • Short description:
        Bishop of Pure Love, memiliki kemampuan untuk memanipulasi petir dengan palu besarnya.
    • Euterpe
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: Avodah
      • Height: 179 cm
      • Weight: 60 kg
      • B/W/H (cm): 95/60/94
      • Facial appearence: blue-yellow heterochromia, copper-colored short hair
      • Divine Technology:
      • Short description:
        Duke of Warrior, mantan pemimpin 1/5 pasukan Avodah. Memiliki tanah dan kastil di luar batas barat Avodah. Dapat memanipulasi tanah dengan kapak besar bermata dua miliknya.
    • Melpomene
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: Olympia, territory of Avodah
      • Height: 151 cm
      • Weight: 40 kg
      • B/W/H (cm): 75/54/76
      • Facial appearence: dark green eyes, shoulder-length pink hair tied on right side, wearing a sad mask on the left side.
      • Divine Technology: N/A
      • Anti-Divine Technology:
        • Lightpath Diffuser - knife-shaped device, distracting light refraction and reflection, grants invisibility.
      • Short description:
        Crying Breeze, yang paling cengeng di antara kesembilan Indagator. Hanya perlu sedikit usaha untuk membuatnya menangis.
        Anak dari pimpinan Argonaut, salah satu kelompok bajak laut.
    • Thalia
      • Gender: Female
      • Race: Angel; Class: Eleutherian
      • Age: (?)
      • Hometown: Olympia, territory of Avodah
      • Height: 151 cm
      • Weight: 40 kg
      • B/W/H (cm): 75/54/76
      • Facial appearence: dark green eyes, shoulder-length pink hair tied on left side, wearing a cheerful mask on the right side
      • Divine Technology: N/A
        • Lightpath Diffuser - knife-shaped device, distracting light refraction and reflection, grants invisibility.
      • Short description:
        Cheerful Gale, memiliki senyum dan keceriaan yang bahkan mampu membuat makhluk buatan seperti Plasma dapat akrab dengannya dalam sekejap.
        Anak dari pimpinan Argonaut, salah satu kelompok bajak laut.



    Spoiler untuk Large Cities information (incomplete) :

    • Shamayim
      • Leader: Raqia Gibboreth
      • Population: + 28.000.000
      • Areas: + 3.900 km2
      • Military Strength: 10.000.000, 35 division.
      • Description:
        A large city with Rennaisance-Middle Age architecture, shining walls, floating glass-orbs, and road network which grants levitation ability for the people.
    • Pardes
      • Leader: Deshiel Tsamach
      • Population: + 14.000.000
      • Areas: + 1.800 km2
      • Military Strength: 5.000.000, 14 division.
      • Description:
        City of forest, harmonized with nature. Little light orbs act as its light source for night.
    • Chalal
      • Leader: Maoriel Moshel
      • Population: + 70.000.000
      • Areas: + 6.700 km2
      • Military Strength: 35.000.000, 70 division.
      • Description:
        Ultra-megapolitan city with oriental architecture. Very crowded.
    • Tzayad
      • Leader: Kanaphiel Chetzyammim
      • Population: + 7.000.000
      • Areas: + 4.000 km2
      • Military Strength: 2.700.000, 270 tumens
      • Description:
        Nomad-like city. Home for the fiercest mixed human/Angel-class horde in the world.
    • Avodah
      • Leader: Tselemiel Adamah
      • Population: + 49.000.000
      • Areas: + 10.000 km2
      • Military Strength: 16.300.000, 40 division.
      • Description:
        Massive industrial city with a taste of Middle Age European architecture, and designed beautifully with great sense of art by its leader.



    Spoiler untuk Divine Technology types :

    • Core type
      Ex:
      • Archangel Core
        Description:
        Main source of power and life for the Archangels.
      • Celestial Core (3 cores)
        Description:
        Originally served as weapon for Maoriel Moshel, but can be transformed to human form when given more Divine Energy from the owner.
      • "Plasma" Core
        Description:
        Appeared in Tehillim 3, this is the core for Plasma, and must be put inside the compatible body.
      • Absolute Zero
        Description:
        Can achieve absolute zero temperature (-273.15 K), which is theoretically impossible with normal human technology. Act as a key for few things.
      • Spirit Materializer
        Description:
        Tetrahedron-shaped red crystalline. Summons the spirits of the dead, and materialize them with real and solid body. The spirits will only have one type of emotion.
    • Pure weaponry type
      Ex:
      • Energy Blade
        Description:
        A giant sword which have white-colored energy as its blade. Very lightweight despite of its giant size.
      • Hypermassive Defenser
        Description:
        A 200 kg shield for Da'ath Ruachim, always floating beside his left hand. Can be enlarged (size and mass), and have the automatic mode.
      • Sacred Armor
        Description:
        Silver-colored armor, nearly-impenetrable. Even can protect the user from blast power equal to 60% of Archangel Core's Divine Energy.
      • Entropic Thermo-Revolver
        Description:
        White-colored dual handgun, owned by Kanaphiel Chetzyammim.
        The only Divine Technology which can utilize entropy of heat as its power source (faster reloading)
      • Golden Arrow
        Description:
        Located on the Earth's orbit, can fire a large energy beam. The activation key is Entropic Thermo-Revolver with Entropic Normalization mode.
    • Reconnaissance type
      Ex:
      • Biophotonic Decoder
        Description:
        Owned by Deshiel Tsamach, but she can't remember the origin of this device.
        A green large crystal, shaped like two pyramids joining each other. Utilizing all living things that can do photosynthesis as its "eyes".
    • Support type
      Ex:
      • Recovery Orbiter (5 balls)
        Description:
        Head-size yellow ball, owned by Maoriel Moshel. Four of them was stolen by Omoikane.
        Can repair anything ranging from living things to ordinary material, except raising the dead.
      • Anti-Gravity Platform
        Description:
        Shaped like a 3/4 black ball, have the levitation ability.
      • Field Energizer
        Description:
        Owned by Polyhymnia, this long staff can transmit fix amount of Divine Energy on a particular area. As the result, all ability of Divine Technology used in this area will be increased. The data structure altered, so fire is transmitted instead.
    • Storage type
      Ex:
      • Biblos Gnostikos
        Description:
        A mysterious book, appeared from nowhere when Raqia did the Tahorah ritual.
        An AI-programmed being, has its own consciousness, and it seems that it has a strong connection with Plasma.
      • Artificial Dimensional Storage
        Description:
        A large storage room which can be expanded, even the Earth's gravity can be manipulated inside. The uniqueness is, the size that appeared from outside will not change.
      • Chrono Scroll
        Description:
        Scroll-like Divine Technology device that can record all events happened on Earth, utilizing the space-time distortion which is always happening when an object doing something.
      • Divine Signal Counter Measure Container (DSCM Container)
        Description:
        Semi-transparent green box. Jamming all Divine Energy signal transmitted from Divine Technology devices contained on it.

    Last edited by LunarCrusade; 22-10-14 at 16:41.

  2. Hot Ad
  3. The Following 4 Users Say Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
  4. #2
    MelonMelon's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Location
    Melon's Farm
    Posts
    3,010
    Points
    27,268.78
    Thanks: 73 / 47 / 33

    Default

    PERTAMAX!!!

    Mana Cirno, Azu-chan, sama Cirnotron????

    ah, gue udah bersemangat nunggu mereka itu.. sekarang malah tukang besi yang muncul, kecewa.


    oke, mau ngga mau Cirnotron harus menunggu. Dan gue baru aja baca 2 chapter itu...
    kayaknya bau sci-fi ngga sekentel aaaar, ya? tapi gue nggga yakin juga, akan ditambah sih
    loli nya, gue kok ngebayanginnya jadi aneh ya. rambut panjang perak, matanya biru...bule gagal?
    okay, masih loli...

    baru awal2, gue ngga bisa komentar banyak. yang jelas cukup bikin gue penasaran. berhubung dari awal udah keliatan jeder2 nya, gue mengharapkan jeduar jeduer yang lebih mantap lagi kedepannya ya. gore2 dikit okelah
    woakwkoakowkokwokaokwoakoa

    FACEBOOK | TWITTER | Melon's Blog
    I am a melon - MelonMelon

  5. #3
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    kan akoh suka memberikan janji-janji manis sematahhhh
    *ditamparin

    Kenapa yg gw janjiin waktu itu gak gw release duluan? Soale emang belom solid eventnya mau ngapain aja
    Apalagi rencananya kan sejenis GoLtA cuman rada nyeleneh...nulis itu aja gw udah ngos"an



    Sci-fi? Genrenya Fantasy mas

    Dan dia bukan bulekkkk


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  6. #4
    MelonMelon's Avatar
    Join Date
    Dec 2011
    Location
    Melon's Farm
    Posts
    3,010
    Points
    27,268.78
    Thanks: 73 / 47 / 33

    Default

    elu tanpa sci-fi itu kurang apdol, Lun... wakakakakakakaa

    yaudahlah, pokonya gue masih menunggu Cirnotron. buat sekarang, si Raqia ini cukuplah buat cemilan. *ditabok
    race nya angel-class?

    FACEBOOK | TWITTER | Melon's Blog
    I am a melon - MelonMelon

  7. #5
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Quote Originally Posted by MelonMelon View Post
    elu tanpa sci-fi itu kurang apdol, Lun... wakakakakakakaa

    yaudahlah, pokonya gue masih menunggu Cirnotron. buat sekarang, si Raqia ini cukuplah buat cemilan. *ditabok
    race nya angel-class?
    Angel-class di sini banyaknya jadi prajurit sama pendeta...tapi bukan berarti 1 kota isinya Angel-class semua
    Kurang ajar dikata cemilan, belom pernah disuruh nelen bando nya ye *terus tiba" di dalem perut berubah jadi pedang*

    Chii-chan...sepertinya masih lama, puyeng gw asli
    Sabar aja, kalo udah saatnya pasti dikeluarin kok


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  8. #6
    Z-CYBER's Avatar
    Join Date
    Nov 2007
    Location
    Palembang City
    Posts
    9,090
    Points
    1,446.63
    Thanks: 173 / 236 / 166

    Default

    itu cewe kok kek ilya yah (kebayang pas baca... )
    tapi setelah di baca lagi matanya biru

    dannnn ternyata loli knightttt anjrotttttttttttttttttttt

    cerita adventure banget ene

    ini cerita bersambung ya nil
    kok dia masih dalam keadaan mencari gitu zzzz
    terus ingatan dia

  9. #7
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Quote Originally Posted by Z-CYBER View Post
    itu cewe kok kek ilya yah (kebayang pas baca... )
    tapi setelah di baca lagi matanya biru

    dannnn ternyata loli knightttt anjrotttttttttttttttttttt

    cerita adventure banget ene

    ini cerita bersambung ya nil
    kok dia masih dalam keadaan mencari gitu zzzz
    terus ingatan dia
    banyak cerita gw char utamanya loli kok

    ho oh bersambung, ini long-term project kyk An Angel and A Reaper gw gitu


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  10. #8
    Z-CYBER's Avatar
    Join Date
    Nov 2007
    Location
    Palembang City
    Posts
    9,090
    Points
    1,446.63
    Thanks: 173 / 236 / 166

    Default

    Quote Originally Posted by LunarCrusade View Post
    banyak cerita gw char utamanya loli kok

    ho oh bersambung, ini long-term project kyk An Angel and A Reaper gw gitu
    lu bikin sepanjang itu tar?

    ceritanya nangkap gw nil
    gw menghayal aja dapet udah kira2 gmn
    loli knight

    tapi rada ga enak gitu
    mungkin gara2 ceritanya bersambung jadi rada ga nerima wkkwwk
    ato bisa di katakan penasaran

  11. #9
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Quote Originally Posted by Z-CYBER View Post
    lu bikin sepanjang itu tar?
    ceritanya nangkap gw nil
    tapi rada ga enak gitu
    mungkin gara2 ceritanya bersambung jadi rada ga nerima wkkwwk
    ato bisa di katakan penasaran
    prediksi gw sekitaran AAaAR panjangnya

    justru itu...kalo cerita bersambung gitu kan ntar loe pasti balik lagi ke thread ini...balik lagi ke sini...balik lagi ke sini...


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  12. #10
    Z-CYBER's Avatar
    Join Date
    Nov 2007
    Location
    Palembang City
    Posts
    9,090
    Points
    1,446.63
    Thanks: 173 / 236 / 166

    Default

    Quote Originally Posted by LunarCrusade View Post
    prediksi gw sekitaran AAaAR panjangnya

    justru itu...kalo cerita bersambung gitu kan ntar loe pasti balik lagi ke thread ini...balik lagi ke sini...balik lagi ke sini...
    ywd u kabarin ya nil lewat VM kalo sambungannya dah kluar
    ato lu ceritain aja langsung ke w tar ga usa post dsn

  13. #11
    Vulpeex's Avatar
    Join Date
    Feb 2012
    Posts
    2,657
    Points
    28,313.20
    Thanks: 151 / 146 / 108

    Default

    bentar.. jadi Archangel itu loli semua ? yg nongol di otak gue malah yg umur 20an gitu
    sorry gue kurang asupan loli, kurang bisa ngegambarin di otak


    btw, ketemu typo di Tehilim 2: "Da’ath Ruachim, berlutulah."

    terus, entah kenapa gue lebih nyaman aksen yang formal .
    kalo baca Raqia ngomong ..kok, ..dong, itu ada yg aneh gimana gitu . tapi emang konsepnya setengah gaul ya ?

    terus (terus molok), entah gue baru liat ato gimana ya..
    tanda baca disekitar kutip, “Aku benar-benar terkesan., sahutku
    itu gue biasa liatnya cuma ada di sebelum kutip terakhir .

    tapi imajinasi lo keren kok niel
    ceritanya bisa dibayangin, seru, penasaran sama Archangel yang lain kek gimana, terus Crusader-Saint juga masi serba misteri .
    ijin bookmark gan~

    padahal tadi gue bilang mo komen besok, tapi apa daya tangan gatel
    Last edited by Vulpeex; 11-09-12 at 10:05.
    Steam

    Vulpeex

  14. #12
    -Pierrot-'s Avatar
    Join Date
    Aug 2011
    Location
    CAGE
    Posts
    2,600
    Points
    15,814.97
    Thanks: 44 / 119 / 91

    Default

    sempet2in baca deh, ditengah rententan serangan machine gun tugas perkampusanjingan~

    Baru beberapa paragraf langsung ditolong sama cewek, kok rasanya terlalu mainstream ya (kayak di manga2 shounen-harem gitu).

    Dan bisa gua tebak, cerita ini punya potensi :


  15. #13
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Quote Originally Posted by Z-CYBER View Post
    ywd u kabarin ya nil lewat VM kalo sambungannya dah kluar
    ato lu ceritain aja langsung ke w tar ga usa post dsn
    kalo emang mau berlangganan entar dapet special VM dari gw terus kok

    Quote Originally Posted by jktgirl-COOL View Post
    bentar.. jadi Archangel itu loli semua ? yg nongol di otak gue malah yg umur 20an gitu
    sorry gue kurang asupan loli, kurang bisa ngegambarin di otak


    btw, ketemu typo di Tehilim 2: "Da’ath Ruachim, berlutulah."

    terus, entah kenapa gue lebih nyaman aksen yang formal .
    kalo baca Raqia ngomong ..kok, ..dong, itu ada yg aneh gimana gitu . tapi emang konsepnya setengah gaul ya ?

    terus (terus molok), entah gue baru liat ato gimana ya..
    tanda baca disekitar kutip, “Aku benar-benar terkesan., sahutku
    itu gue biasa liatnya cuma ada di sebelum kutip terakhir .

    tapi imajinasi lo keren kok niel
    ceritanya bisa dibayangin, seru, penasaran sama Archangel yang lain kek gimana, terus Crusader-Saint juga masi serba misteri .
    ijin bookmark gan~

    padahal tadi gue bilang mo komen besok, tapi apa daya tangan gatel
    sip, dah dibenerin typo nya dari kemaren

    "Kok" itu kalo gak salah sih formal, ada di KBBI..."dong" yg gw ragu. Kalo emang ga cocok ntar ga gw pake lagi.

    NAH
    AKHIRNYA
    Ada yg bisa point out kesalahan FATAL gw dalam tanda baca, setelah AAaAR berlalu
    Entah, itu udah kebiasaan Yang bener sih harusnya "bla bla bla," katanya.
    Mo dibenerin udah males /"

    oke deh, ntar dapet VM spesial dari gw kok
    sebagai penulis yang baik harus selalu mengingatkan pembaca setianya *kebiasaan sejak AAaAR*

    Quote Originally Posted by -Pierrot- View Post
    sempet2in baca deh, ditengah rententan serangan machine gun tugas perkampusanjingan~

    Baru beberapa paragraf langsung ditolong sama cewek, kok rasanya terlalu mainstream ya (kayak di manga2 shounen-harem gitu).

    Dan bisa gua tebak, cerita ini punya potensi :

    ooo jelas tidak
    awal" terlalu mainstream gak menjamin selanjutnya terus berbau mainsteram

    loli amount ya...hmm...liat aja nanti deh


    =====================================


    Spoiler untuk Tehillim 3 :


    =================================
    Tehillim 3: Hometown || Divine Proportion
    =================================




    Langit yang cerah, hembusan angin yang hangat. Kondisi cuaca yang sangat ideal. Sebenarnya aku ingin menikmati semuanya selama perjalanan, tapi…



    Lagi-lagi Raqia, mulai membuka mulutnya sembari menunggang kuda dengan posisi tubuh yang nampak seperti orang malas.

    “Jadi, sudah sampai belum?”, tanyanya dengan nada mengeluh, yang sudah BERKALI-KALI dilakukan, terhitung satu hari setelah berangkat dari Shamayim. Pagi, siang, sore, malam…pertanyaannya hanya berkisar di situ saja.

    Ternyata anak kecil yang satu ini manja sekali…bah.

    “Sudah kubilang, desa tempatku tinggal jaraknya tujuh hari dari Shamayim…”, jawabku. Sebenarnya aku sudah malas meladeni pertanyaannya, tapi bisa-bisa aku dicincang jika bersikap tidak hormat.

    Yap, kami memutuskan untuk terlebih dahulu pergi ke utara ---yang arahnya berlawanan dengan tujuan pertama kami---, sekedar untuk memberitahu ayah dan ibu angkatku mengenai semua ini. Aku tidak mau membuat mereka khawatir. Untunglah Raqia bisa mengerti, dan bersedia ikut menemani. Tapi kalau dia terus mengeluh begini…lama-lama aku bisa frustasi.

    Selama 6 hari belakangan, aku terus berusaha menahan emosi. Ada dua alasan. Pertama, karena rasa terima kasihku, sehingga diperbolehkan menengok ayah dan ibu angkatku. Kedua, karena…kudaku kembali!! Yay!! Uh-huh, Baraq ---nama kudaku--- ditemukan oleh beberapa Angel-class bawahan Raqia, sekitar sehari perjalanan sebelah timur Shamayim. Dan sekarang, aku sedang menungganginya.

    Tahan, Da’ath. Tahan. Bermasalah dengan seorang Archangel pasti akan merepotkan nantinya.



    “Tidak kusangka akan lama sekali…”, gerutunya.

    Cukup.

    “Kalau begitu, kenapa bersedia ikut? Bukankah sudah kubilang, tunggu saja di Shamayim, dan aku akan kembali?”, kukeraskan suaraku sedikit.

    “Dan membiarkanmu diserang Akatharton?”

    “Lebih baik begitu dibanding harus mendengar ocehanmu setiap hari, setiap beberapa jam sekali…”

    Ups. Kelepasan.

    “Coba katakan sekali lagi.”, ujarnya datar.

    “Ya, lebih baik diserang Akatharton dibanding mendengar celotehan anak kecil sepertimu…”

    Dalam sekejap dia berubah ---Angel Knight form tentunya---, lalu menaruh ujung pedang besarnya itu tepat di leherku.

    Dia menatapku tajam. “Benar-benar ingin mati rupanya.”

    “Lakukan saja, dan kamu akan kehilangan harapan untuk membangkitkan Crusader-Saint itu.” Yah, meski sebenarnya aku sudah takut setengah mati. Salah sedikit bisa-bisa leherku hilang.

    Dia mengepalkan tangan kirinya, sambil menunjukkan wajah kesal. “Sial…belum pernah aku dipermainkan manusia seperti ini.”

    Bagus. Dia kalah kali ini.

    “Lagipula kenapa tidak terbang saja? Bukankah kamu bisa melakukan hal itu?”

    “Hmm…benar juga ya. Baiklah.”

    Raqia menghentikan kudanya, lalu turun, masih dalam mode Angel Knight.

    “Sekarang giliranmu. Ambil senjatamu dan turunlah dari kuda.”, perintahnya. Refleks, aku ikut menghentikan Baraq, membopong Plasma Rifle di bahu kanan, lalu turun.

    Dengan mantap dia melangkah ke arahku, lalu…

    “E-Eh…? EEEEHHHH?!”

    Jelas saja aku terkejut. Tiba-tiba saja dia memelukku.

    Keenam sayapnya mengembang, lalu sambil menatapku dia berujar lembut, “Pegangan yang erat.”

    Belum sempat tubuhku terangkat, terdengar suara dari kejauhan, suara teriakan. Mendadak Raqia melepaskan pelukannya, lalu menatap ke arah langit, tempat suara berasal. Sial. Kapan lagi aku punya kesempatan memeluk gadis menggemaskan seperti dia?! Argh. Dasar pengganggu kurang ajar…



    Tak lama, sesosok makhluk bersayap sepasang dengan rambut pendek berwarna keabu-abuan mendarat di depan Raqia. Angel-class rupanya. Arah datangnya dari utara, tempat kampung halamanku berada. Diapun membungkukkan badannya sedikit saat berhadapan dengan makhluk bersayap enam di depanku.

    Tunggu. Utara? Dan kenapa sorot mata merahnya itu terlihat cemas…?

    “Tzafon? Kamu terlihat panik sekali…ada apa?”, tanya Raqia sambil memiringkan kepala sedikit ke kanan, sambil menancapkan pedang besarnya itu ke tanah.

    “G-Gawat, Yang Mulia. S-Sebuah desa di utara sana sedang diserang, dan tidak ada satupun Angel-class yang mampu menghadapinya.”, jawab Angel-class yang bernama Tzafon itu dengan kaku.

    Mendengar hal itu, aku mendadak panik. “Desa?! Maksudmu desa Ferrenium?!”

    Tangan kanan Raqiapun menahanku yang ingin maju lebih jauh ke arah Angel-class itu, sambil berujar, “Da’ath, tenanglah dulu. Biarkan dia menyelesaikan kata-katanya. Oke…jadi, makhluk seperti apa yang menyerang?”

    “Makhluk besi…belum pernah saya lihat sebelumnya.”

    “Uh? Besi? Setahuku belum pernah ada Akatharton yang terbuat dari besi…ya sudahlah, itu urusan belakangan. Bagaimana dengan penduduk desa? Sudah diamankan?”

    “Sudah, Yang Mulia. Seluruh Angel-class terdekat telah dikerahkan untuk mengevakuasi penduduk.”

    “Hmm…baiklah, aku akan ke sana sekarang untuk melihat makhluk tersebut.”, kemudian Raqia menengok ke arahku. “Da’ath, sebaiknya kita bergegas.”

    “Tunggu. Jangan bilang kalau kamu ingin---“

    Kata-kataku dipotongnya, “Sudahlah, aku tahu kalau kamu juga ingin dipeluk seperti tadi...bagaimanapun juga sudah dua ribu tahun aku berurusan dengan manusia. Tidak mungkin hal itu tidak kuketahui.”

    “B-Baiklah…terserah kamu---“

    Lagi-lagi kata-kataku dipotong, kali ini dengan tatapan yang begitu tajam. “Sekali saja kamu berbuat yang aneh-aneh, kepalamu hilang. Mengerti?”

    “I-Iya…”

    Begitu selesai meminta Angel-class yang bernama Tzafon itu untuk menyusul ke Ferrenium sambil membawa kedua kuda kami, pedangnya berubah menjadi bando biru muda, yang kembali dipasangnya di kepala. Kemudian, masih mengenakan armor, kedua tangannya yang kecil itu mulai melingkari pinggangku.

    Dengan lembut dia berkata, “Pasang tali pengikat senjatamu erat-erat pada tubuhmu.”

    Kulakukan seperti katanya. Ketika aku berusaha menjawab, pipiku terasa begitu panas, bahkan suaraku keluar dengan terbata-bata. “S-Sudah.”

    “Bagus. Kalau begitu…”, kakiku sudah tidak merasakan permukaan tanah.

    Kuharap aku bisa menikmati belaian angin yang lembut di atas sana---

    “PEGANGAN YANG ERAAAAAAAAATTTT!!!!”



    Tubuhku langsung lemas begitu meluncur dengan kecepatan yang sangat tinggi. Begitu cepat, belum pernah kurasakan ketika menunggangi kuda macam apapun. Anginnya begitu keras menerpa wajahku, sesekali membuatku merasa otot-ototnya sudah lepas dari kepala. Suara tawa Raqia yang terdengar riang saat terbang bukannya membuatku merasa nyaman, malah sebaliknya.

    Untunglah hal itu tidak berlangsung lama.

    “MUAHAHAHA…!!! Wajahmu pucat sekali!!!”

    Begitulah reaksinya saat diriku terbaring lemas di tanah. Beberapa lama dia hanya tertawa keras-keras, bahkan hingga jongkok sambil memukul-mukul tanah, mungkin mendapati wajahku yang begitu aneh saat ini.

    “L-Lain kali jangan terlalu cepat seperti itu…”, ujarku lesu, sambil berusaha duduk.

    “Maaf, maaf.”, dia masih berusaha menahan tawanya. “Sebenarnya aku ingin lebih cepat lagi. Yang seperti itu sudah biasa kulakukan jika ingin pergi ke tempat-tempat yang jauh.”

    Mendadak terdengar sebuah suara, seperti suara sesuatu yang runtuh. Jika kuperhatikan sekeliling, ini adalah bukit yang tidak jauh dari desa. Berarti suara itu…

    Segala ketakutanku tadi lenyap sudah, karena mengetahui suara itu berasal dari kampung halamanku yang nampak dari atas sini. Benar kata Angel-class tadi, ada sesosok makhluk raksasa dari logam ---sepertinya bukan besi seluruhnya---, dengan tinggi hampir 3 kali lipat rumah berlantai 2, nampak sedang menghancurkan beberapa rumah. Bentuknya mirip manusia, hanya saja rupanya lebih jelek. Jauh lebih jelek.

    “Itu…apa?”, Raqia terlihat bingung.

    “Bukan Akatharton?”

    Dia menggelengkan kepala beberapa kali. “Bukan. Aku tidak merasakan adanya aura ketidaksucian yang terpancar. Lantas, makhluk apa itu…?”

    “Apapun itu, harus dihentikan sebelum membuat kerusakan lebih jauh.”

    “Baiklah. Aku akan mencoba memancingnya keluar dari areal desa. Kamu, siapkan senjata, agar dapat menembak kapanpun kuminta.”, kali ini Raqia terdengar serius. Tidak ada kata tidak setuju yang dapat keluar dari mulutku dalam kondisi seperti sekarang.

    Raqia tidak main-main. Begitu keenam sayapnya terkembang, udara sekitar langsung terganggu dengan hebat, menimbulkan hembusan angin yang kuat. Dia…marah. Uh-huh, sepertinya begitu. Pedangnyapun disiapkan, lalu terbang melesat ke arah makhluk entah-apa-namanya itu.

    Rencananya terbilang lancar. Selagi dia memancing makhluk itu, aku juga bergegas berlari mendekati mereka berdua. Tentu saja, agar logam berjalan itu berada dalam jarak tembak. Begitu keduanya berada cukup jauh dari desa, kupasang Plasma Rifle di tangan kananku, lalu bersiap untuk menembak.

    Namun…baru saja terdengar suara “Open barrel” dari senjata, tatapan makhluk itu teralih ke arahku.

    Gawat.



    Kepalan tangannya yang besar diayunkannya ke arahku. Untunglah Raqia sempat meluncur ke sebelah kananku, lalu mengaktifkan Magen. Terlindung sempurna. Beberapa kali makhluk itu mencoba meninjuku, namun sia-sia belaka.

    “Setelah ini, aku akan melancarkan serangan. Begitu kamu melihat pedang besar tercipta di langit, tembak makhluk itu. Mengerti?”

    “E-Eh? Pedang besar apa?!”

    “Sudah, bersiap saja.”

    Ketika bola cahaya sebesar kepala terbentuk di depan laras Plasma Rifle, Raqia mulai beraksi. Pedang yang digenggamnya dilempar ke atas, dengan ujung tajamnya mengarah ke langit. Kemudian, pedang itu menghilang, diikuti dengan munculnya sebuah garis cahaya vertikal di udara, beberapa jengkal di atas kepala Raqia hingga setinggi kepala makhluk itu. Garis cahaya berwarna perak itupun membuka seperti sebuah gerbang…

    “Chereb HaMemad!!!”, serunya, sambil mengangkat tinggi tangan kanannya.

    Teriakannya itu disusul dengan munculnya sebuah pedang raksasa dari celah yang terbentuk di udara, mungkin setinggi makhluk itu. Bentuknya tidak begitu berbeda dengan yang biasa dipegangnya. Segera Raqia menurunkan tangannya hingga ke posisi horizontal, seakan memerintahkan pedang itu untuk melesat.

    Ujung pedang raksasa itupun segera menghantam bahu kiri makhluk aneh di hadapanku ini. Percikan-percikan timbul karena gesekan keduanya. Aneh, bahunya itu tidak dapat ditembus sama sekali. Padahal menurutku, pedang sebesar itu ---mungkin--- dapat memotong lengannya dengan mudah.

    Makhluk itu berjalan mundur perlahan, sambil menahan terjangan pedang raksasa yang menghantamnya dengan kedua tangan. Suara logam yang saling beradu, ditambah langkah kakinya yang besar itu sesekali menghasilkan getaran hebat, membuatku kesulitan untuk membidik. Argh…

    Tanpa bicara, Raqia berjalan ke sebelah kananku, lalu membantu mengangkat Plasma Rifle. Sebuah senyuman terlukis di bibirnya, membuatku tenang.

    Prosedur menembak langsung kuaktifkan.

    “Matilah dan jangan berani muncul di desa ini lagi!!!”, teriakku.

    “HEAAAAAAAAAAAAHHH!!!”, teriakan kami berdua seakan memecah langit.

    Begitu selesai terdengar suara “Zero”, hentakan cahaya berkecepatan tinggi segera menghantam logam-logam rongsokan itu. Namun…



    Nihil. Baru kali ini ada sesuatu yang tidak terluka sama sekali oleh tembakan dari Plasma Rifle.

    “B-Bagaimana ini?! Rusakpun tidak!!”, serunya.

    “Mana kutahu?! Sekarang aku benar-benar kehabisan akal untuk menghabisinya!!”

    Tidak hanya itu, pedang besar yang diciptakan Raqia juga berhasil disingkirkannya jauh-jauh, sekarang menancap di sebuah bukit di sebelah selatan. Mengetahui hal itu, Raqia menggerakkan kembali pedang tersebut dengan ayunan tangan kanannya. Beberapa tebasan tetap tidak bisa menjatuhkan logam berjalan itu. Namun dia terus berusaha, setidaknya agar makhluk itu tidak masuk ke areal desa.

    Tunggu. Aku baru menyadari kalau ada yang aneh dari makhluk itu. Dia seakan terlalu sempurna. Bukan secara tingkat kekerasan kulit luarnya, tapi…tubuhnya. Ya, ada yang aneh dengan tubuhnya. Kaki, tangan, kepala, dada, perut, semuanya memiliki keanehan.

    Meski wajahnya agak berantakan karena hanya tersusun dari potongan-potongan logam secara sembarangan, tapi proporsinya secara keseluruhan sebenarnya cukup nyaman untuk dilihat. Seakan sebuah patung pahatan, yang ukurannya diatur sedemikian rupa---

    Benar juga!! Kalau dilihat-lihat, perbandingan beberapa bagian tubuhnya sangat sempurna. Orang awam memang tidak tahu mengenai hal itu, namun perbandingan sempurna itu sangat diketahui oleh para blacksmith sepertiku, begitu juga pematung dan perancang bangunan. Apa mungkin…

    “Raqia, bisakah kamu membuat pedang tertentu?”

    “Hah? Untuk apa? Bukankah itu seharusnya pekerjaanmu?”, dia bertanya balik, terlihat kewalahan.

    “Melihat kemampuanmu tadi, seharusnya kamu bisa menciptakan pedang lebih cepat dariku. Sekarang, bisa atau tidak?”

    “Tentu saja bisa. Lalu?”

    “Ciptakan sebuah pedang dengan perbandingan antara panjang mata pedang dengan gagangnya sama dengan perbandingan antara panjang mata pedang dengan panjang keseluruhan pedang.”

    “Aaahhh…!! Bicaranya jangan cepat-cepat begitu!!”, gerutunya.

    “O-Oke, oke. Akan kuulangi. Perbandingan panjang mata pedang dengan gagang, harus sama dengan perbandingan panjang mata pedang dengan keseluruhan. Mengerti?”

    “Jadi panjangnya harus…oh!! Aku mengerti!! Baiklaaaaahhh….!!”, sorot matanya berubah ceria.

    Pedang raksasa yang sekarang dibuatnya menghilang. Sekali lagi meneriakkan Chereb HaMemad, muncul pedang dengan ukuran yang berbeda. Kali ini perbandingannya sesuai dengan apa yang kuminta. Bentuknya memang menjadi tidak biasa untuk sebuah pedang, namun…kuharap ini berhasil.

    Sekali lagi, sebilah pedang raksasa melaju dan menerjang logam berjalan itu, diatur oleh gerakan tangan Raqia. Sebuah tebasan horizontal mengenai perutnya…

    Bagus. Berhasil!!

    Beberapa kali pedang raksasa itu melakukan gerakan menebas, memotong-motong besi raksasa itu berkeping-keping. Tubuhnyapun hancur, diikuti dengan pedang raksasa itu yang menancap di tanah, di sebelah kanan puing.



    Kelelahan, Raqia langsung duduk di tanah. “Huh…selesai juga.”

    “Syukurlah. Setelah ini sebaiknya kita cari penduduk lainnya--- Uh?“

    Tunggu. Apa itu…?

    “Da’ath, ada apa?”

    Kutunjuk ke arah puing. “Ada sesuatu di sana…”

    “Biar kuperiksa.”, lalu dia bangkit berdiri.

    Dari antara puing-puing logam, ada sebuah benda kecil yang bersinar, melayang beberapa jengkal di atasnya. Merasa penasaran, aku mengikuti Raqia berjalan ke arah puing, masih dengan Plasma Rifle terpasang di tangan kanan. Di balik kilauan cahaya keemasannya, mataku menangkap bentuk sebuah bola kecil, mungkin diameternya sepanjang jari kelingkingku.

    Pedang raksasa itu menghilang, lalu pedangnya yang biasa kembali ke tangan kanan Raqia. “Benda apa itu ya…?”

    “Aku juga tidak tahu. Tapi mungkin sekarang dia sudah tidak berbahaya.”

    Pedangnya berubah kembali menjadi bando biru muda. “Hmm…sepertinya begitu.”, ujarnya sambil memasang ornamen kepalanya itu, diikuti dengan mode Angel Knightnya yang berubah nonaktif.

    Dalam sekejap, bola kecil itu terbang…langsung menuju ke Plasma Rifle. Karena terbangnya yang begitu cepat, Raqia tidak sempat kembali memanggil mode Angel Knight nya. Begitu juga denganku, yang tidak sempat mengikuti pergerakan bola itu untuk menangkapnya.

    Entah bagaimana caranya, bola cahaya keemasan itu masuk…ya, masuk ke dalam Plasma Rifle. Tak lama, senjataku itu terasa…

    “AAAAGH!! PANAAAAASSS!!”

    Refleks kulepas Plasma Rifle dari tanganku, membiarkannya jatuh.



    Belum selesai. Yang terjadi berikutnya lebih gila lagi. Selagi memegangi tangan kanan karena rasa panasnya masih menyengat, Plasma Rifleku…berubah?! Sekarang di hadapanku berdiri sesosok manusia kaleng. Yah, setidaknya wajahnya tidak serusak tadi. Kedua mata dan mulutnya memiliki bentuk yang lebih jelas kali ini, meski hanya berbentuk dua lingkaran kuning untuk mata, dan celah persegi panjang yang bisa membuka dan menutup untuk mulut.

    “Aaaah…akhirnya, aku bisa kembali ke tubuhku sendiri.”

    Beberapa saat aku dan Raqia berpandangan, lalu sama-sama berteriak, “HAH?! DIA HIDUP?!”

    “Hahaha…maaf kalau mengagetkan kalian. Setidaknya aku harus berterima kasih. Tubuh yang ini memang yang terbaik.”, suaranya terdengar seperti suara lelaki, namun…serak? Bergetar? Ah, sulit kujelaskan. Yang jelas, warna suaranya tidak mulus seperti manusia biasa.

    “S-Siapa kamu sebenarnya? B-Bagaimana bisa kamu masuk ke senjata yang kumiliki?!”, tanyaku, setengah ketakutan.

    “Siapa diriku ya…”, dia berhenti berkata sejenak. “Ah, sepertinya datanya hilang. Tidak ditemukan sama sekali mengenai namaku. Mungkin tubuh ini sedikit rusak.”

    “Heh? Data? Makanan apa itu?”, sahut Raqia.

    Makhluk kaleng itu mulai menengok ke kiri dan kanan. “Hmm…dunia ini berbeda sekali dengan yang terakhir kali kulihat. Kurasa wajar jika kamu tidak tahu.”

    “Hei, pertanyaan terakhirku belum dijawab!!”, teriakku.

    “Oh, itu jelas karena ini memang tubuh tempatku seharusnya berada. Sebenarnya aku sendiri bingung kenapa bisa tiba-tiba terbangun. Tapi ya sudahlah, akan kusimpan pertanyaan itu untuk nanti. Ah iya, maaf juga atas kejadian tadi. Karena tidak berada di tubuh yang tidak kompatibel, program di tubuhku jadi kacau begitu…”

    “Program…bahasa apa lagi itu…?”, Raqia memiringkan kepalanya sedikit ke kanan, kali ini sambil menaruh jari telunjuk kanannya di dagu.

    “Huh…sepertinya akan ada banyak hal yang harus kujelaskan. By the way, aku ingin tanya, bagaimana bisa kalian membebaskan core yang kumiliki dari tubuh tidak kompatibel tersebut?”

    Core? Maksudmu, bola emas kecil tadi?”, kutanya balik.

    “Nah, benar. Satu-satunya cara untuk menghentikan automatic defense program yang tadi hanyalah dengan mengetahui password nya.”

    “Dengan Divine Proportion. Benar?”

    “Hmm…tidak masalah jika kamu menyebutnya begitu. Tapi menurut data di tubuhku, namanya adalah Golden Ratio. Angka perbandingannya sekitar…”, dia mengulurkan tangan kanannya, membuatku dapat melihat persegi bening sedikit di belakang pergelangannya yang menunjukkan angka 1,6180339887…dan seterusnya. Terlalu panjang untuk kusebut satu persatu.

    “Err…jadi maksudmu, angka-angka ini adalah…pass…passw---“, bibirku terasa kaku.

    “Yap, password. Sebenarnya butuh tujuh ratus tujuh puluh tujuh ribu tujuh ratus tujuh puluh tujuh digit di belakang desimal untuk menghentikan program tadi. Jika kalian ternyata berhasil, itu artinya apapun yang menghentikanku barusan, memiliki nilai Golden Ratio yang sangat detail.”

    “Singkat kata, pedang ciptaanku memang bagus…”, Raqia tiba-tiba menyambar, ditutup dengan suara tawa bangganya.

    “Ck…sombong sekali, padahal baru begitu saja…”

    “Apa katamu tadi?”, tanyanya sambil menginjak kakiku keras-keras.

    “AAAAHHH!!! Iya, iya, maaaf…!!!”

    Kali ini giliran manusia kaleng itu yang tertawa selagi aku menahan sakit. “Ahaha…kalian ini. Benar-benar mirip dengan pemilikku dulu.”

    “Tunggu. Jadi sebelum diriku, kamu berada di bawah kepemilikan orang lain?”

    “Yap, betul sekali.”

    “Apa dia…disebut dengan nama Crusader-Saint?”, tanya Raqia.

    “Eh? Crusader…-Saint? Siapa itu? Tidak ada datanya sama sekali di sini. Atau mungkin hilang ya…?”, tangan kanannya menggaruk-garuk dagu.

    “Bah, aku jadi makin bingung. Senjataku berubah jadi makhluk aneh. Belum lagi dengan Crusader-Saint itu. Lalu, Biblos Gnostikos---“

    “Stop. Apa katamu tadi? Biblos Gnostikos?”, makhluk logam itu memotong kata-kataku.

    “Kamu tahu sesuatu tentang buku aneh itu?”

    “Begitulah. Apa kamu membawanya sekarang?”

    “Argh…tertinggal di kantong pelana kuda…”, kutepuk dahiku.

    “Tenang, Da’ath. Aku yakin Tzafon akan kembali ke sini untuk membawa kudanya.”, Raqia menepuk-nepuk lengan kiriku.

    “Baiklah, tidak masalah. Toh buku itu hanya berfungsi untuk backup data. Tidak perlu terburu-buru.”

    Backup…apa lagi itu…”, Raqia terlihat makin bingung.



    “Yang penting sekarang…”, kualihkan pandangan ke arah desa, lengkap dengan reruntuhan bangunan-bangunan yang hancur. “Lihat kerusakan yang sudah kamu perbuat?”

    “E-Eh…iya. Aku melakukannya secara tidak sadar. Lepas kontrol.”, jawab kaleng berjalan itu.

    “Sekarang, bersihkan semua kekacauan itu. Dan kalau sampai kudapati ada yang tewas…Raqia, bisa kamu cincang dia lagi?”

    “Dengan senang hati…he. Hehe. Hehehe…”

    “Kalian berdua…mengerikan.”

    Untung saja, tidak ada korban jiwa. Para Angel-class sudah mengevakuasi seluruh penduduk ke perbukitan sebelah utara sebelum penghancuran dimulai, termasuk ayah dan ibu angkatku. Kudapati mereka tidak terluka sedikitpun. Syukurlah…


    =====================================

    Spoiler untuk Trivia :

    • Baraq = kilat/lightning
    • Tzafon = utara/north
    • Chereb HaMemad
      ---> Chereb = pedang/sword
      ---> Ha = kayak partikel "of" klo English
      ---> Memad = dimension
      So? Dimensional Sword.
    • Golden ratio adalah tentang perbandingan berikut:

      (a + b) / a = a / b = 1,6180339887...dst.
      Dengan kata lain, pedang kedua yang diciptakan Raqia dgn skill Chereb HaMemad nya punya gagang sepanjang b, dan mata pedang sepanjang a.
    • Divine Proportion diambil dari judul buku De Divina Proportione, sebuah buku matematika yang ditulis oleh Luca Pacioli, dengan Leonardo da Vinci sebagai ilustrator.


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

  16. #14
    Z-CYBER's Avatar
    Join Date
    Nov 2007
    Location
    Palembang City
    Posts
    9,090
    Points
    1,446.63
    Thanks: 173 / 236 / 166

    Default

    itu raja mesum bener zzzz

    ada 1 yg mengganjal pas baca tadi
    kok lingkaran ada panjangnya ya nil
    diameter kek ato apa
    masa panjang

    terus pas dia bilang by the way
    ntah napa gw ngakak

    mantap sih
    itu aja koment gw

  17. #15
    LunarCrusade's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Unseen Horizon
    Posts
    8,965
    Points
    30,120.80
    Thanks: 298 / 586 / 409

    Default

    Quote Originally Posted by Z-CYBER View Post
    itu raja mesum bener zzzz

    ada 1 yg mengganjal pas baca tadi
    kok lingkaran ada panjangnya ya nil
    diameter kek ato apa
    masa panjang

    terus pas dia bilang by the way
    ntah napa gw ngakak

    mantap sih
    itu aja koment gw
    robotnye gaul AKWAKWKAWKAKWKAW


    "...diameternya sepanjang jari kelingkingku" <<< there's nothing wrong with it menurut gw sih gak salah, karena dimensi panjang, lebar, diameter, jari-jari, dkk itu sama

    kata "lingkaran" juga cuma muncul di "dua lingkaran kuning untuk mata..."


    +Personal Corner | Lunatic Moe Anime Review
    +My Story INDEX
    +GRP/BRP Formula | IDGS Newbie Guide


    The moment you say a word of parting, you've already parted.
    So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
    So long as you don't say it, you haven't parted.
    That is the way of the world:
    The Law of Linkage.

    Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII

Page 1 of 14 1234511 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •