Metrotvnews.com, Sukabumi: Ribuan hektare persawahan yang tersebar di 15 kecamatan di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mengalami kekeringan. Bahkan, ratusan hektare sawah dipastikan puso alias gagal panen akibat kemarau panjang.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispertan) Kabupaten Sukabumi mencatat ada 365 hektare sawah puso dan 884 hektare sawah terancam puso. Sementara, 2.645 hektare sawah mengalami kekeringan sedang, dan 436 hektare mengalami kekeringan ringan. Dispertan juga mencatat ada 3.320 hektare sawah terancam kekeringan dari total 64.000 lebih hektare sawah di Kabupaten Sukabumi.
Ajat Sudrajat, Kepala Dispertan Kabupaten Sukabumi, berharap petani mampu memanfaatkan air yang masih tersisa. Dia juga meminta petani untuk membagi air untuk menyelamatkan lahan sawah. "Agar lahan sawah bisa diselamatkan dan bisa dipanen hingga pada waktunya," ujar Ajat, Rabu (5/8/2015).
Untuk membantu petani, pihaknya telah mengirimkan 230 unit pompa air. Bantuan tersebut didistribusikan pada petani yang mengalami kekeringan di beberapa wilayah kerjanya. "Semoga para petani bisa memanfaatkan air sebaik mungkin, dan bisa membagi air ke lahan sawah lain," kata Ajat.
Kemarau panjang nyatanya tidak saja berdampak pada lahan persawahan. Beberapa tambak udang dan bandeng di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat juga mengering. Akibatnya, petani tambak harus merugi hingga puluhan juta rupiah.
Bahkan, petani tambak terpaksa memanen ikan lebih dini. Langkah itu dipilih petani untuk mengindari kerugian lebih banyak lagi. "Tambak kering, kalau ada air itu air keruh, ikan bisa mati," ujar Arif, petani tambak di Sukareja, Balongan, Kabupaten Indramayu.
Atas kondisi ini, para petani tambak terpaksa menyedot air dari sungai terdekat. "Biar ikannya hidup, airnya kita ganti tiap hari dengan menyedot dari sungai," kata Arif sambil berharap pemerintah memberikan bantuan.
Share This Thread