rendering
by climax & Nanda & AceN
1.
2.
3.
^^ pic no.6
Rumour : *this hasn't been confirmed yet*
1 x 32 Fl Office Tower
2 x 22 Fl Apartment , with a skygarden on 8-9-18-19 floor
Architect : URBANE
Developer : PT Royal Oak Development Asia Tbk
================================================== ==========
an article bout this project i found recently...
INVESTASI RP 494 MILIAR, Royal Oak Akuisisi Proyek di Jakarta
18/09/2008 16:34:59 WIB
Oleh Ely Rahmawati
JAKARTA, Investor Daily
Tak hanya di segmen bawah, PT Royal Oak Development Asia Tbk mulai merintis pengembangan usaha properti kelas atas. Pengembang ini berencana mengakuisisi unit apartemen dan ritel Oakwood Premier Cozmo di Mega Kuningan, Jakarta Selatan, dan sejumlah produk properti kelas atas di Jakarta dan Bali.
“Sebelum akhir tahun, kami akan mengakuisisi 70% unit apartemen dan 100% area ritel di Oakwood Premier Cozmo di kawasan Mega Kuningan. Kami mengucurkan dana sebesar Rp 494 miliar atau 41% dari hasil rights issue I sebesar Rp 1,35 triliun untuk akuisisi ini,” ungkap Wakil Direktur Utama Royal Oak Development Asia (RODA) Andrew Leong di Jakarta, Selasa (17/9).
Selain apartemen Oakwood Premier Cozmo, Andrew menjelaskan, RODA akan mengakuisisi proyek The Stupa Menteng, Area 24 Pancoran, dan proyek resor di wilayah Canggu dan Jimbaran, Bali. RODA mengucurkan dana Rp 116,4 miliar atau 9% dari hasil rights issue untuk akuisisi proyek ini.
“Semua properti yang kami akuisisi akan dikelola oleh Oakwood Internasional yang memiliki jaringan di 4.000 kota di penjuru dunia,” imbuh Andrew.
Ia menilai, pasar properti kelas menengah hingga premium masih potensial dikembangkan. “Kami ingin mengokohkan posisi sebagai operating holding company pada bisnis investasi properti kelas atas dan jasa keuangan,” ujarnya.
Sebelumnya, RODA dikenal sebagai pengembang yang menggarap properti menengah ke bawah dan sukses mengembangkan perumahan Simprug pada 1995.
Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), tingginya inflasi, dan naiknya suku bunga perbankan, memaksa perseroan beralih memasuki segmen bisnis kelas atas dan layanan keuangan lainnya yang dianggap strategis.
Andrew menjelaskan, kas keuangan RODA semakin meningkat setelah melakukan penawaran umum terbatas I (rights issue) pada Januari 2008. Dana yang terkumpul dari hasil rights issue sebesar Rp 1,35 triliun akan dipergunakan untuk akuisisi produk properti kelas atas di Jakarta dan Bali, serta modal untuk memasuki bisnis sekuritas, pembiayaan konsumen, dan bisnis asuransi.
Menurut Direktur RODA Pingki E Pangestu, saat ini pihaknya tengah melakukan uji tuntas terhadap proses akuisisi seluruh properti tersebut. “Kami harap proses akuisisi sudah berjalan November. Saat ini, kami mempersiapkan rights issue kedua untuk meraih nilai kapitalisasi sebesar Rp 10 triliun,” ujar Pingki.
Saat ini, RODA memiliki sebagian aset apartemen mewah Oakwood Premier yang berkonsep service apartement. Apartemen ini terdiri atas 204 unit apartemen servis dengan luas 21.003 m2 dan sebanyak 41 unit di antaranya dihuni pemiliknya.
Apartemen Oakwood dibangun di atas lahan seluas 1,68 hektare dan seluas 4.712 m2 di antaranya untuk ruang ritel. Baik apartemen maupun ritel membidik kalangan ekspatriat. Apartemen ini merupakan apartemen servis pertama di Indonesia yang menggunakan layanan standar bintang lima.
RODA juga mempunyai aset pada gedung perkantoran Permata Kuningan seluas 4.885 m2 berketinggian 21 lantai. Sedangkan The Stupa Menteng adalah apartemen dengan nilai jual termahal di Jakarta saat ini yakni Rp 17 juta per m2, yang berkapasitas 59 unit apartemen.
Bidik Bisnis Lain
Lebih lanjut Pingki menjelaskan, selain menekuni bisnis properti kelas atas, RODA akan memasuki bisnis strategis lainnya seperti jasa finansial. “Kami menyiapkan dana sebesar Rp 613,5 miliar atau 50% dari hasil rights issue untuk mengakuisisi sejumlah bisnis pembiayaan, sekuritas, dan asuransi,” tambah Pingki.
RODA juga berencana memperluas bisnis pada sektor properti asing, telekomunikasi, pertambangan, dan perkebunan. Bisnis properti asing dianggap memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena transaksi menggunakan mata uang asing.
Sedangkan pada sektor telekomunikasi, RODA menilai Indonesia sebagai pasar telepon seluler terbesar di Asia Pasifik. Pada 2010, bisnis telekomunikasi diprediksi tumbuh dengan pesat dan pendapatan operator mencapai Rp 140 triliun.
Potensi penambangan dan pemasaran batubara yang masih luas menarik minat Roda untuk menekuninya pula. Sementara itu, bisnis perkebunan dirambah RODA karena pertimbangan harga tanah dan upah buruh yang kompetitif. “Sumber pendanaan perluasan bisnis RODA pada empat sektor bisnis ini menggunakan hasil rights issue kedua,” tandas Pingki.
Share This Thread