M Rodhi Aulia - 12 Agustus 2015 05:20 wib

Metrotvnews.com, Jakarta: Presiden Partai Keadilan Sejahtera terpilih Sohibul Iman bukan nama baru di belantika politik praktis di Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua DPR RI menggantikan Anis Matta. Sohibul Iman ternyata juga aktif di sosial media.

Metrotvnews.com menelusuri akun twitter pribadinya @msi_sohibuliman. Tampak, peraih gelar doktor bidang teknik dari salah satu Universitas di Jepang ini, sering menumpahkan unek-uneknya dan juga pemikiran terhadap sejumlah isu yang sempat jadi sorotan utama.

"Dengan medsos semua orang dapat suarakan aspirasi secara mandiri. Karena itu atribusi kelompok makin kurang relevan. Masing-masing bertanggung jawab pada dirinya," cuit Sohibul Iman, Rabu, 15 Juli lalu.

Di antaranya kasus kerusuhan Tolikara, Papua beberapa waktu yang lalu. Sohibul berupaya tidak mudah percaya dengan penyebab kerusuhan yang akhirnya mengoyak kerukunan umat beragama. Ia menduga itu semua adalah ulah provokator yang tidak bertanggung jawab.

"Masyarakat diminta tidak mudah bereaksi atas terkoyaknya kerukunan beragama. Tapi harus adil, pemerintah dan elit pun jangan asbun seolah masalah sepele," kata dia, Jumat, 17 Juli.

Sohibul juga sempat mencurahkan pikirannya tentang sanksi FIFA terhadap PSSI yang merupakan buntut dari pembekuan Pemerintah via Menpora-nya. Ia meminta pemerintah harus dapat bertanggungjawab dengan keputusan berani tersebut.

"FIFA sudah jatuhkan sanksi pada PSSI. Pemerintah harus tanggung jawab atas segala akibatnya. Mutu sepakbola nasional jadi tolok ukur tanggung jawab tersebut," tegas dia, Minggu, 31 Mei.

"Betul, pembekuan hanya nambah keterpurukan. Tapi tangkap/singkirkan oknum-oknum kotor dari institusi-institusi bola nasional: PSSI, BOPI, Kempora, dll," ujar dia, Kamis, 28 Mei.

Polemik bocornya soal Ujian Nasional tidak luput dari perhatiannya. Ia meminta Mendikbud Anies Baswedan untuk mengusut tuntas kasus yang dianggapnya sudah mengoyak harapan terkait mutu pendidikan.

"Akhir-akhir ini masyarakat cemas dan khawatir atas keselamatan dirinya. Begal dan penipu merajalela. Aparat terasa jauh, bahkan seolah tiada. Di mana?," kata dia, Selasa, 31 Maret.

Begitu banyak isu terhangat yang ia respons, begitupun keluh-kesah pribadi yang sempat ia alami. Pernah ia harus complain, karena tidak bisa terbang dengan suatu maskapai lantaran boarding-nya sudah ditutup. Padahal dia sudah chek-in sebelum batas terakhir.

Dia heran dengan maskapai yang dikenal terbaik di Indonesia tersebut. Bagi dia, hal itu telah merugikan tidak hanya dari segi materil, tapi juga immateril. Seperti waktu, psikis dan peluang. Meski demikian ia berusaha memahami penyebabnya, dan mengingatkan maskapai tersebut agar lebih profesional.

"Michel Porter mengatakan salah satu pendorong majunya industri adalah adanya demanding market/customers (pasar/pelanggan cerewet)," kata dia, Senin, 23 Februrari.

Ia juga pernah mengingatkan teknologi seperti media sosial tidak perlu dijadikan sebagai tempat adu domba. Ia ingin wadah itu menjadi tempat itu sebagai membangun kesadaran beretika. Walau hanya di laman-laman sosmed yang terkesan lapak pribadi yang tidak formal.

"Akhirnya, tujuan luhur teknologi optimal jika dibarengi etika. Demikian juga politik, ekonomi, birokrasi, dll semua mulia jika ada kesadaran etis," kata dia, Minggu, 15 Februari.

Sumber