Pesawat Tempur Taiwan Jatuh, Pilot Tewas Jelang Latihan Militer untuk Hadapi China
Pihak angkatan udara mengatakan puing-puing ditemukan di gunung dekat Kota New Taipei di utara pulau Taiwan. Insiden itu terjadi setelah China telah melakukan latihan militer berulang kali di sekitar pulau itu dan pihak berwenang di pulau itu mencoba untuk meyakinkan pemilih menjelang pemilu akhir tahun ini, menurut analis.
Oleh: Sarah Zheng (South China Morning Post)
Seorang pilot jet tempur Taiwan dikonfirmasi tewas setelah jet F-16-nya jatuh di Taiwan utara pada hari Senin (4/6) menjelang latihan tahunan angkatan bersenjata terbesar di pulau itu, latihan yang dimaksudkan untuk menunjukkan kemampuan pulau itu dalam menangkis serangan.
Pihak militer mengatakan pilot Wu Yen-ting (31 tahun) tewas setelah pesawat itu kehilangan kontak dengan pangkalan angkatan udara di Hualien di pantai timur pulau itu sekitar pukul 1.43 siang, setelah mengambil bagian dalam latihan militer di utara lokasi kecelakaan, Central News Agency melaporkan.
Insiden itu terjadi setelah China telah melakukan latihan militer berulang kali di sekitar pulau itu dan pihak berwenang di pulau itu mencoba untuk meyakinkan pemilih menjelang pemilu akhir tahun ini, menurut analis.
Setelah kontak hilang pada hari Senin (4/6), ratusan personil militer dan polisi dikirim untuk operasi pencarian dan penyelamatan.
Puing-puing dari jet beserta pakaian, dan potongan tubuh ditemukan di Gunung Wufen sekitar satu jam perjalanan dari Kota New Taipei, kata laporan itu.
“Pasukan darat telah menemukan ban lengan korban di jalur Gunung Wufen, dan menilai bahwa (pilot) mungkin tidak turun menggunakan parasut (dari pesawat),” kata juru bicara militer.
Wu lulus dari Akademi Angkatan Udara pada tahun 2009, dan telah mengumpulkan total waktu penerbangan 1.039 jam, termasuk 736 jam dengan jet F-16, Kementerian Pertahanan mengatakan dalam sebuah pernyataan. Dia telah berhasil selamat dari jet F-16 dan hanya mengalami luka ringan ketika jet yang ia pimpin jatuh di lepas pantai Taiwan selatan lima tahun lalu.
Jet Wu telah ambil bagian dalam latihan militer tembakan-langsung tahunan Han Kuang di Taiwan, latihan lima hari yang dirancang untuk meningkatkan kesiapan tempur jika terjadi serangan dari seberang Selat Taiwan oleh Tentara Pembebasan Rakyat.
Latihan Han Kuang meliputi operasi tempur udara-laut bersama, operasi anti-pendaratan di utara dan selatan pulau, dan operasi tempur anti-udara bersama, menurut CNA.
F-16 adalah salah satu dari 150 jet yang dibeli dari Amerika Serikat untuk melindungi selat itu.
Ketegangan lintas-selat telah meningkat di bawah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen, karena pemimpin tersebut menolak untuk mengakui “konsensus tahun 1992” bahwa hanya ada “satu China.”
Pemerintahan China mengatakan konsensus tersebut adalah dasar untuk setiap dialog lintas selat, dan pemerintah China juga telah meningkatkan tekanan pada pemerintah Tsai dengan serangkaian latihan udara dan angkatan laut di sekitar pulau itu.
Dengan jatuhnya rating penerimaan domestik Tsai, latihan militer minggu ini dimaksudkan untuk menenangkan pemilih Taiwan menjelang pemilu paruh waktu pada bulan November, kata para analis.
Chang Ching, seorang spesialis militer dari lembaga penelitian Society for Strategic Studies yang berbasis di Taipei, mengatakan latihan tahunan itu “menunjukkan bisnis untuk konsumsi domestik,” terutama karena dukungan untuk Tsai berkurang.
Sejak menjabat dua tahun lalu, rating penerimaannya turun dari 70 persen menjadi hanya 50 persen dari dua jajak pendapat publik pada akhir Mei, menurut Taipei Times.
“Presiden Tsai perlu menggunakan latihan untuk memperbaiki ratingnya… untuk mendapatkan kembali popularitas dan rating penerimaan, terutama mengingat kampanye pemilu akan berlangsung pada bulan November,” kata Chang.
“Mereka tidak akan menggunakan latihan ini untuk mengirim sinyal ke China daratan—hanya untuk memenangkan pembayar pajak dan pemilih.”
Zhou Chenming, dari Knowfar Institute for Strategic and Defense Studies yang berbasis di Jiangsu, mengatakan insiden itu “sangat mengejutkan” dan menunjukkan penurunan kualitas angkatan udara Taiwan secara keseluruhan.
“Ini menunjukkan bahwa Taiwan sudah lama tidak mengirim angkatan udaranya ke atas permukaan air untuk latihan yang sangat standar ini,” katanya. “Ini memalukan mengingat kecelakaan ini terjadi selama latihan yang penting dan tingkat tinggi semacam itu.”
Tapi Ni Lexiong, seorang ahli militer di Universitas Ilmu Politik dan Hukum Shanghai, menganggap insiden itu tidak terlalu berpengaruh pada apapun.
“Angkatan udara setiap negara akan mengalami kecelakaan,” katanya. “Hanya tergantung berapa banyak kecelakaan yang mereka alami.”
Share This Thread