Akhirnya, setelah mendalami ilmu puluhan tahun, Mbah Parno menguasai ajian yang mampu memanggil Jin sakti yang mampu mengabulkan tiga permintaan. Sang Jin berkata, “Aku akan mengabulkan tiga permintaanmu, tapi ada syaratnya. Apapun yang kamu dapatkan, istrimu akan menerima dua kali lipat.”
Mbah Parno setuju dan berkata, “Untuk permintaan pertama, saya ingin uang 10 milyar rupiah.”
“Baik, tapi ingat, istri kamu dapat uang 20 milyar,” Jawab Jin Sakti.
“Permintaan kedua, saya ingin rumah yang besar.”
“Permintaanmu sudah dikabulkan, tapi ingat, istrimu dapat 2 rumah.”
“Permintaan terakhir,” Mbah Parno berkata dengan tenang, “Gebukin saya sampai setengah mati.”
----- ooooo ----
Suatu saat, desa Susumaju dijadikan lokasi shooting film oleh sebuah rumah produksi. Pada hari pertama pengambilan gambar, Mbah Parno mendatangi sang sutradara dan berkata, “Nak, besok akan ada hujan.” Besoknya ternyata memang turun hujan.
Seminggu kemudian, Mbah Parno kembali mendatangi sang sutradara dan berkata, “Nak besok akan ada badai.” Besoknya ternyata memang datang badai menerpa desa Susumaju.
“Memang hebat Mbah Parno,” pikir sang sutradara. Dia kemudian meng-hire Mbah Parno untuk meramal cuaca sehingga proses pengambilan gambar bisa lebih terencana.
Namun, setelah sukses meramal beberapa kali, Mbah Parno tidak muncul-muncul selama seminggu. Akhirnya sang sutradara sendiri mengunjungi Mbah Parno.
“Mbah, kita akan shooting adegan yang penting besok. Tolong ramalkan bagaimana cuaca besok?”
“Wah, Mbah kurang tahu juga. Sudah seminggu ini radio Mbah rusak.”
-------- 0000000000 ----------
Pada masa mudanya, Mbah Parno dengan istrinya, Siti, pernah mendalami ilmu untuk memasuki alam gaib. Setelah memenuhi semua syarat dan bermeditasi, mereka berdua berhasil ke alam gaib dan bertemu dengan sepasang Jin pria dan Jin wanita yang tampan dan cantik. Mereka berempat ngobrol-ngobrol dan membandingkan gaya hidup di alam gaib dengan gaya hidup di alam manusia. Apa di alam gaib ada pasar swalayan, telepon selular, dan sistem perekonomian kaum Jin. Ujung-ujungnya, Siti membahas kehidupan seks kaum jin. “Bagaimana ya kalian ‘melakukan’nya?”
“Hampir sama seperti kaum manusia kok,” jawab Jin Wanita. Akhirnya mereka sepakat untuk tukar pasangan untuk semalam.
Siti dengan Jin Pria memasuki kamar tidur dan sang jin melepas semua pakaiannya. Ternyata kejantanan sang Jin panjangnya hanya 2 cm dengan diameter 1 cm saja. Siti dengan nada kecewa berkata, “Sepertinya tidak akan bisa kita teruskan deh.”
“Kenapa? Ada masalah?” Tanya Jin Pria.
“Itu, ‘anu’mu kurang panjang,”
“Bukan masalah,” jawab Jin Pria, dan dia menapar pipinya sendiri berkali-kali. Setiap kali pipinya tertampar, kejantanan jin selalu bertambah panjang sampai 25 cm.
“Lumayan, tapi ukurannya masih terlalu kecil, seperti sedotan.”
“Bukan masalah,” jawab Jin Pria, dan dia menjewer kupingnya sendiri berkali-kali. Setiap kali kupingnya terjewer, ukuran diameter kejantanan jin selalu bertambah besar.
“Wow!” jawab Siti dengan takjub, dan mereka berdua ML semalaman, pokoknya HOT. Besoknya keempatnya kembali ke pasangan masing-masing, dan pasutri manusia ini kembali ke alam manusia.
Parno bertanya ke Siti, “Bagaimana semalam denag Jin Pria? Asyik ga?”
“Maaf Mas, harus diakui semalam aku puas banget. Kalau Mas sendiri bagaimana dengan Jin Wanita?”
“Tidak ada enaknya sama sekali. Malah kepala jadi pusing. Masa sih dia maunya cuma nampar pipi dan jewer telinga terus….”
--------------- 0000000000 ------------------
Seorang pria dengan ekspresi wajah yang kuyu mendatangi rumah Mbah Parno. “Mbah, saya mohon, tolonglah saya. Saya tidak sanggup lagi hidup seperti ini Mbah.”
“Kamu ada masalah apa Nak?” tanya Mbah Parno.
“Begini Mbah. Umur saya sudah 35 tahun, dan saya masih saja tidak beruntung dalam percintaan. Tidak peduli bagaimanapun saya melakukan pendekatan, pasti setiap wanita menolak saya.”
“Oh, itu mah masalah gampang. Ini Mbah beri jimat, tapi yang terpenting kamu haru punya percaya diri. Setiap pagi kamu harus menggenggam jmat dengan tangan kanan, kemudian berkaca dan menatap dirimu sendiri,. Katakan pada dirimu sendiri dengan penuh keyakinan bahwa kamu adalah orang baik, tampan, menarik, dan gampang bergaul. Dalam waktu satu minggu kamu akan menjadi rebutan semua wanita.”
Si pria tampak bersemangat kembali dan pulang dengan gembira. Tiga minggu kemudian si pria balik mengunjungi Mbah masih dengan wajah kuyu.
“Apa anjuran yang Mbah berikan tidak manjur?” Tanya Mbah Parno.
“Oh, saran Mbah manjur. Selama 2 minggu terakhir ini adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidup saya. Setiap saat saya selalu ditemani banyak wanita cantik dan seksi.”
“Lalu kamu masih tidak puas dengan situasi sekarang?”
“Maaf Mbah, bukan begitu maksud saya. Saya puas sekali kok,” jawab si pria. “Yang tidak puas adalah istri saya.”
Share This Thread