Pernyataan kontroversial Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman, semua agama sama telah memicu tanggapan yang saling berbeda dari Majelis Ulama Indonesia dan Kementerian Agama.

Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Letjen TNI Dudung Abdurachman mengingatkan jajarannya untuk tak bersikap fanatik terhadap agama, Detik.com melaporkan. Menurut Dudung, semua agama sama di mata Tuhan yang Maha Esa.

"Bijaklah dalam bermain media sosial sesuai dengan aturan yang berlaku bagi prajurit. Hindari fanatik yang berlebihan terhadap suatu agama. Karena semua agama itu benar di mata Tuhan,” tandas Dudung, dikutip Detik.com dari keterangan pers Penerangan Kostrad pada Selasa (14/9).

Hal itu disampaikan Dudung saat bersama Ketua Persit KCK Gabungan Kostrad Rahma Dudung Abdurachman dan rombongan di Batalion Zipur 9 Kostrad di Ujungberung, Bandung, Jawa Barat, Senin (13/9).

Dudung juga mengingatkan para prajuritnya untuk selalu bersyukur atas segala kondisi, khususnya dalam situasi pandemi COVID-19. Dudung pun meminta prajurit bersyukur soal pasangan.

Dalam kesempatan yang sama, Dudung juga menyampaikan pesan kepada seluruh prajurit Batalion Zipur 9 Kostrad agar selalu menjadikan tugas sebagai tujuan utama serta meminta prajurit menjaga kehormatan di mana pun bertugas dan berada.

Acara penyambutan Dudung dan rombongan diawali laporan Komandan Batalion Zeni Tempur 9 Lang Lang Bhuwana Kostrad Letkol Czi Setiawan Nur Prakoso Utomo. Di Yon Zipur 9 Kostrad, Dudung meninjau pangkalan, baik fasilitas perkantoran, perumahan prajurit, maupun alutsista yang dimiliki satuan Batalyon Zipur 9 Kostrad.

Kumparan.com melaporkan, nama Dudung belakangan santer digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa. Andika Perkasa sendiri tengah masuk bursa Panglima TNI berikutnya bersama KSAL Laksamana Yudo Margono untuk menggantikan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun pada November 2021.

Beda suara tanggapan MUI dan Menag
Kepada Detik.com, Ketua Bidang Dakwah dan Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Cholil Nafis menanggapi pernyataan Letjen Dudun yang kontroversial itu. “Semua agama benar. Itu menurut Pancasila untuk hidup bersama di Indonesia. Tapi dalam keyakinannya masing-masing pemeluk agama tetap yang benar hanya agama saya. Nah, dalam bingkai NKRI, kita tak boleh menyalahkan agama lain, apalagi menodai. Toleransi itu memaklumi, bukan menyamakan,” tegas Cholil di akun Twitternya pada Rabu (15/9).

Menurut Cholil, setiap orang yang memeluk agama akan menganggap agama yang dipeluknya paling benar. Cholil menilai harus ada toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. “Bagi kami, umat Islam, yang benar adalah hanya agama Islam. Kita wajib meyakininya agar iman menancap di hati. Hanya dalam kehidupan sosial berbangsa dan bernegara kita harus punya bertoleransi kepada umat beragama lain.”

Cholil menambahkan, “Posisi TNI dan pemerintah tentu mengayomi semua umat beragama.”


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/in-d...mua-agama-sama