​China dan Rusia bersiap untuk memperkuat aliansi dalam menghadapi penarikan AS dari Afghanistan, dan ancaman jihad yang nyata di perbatasan mereka.

"Ini jelas bukan Saigon," ucap Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken, ketika helikopter mengambil orang Amerika yang melarikan diri dari atap kedutaan di Kabul. Ini jauh lebih buruk untuk posisi Amerika di dunia, tulis Spengler di Asia Times.

Blinken tidak tahu banyak tentang sejarah atau geografi. Dia tidak tahu bahwa satu dan satu adalah dua, yang Spengler maksud adalah Rusia dan China.

Richard Nixon membuka hubungan diplomatik dengan China tiga tahun sebelum jatuhnya Vietnam Selatan, mengamankan kesepakatan diam-diam China untuk tidak mengeksploitasi kemenangan Komunis dengan mengekspor revolusi ke seluruh Asia Tenggara.

Kekalahan Amerika di Vietnam memiliki dampak terbatas di kawasan itu. Afghanistan, sebaliknya, akan menarik China dan Rusia menjadi peran dominan di Asia Tengah dan Barat.

Kekalahan rezim proksi Amerika oleh laskar Taliban menandai kemenangan pertama tentara jihad melawan pasukan militer Barat, sejak pemusnahan pasukan ekspedisi Inggris di Afghanistan pada 1842.

Ini akan berfungsi sebagai titik temu bagi para jihadis di Rusia, China, Asia Tengah, dan Timur Tengah. Tampilan ketidaktertarikan Amerika di kawasan itu (sampai-sampai meninggalkan sejumlah besar warganya sendiri di belakang garis musuh dan sejumlah besar sekutunya), telah meyakinkan semua pemain di kawasan itu bahwa Amerika sedang dilemahkan.

Ini adalah episode terakhir dalam serangkaian kesalahan yang memperparah kesalahan sebelumnya selama 20 tahun yang menyedihkan.

China dan Rusia tidak punya pilihan selain turun tangan. Jika mereka tidak menghilangkan kanker jihad hari ini, itu mungkin bermetastasis menjadi sesuatu yang tak terkendali.

Pada 2085, jumlah Muslim Asia Selatan (Pakistan, Bengali, Indonesia, dan Muslim India) akan melebihi jumlah total orang Asia Timur, dengan asumsi kesuburan konstan.

Muslim Asia Tenggara dan Asia Selatan akan berjumlah 2 miliar pada akhir abad ini, hampir dua kali lipat populasi Asia Timur. Proyeksi semacam ini belum tentu akurat, tetapi ukuran relatif menunjukkan hal ini: Populasi yang rentan terhadap pengaruh jihadis sangat besar dan terus bertambah.

Negara-negara Muslim yang berpendidikan dan melek huruf seperti Turki dan Iran memiliki tingkat kesuburan jauh di bawah penggantian. Pakistan (dengan tingkat melek huruf hampir di atas 50%) masih memiliki empat kelahiran hidup per perempuan.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/opin...an-china-rusia