Jakarta - Kabar rencana akuisisi Twitter oleh Google menjadi kejutan di jagat teknologi pekan ini. Sejumlah spekulasi pun beredar, menebak misi Google.

Meski dijuluki raksasa internet, di ranah jejaring sosial, Google memang belum menunjukkan performa bagus, kalau tidak mau dibilang ketinggalan.

Google+, jejaring sosial yang diluncurkannya pada 2011, meski berhasil menggaet 300 juta pengguna aktif setiap bulannya, harus berjuang keras melawan dominasi rivalnya seperti Twitter dan Facebook.

Cara mudah bagi Google untuk mengejar ketinggalannya adalah dengan mencaplok jejaring sosial yang sudah stabil. Dan pilihan Google kemungkinan jatuh pada Twitter.

Membeli Twitter akan menjadi ambisi besar Google di ranah jejaring sosial. Dengan dana sekitar USD 60 miliar yang dimiliki , sepertinya mudah bagi Google merayu Twitter bergabung dengannya.

Kabar ini berdampak positif bagi saham Twitter maupun Google. Pada penutupan perdagangan Selasa sore waktu Amerika Serikat, seperti dilansir Telegraph, Rabu (8/4/2015), saham Twitter tercatat naik USD 2,42 menjadi USD 53,28. Sementara saham kelas C Google juga melompat USD 4,39 menjadi USD 541,16.

Rumor ketertarikan Google terhadap Twitter sejatinya sudah beredar sejak lama. Sumber lain menyebutkan, pembicaraan mengenai ini sudah dimulai keduanya sejak 2011. Namun baik Google maupun Twitter sampai saat ini masih bungkam.

Sumber