Administrasi Trump menjilat kelompok garis keras di Israel dengan menghilangkan bantuan dana Amerika untuk badan PBB yang membantu para pengungsi Palestina. AS mendanai sepertiga biaya yang diperlukan oleh badan PBB tersebut. Dengan melakukan hal ini, Donald Trump melepas peran Amerika kepemimpinan mereka sebagai penengah konflik Israel-Palestina.
Oleh: The New York Times
Administrasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menawarkan berbagai penjelasan untuk memangkas bantuan bagi Palestina dan menghentikan semua sumbangan kepada badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mendukung kehidupan 5 juta pengungsi Palestina: Mereka perlu belajar untuk membantu diri mereka sendiri. Orang Arab lainnya yang seharusnya memyumbang. Kebanyakan dari mereka bukan benar-benar pengungsi dan harus berhenti menuntut hak untuk kembali ke tempat yang sekarang telah menjadi Israel. Hal ini akan mendorong mereka ke meja perundingan. Mereka tidak cukup bersyukur.
Alasan-alasan tersebut berkisar dari yang hal yang terkecil hingga yang benar-benar berbahaya. Apakah Jared Kushner, menantu Presiden Trump, yang seharusnya mempersiapkan perjanjian Israel-Palestina yang merupakan “kesepakatan abad ini”, benar-benar percaya bahwa pemotongan bantuan dana Amerika kepada Palestina dan melucuti status pengungsi mereka akan memaksa Palestina untuk menerima apapun rencana sepihak yang dia buat atau jejalkan kepada mereka untuk menunjukkan rasa hormat yang pantas kepada Trump?
Suatu hal yang paling penting ialah apakah Trump memahami atau peduli bahwa pemerintahannya telah secara efektif mengabaikan peran penting yang telah dicoba oleh para pendahulunya sebagai pialang perdamaian di Timur Tengah, sementara tetap menjadi kawan dan sekutu utama Israel?
Apakah dia mengakui bahwa merampas harapan orang-orang Palestina akan mediasi atau dukungan dari luar negeri, serta menambah kesengsaraan hidup mereka dapat mengarah kepada babak lain dari kekerasan yang menimpa Palestina?
Share This Thread