Petani Curhat, Jusuf Kalla Beri Uang
CIREBON-Wakil Presiden Jusuf Kalla mendapat banyak masukan dari para petani saat berkunjung ke Kabupaten Cirebon, salah satu daerah lumbung beras di Jawa Barat, Sabtu (5/4) kemarin.
Dialog Kalla dengan kelompok tani terjadi saat mengunjungi Sekolah Lapang Pengembangan Tanaman Terpadu (SLPTT) di Desa Serang, Kecamatan Klangenan. Saat itu para petani juga didampingi Bupati Cirebon Drs H Dedi Supardi MM.
Sebagai daerah lumbung beras nasional yang memasok kebutuhan Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia, kata Dedi, pemerintah sudah sepantasnya memperhatikan Kabupaten Cirebon. "Dalam satu tahun, kami mampu memproduksi 480 ribu ton gabah kering giling atau sekitar 380 ribu ton beras," katanya.
Di hadapan Kalla yang saat itu didampingi oleh, antara lain Menteri Pertanian Anton Apriantono, Dedi berharap agar pembangunan Waduk Jatigede bisa terealisasikan.
"Kabupaten Cirebon selalu mengalami kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim penghujan. Adanya Waduk Jadigede akan menanggulangi persoalan pertanian di Kabupaten Cirebon," ujarnya.
Saat diberi kesempatan untuk dialog, Robana, Ketua Kelompok Tani Sri Agus Desa Serang, mengakui setelah adanya SLPTT ini produksi gabah meningkat dari 7,2 ton/hektare menjadi 8,4 ton/hektare. "Saya berharap sistem SLPTT bisa dipertahankan dan jangan berhenti sampai di sini saja," ujarnya.
Sutarno dari Kelompok Tani Nelayan Adalan (KTNA) Kabupaten Cirebon meminta pemerintah menambah volume pupuk bersubsidi kepada petani. Alasannya, saat musim tanam, keberadaan pupuk jenis urea sering hilang di pasaran.
Selain soal pupuk, Tukiman, anggota Kelompok Tani Sri Agus, juga mengeluhkan rendahnya harga gabah pada saat panen raya seperti sekarang yang hanya Rp 1.800/kg. Yang repot, Bulog juga belum melakukan pembelian padi kepada petani. Akibatnya yang membeli gabah milik petani adalah para tengkulak.
"Padahal pada 2007 harga gabah di tingkat petani Rp 2.200/kg. Jadi, saya berharap harga padi sesuai dengan ditetapkan pemerintah, yakni Rp 2.000/kg," pintanya.
Mendengar masukan itu, Kalla mengatakan salah satu tujuan kunjungannya memang untuk melihat langsung kondisi para petani dan rencana pembangunan Waduk Jatigede. "Saya tadi mendengarkan ekspos dari Menteri PU bahwa Waduk Jatigede selesai paling lambat tiga tahun ke depan. Namun, pemerintah minta dukungan dari masyarakat, khususnya pembebasan lahan yang akan dijadikan area Waduk Jatigede," katanya.
Kalla mengungkapkan bahwa Bulog wajib membeli gabah dari petani. Sebab, saat ini pemerintah menyiapkan anggaran yang cukup besar bagi Bulog. "Jika Bulog tidak membeli gabah dari petani, bupati berhak memanggil Bulog," katanya.
Wapres menegaskan, pemerintah terus berusaha meningkatkan produksi beras. Salah satunya melalui SLPTT. Sebab SLPTT ini ternyata mampu meningkatkan rata-rata produksi beras sebesar 1-2 ton/hektare. "Jadi, saya mengimbau kepada para petani yang belum mengikuti SLPTT agar egera bergabung untuk membantu pemerintah meningkatkan produksi beras di Indonesia," ujarnya.
Anton Apriantono mengatakan, Bulog tidak membeli gabah dari petani karena kadar airnya masih tinggi. Bulog hanya akan membeli gabah dengan kadar air di bawah 25 persen. "Saya menyarankan kepada pertani agar menjual gabah dalam kondisi kering giling karena harganya bisa sebesar Rp 2.600/kg," katanya.
Usai berdialog dengan petani, Kalla dan Anton melihat secara langsung aktiviats para petani menanam padi. Bahkan, Wapres berkesempatan berdialog langsung dengan salah seorang buruh tani, yakni Lasmi. Di akhir perbincangan, Kalla yang juga ketua umum Partai Golkar itu memberikan beberapa lembar uang pecahan ratusan ribu kepada Lasmi.
Tinjau Suramadu
Hari ini Wapres meninjau pembangunan Jembatan Surabaya-Madura sebagai bentuk dorongan untuk mempercepat penyelesaian proyek tersebut. Dana untuk pembangunannya tidak akan mengalami kesulitan. Seandainya dana dari pemerintah tidak cukup, Wapres sudah punya ide untuk mengatasinya.
"Kita akan membentuk badan usaha milik negara yang mengelola jembatan itu. Perusahaan ini bisa mencari pinjaman. Dananya untuk membangun proyek-proyek yang bisa memberikan nilai ekonomis bagi jembatan itu," ujarnya kepada Jawa Pos tadi malam. "Sebagian dana itu, kalau memang masih diperlukan, bisa untuk menyelesaikan jembatan," tambahnya.
Wapres menilai, jembatan itu akan mubazir kalau tidak dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi yang lebih besar. Misalnya, pembangunan pelabuhan di Madura, special ekonomic zone dan realestat. "Jembatan ini mahal. Harus memberikan manfaat yang sebesar-besarnya. Tidak boleh hanya untuk lalu-lintas biasa," kata Wapres.(mam/jpnn/el)
link
|| Jawa Pos Online ||
nah gitu dong, jgn maruk, tapi kalo ga salah ini musik kampanye pemilu kan?![]()
Share This Thread