Iwan Fals, sosok dirinya dituturkan melalui nada dan suara di album barunya, Pun Aku. Album yang rampung di tahun 2021 menjadi refleksi dirinya, buah dari pemikiran dan respons pada dunia yang dia jalani. Berinteraksi dengan banyak seniman muda yang memiliki kesadaran tinggi untuk hidup bersama dan berdampingan.

Bertutur Tentang Iwan Fals
“Saya sudah banyak menulis lagu tentang orang seperti ‘Bento’, ‘Si Budi’, dan ‘Oemar Bakri’. Lantas untuk keluarga menulis lagu tentang ‘Galang Rambu Anarki’, ‘Cikal’, ‘Raya’, ‘Rosana’ atau tokoh besar seperti ‘Willy’, ‘Bung Hatta’ dan banyak lagi. Mungkin saatnya saya menulis album untuk saya sendiri, jadilah album Pun Aku ini,” kata Om Iwan (Fals) yang mempercayakan urusan produksi musik pada Rambu Cikal dan Lafa Pratomo.

Album Pun Aku ini begitu personal. Diawali dengan lagu ‘Pun’ ditutup dengan lagu ‘Aku’. Orang-orang yang terlibat di album Pun Aku ini berasal dari sahabat dan kerabat dekat. Orang-orang di sebelah jantung, istilah yang dipakai Rambu Cikal dalam melibatkan orang-orang dalam proses kreatif produksi musik.

Raya Rambu Rabbani, adik bungsu Cikal ikut mengisi dram di album ini. Satu gitar tua warna hitam pekat milik Om Iwan yang dimiliki sejak mereka masih mengontrak rumah di Bintaro kembali dibersihkan dan dipakai untuk rekaman.

Iwan Fals itu tonggak penanda zaman. Begitu kata produser musik album ini, Lafa Pratomo, yang menjadi tandem Rambu Cikal, anak kedua Om Iwan, memproduseri album baru ini. Mereka berdua menjadi dua peletak dasar pondasi dan akar yang menentukan konsep, meracik bunyi, meramu nada dan memilih siapa saja yang punya senyawa kuat untuk mengisi vokal tamu dan musisi yang terlibat di materi album berisi 12 lagu ini.

“Ada lagu ‘Bunga Kayu’ dari tahun 1995 yang saya tulis saat gelisah menunggu Galang pulang ke rumah, atau lagu ‘Sebuah Genteng’ yang saya tulis tahun 2014 saat Presiden baru terpilih. Sisanya lagu-lagu baru tercipta di tahun 2020 dan beberapa penulis lagu lain”.


Sumber: https://matamatamusik.com/iwan-fals-...ah-pikirannya/