Irfan Sembiring merupakan sosok legendaris yang selama hidupnya mewariskan segudang manfaat bagi banyak orang. Dari kiprahnya di belantika musik selama aktif di band Sucker Head dan Rotor hingga bermuara berdakwah Islam selama sisa hidupnya. Kisah hidupnya yang inspiratif patut dikenang sepanjang masa. Dan telah diabadikan dalam sebuah buku memento mori yang ditulis oleh almarhum Irfan sendiri selama beberapa tahun terakhir hidupnya.

Perilisan buku tersebut berawal dari perilisan album seminal Rotor Behind the 8th Ball dalam format vinyl (piringan hitam) oleh Elevation Records. Behind the 8th Ball merupakan album thrash metal pertama yang dirilis major label (AIRO Records dalam format kaset) pada 1992 silam. Dan sebelumnya juga pernah dirilis ulang beberapa kali dalam format CD dan kaset. Namun, gemuruh album yang berusia hampir 30 tahun itu hingga kini masih terus menggema di seantero kancah rock dan metal Nusantara.

Dari Vinyl Ke Buku Behind the 8th Ball
Ketika menyerahkan master album untuk perilisan vinyl Behind the 8th Ball kepada pihak Elevation Records, Irfan Sembiring juga menyerahkan segepok catatan kisah hidupnya, yang kabarnya sudah siap menjadi sebuah skenario film (bayangkan jika ada filmnya). Bahkan kabarnya sudah ada tawaran dari Hollywood, dengan sutradara Indonesia.

Namun saat itu, Elevation tentu saja sibuk dengan persiapan perilisan vinyl untuk album legendaris itu. Di acara diskusi peluncuran vinylnya, Elevation juga sempat mengumumkan jika buku tentang album tersebut sedang disiapkan juga, dari naskah yang diberikan oleh Irfan. Sebagian naskah memang sudah terbit secara online di media sosial.

Banyak orang yang gembira dengan rencana itu. Namun ajal tidak dapat ditolak dan ketika Irfan meninggalkan kita semua kurang dari dua bulan kemudian Elevation sempat berniat untuk menghentikan rencana penerbitan buku itu. “Tidak etis menerbitkan buku ketika yang menulis sudah tidak bersama kita atau lebih jelek lagi kami tidak mau memanfaatkan berita kematian beliau sebagai sarana menjual buku,” ujar Elevation dalam siaran persnya.

Irfan Sembiring, Sang Storyteller
Namun setelah itu justru banyak orang yang menanyakan kelanjutan kabar penerbitan buku itu. Mungkin mereka ingin sesuatu untuk dipegang sebagai memento mori, sesuatu untuk merayakan hidup dan musik Irfan Sembiring. Segera setelah mendapat izin dari ahli waris Irfan, Elevation memulai lagi proses penyuntingan buku ini. Naskah yang diberikan oleh Irfan begitu luas, menuliskan kisah hidup yang utuh. Namun untuk buku ini sesuai dengan tema buku C-45 yang hanya membahas satu album legendaris dari musik Indonesia. Jadi untuk sementara Elevation hanya menerbitkan buku dengan kisah berpusat kepada proses penulisan, rekaman dan perjalanan promosi album mahakarya Behind the 8th Ball.

Irfan bukan saja seorang musisi yang serius namun ternyata seorang storyteller, pendongeng yang luar biasa. Buku ini, dengan sedikit proses penyuntingan adalah bukti kepiawaiannya bercerita tentang kisah pemberontakan, kegagalan dan penebusan yang penuh gairah hidup dan canda. Ada banyak cerita di media sosial atau kanal video gratis, tapi luangkan waktu untuk membaca buku, apalagi untuk kisah ini. Nothing is immortal until pressed in books, dan kami percaya itu. Semua keuntungan dari penjualan buku ini akan diserahkan ke keluarga almarhum Irfan Sembiring.


Sumber: https://matamatamusik.com/buku-memen...-telah-terbit/