VIVAlife – Ponsel sudah sejak lama disinyalir menjadi penyebab peningkatan risiko tumor otak. Namun, kaitan tersebut belum ditemukan secara signifikan. Baru-baru ini, sekelompok peneliti dari Amerika Serikat sukses menemukan kaitan itu.
Mereka menyebutkan, penggunaan perangkat komunikasi portabel berlebih memang berpengaruh signifikan terhadap tumor otak.
“Ini bukan penelitian yang pertama kali terkait risiko penyakit tumor pada pengguna handphone,” ungkap Dr. L. Dade Lunsford, profesor ahli bedah saraf Universitas Pittsburgh yang mengkhususkan diri dalam kajian manajemen tumor otak, dilansir Fox News.
Data yang dikeluarkan rumah sakit Johns Hopkins Medicine dan *** Cleveland Clinic menyebutkan sekitar 100.000 masyarakat Amerika Serikat pada tiap tahunnya didiagnosis menderita meningioma (salah satu jenis tumor otak) dan 85 persen di antaranya adalah tumor jinak.
Dari situ, para peneliti mewawancarai peserta penelitian terkait penggunaan ponsel mereka sebelum didiagnosis tumor. Wawancara tersebut berisi pertanyaan tentang jenis ponsel yang dipakai, lama penggunaan, dan rata-rata durasi panggilan tiap bulannya.
Seperti yang dilansir dari Occupational and Enviromental Medicine, pengguna ponsel rutin atau mereka yang memakai ponsel untuk menelepon selama berjam-jam minimal sekali sepekan selama enam bulan, kemungkinan besar berisiko mengalami tumor dibandingkan mereka yang tidak pernah memakai ponsel sama sekali.
Orang-orang dengan durasi telepon paling lama atau lebih dari 896 jam akan mengalami dua kali risiko glioma atau meningioma lebih besar dibandingkan orang-orang yang jarang menelepon.
Menurut Dr. Seung-Kwon Myung dari National Cancer Center Korea Selatan, ada empat tips untuk mengurangi risiko terkena tumor otak, yaitu memakai headset atau speakerphone saat menelepon dalam jangka waktu lama, memperbanyak kirim sms dibandingkan menelepon, jangan menaruh ponsel di dalam saku atau di bawah bantal, dan gunakan ponsel hanya saat sinyalnya kuat.
SUMBER
Share This Thread