Rencana Perdana Menteri Australia Scott Morrison untuk singgah di Jakarta dalam perjalanan pulang dari Washington minggu depan dibatalkan, setelah Presiden Joko Widodo memilih untuk mengunjungi provinsi-provinsi di luar ibu kota, sementara Indonesia bereaksi dengan waspada terhadap rencana Australia untuk mempersenjatai diri dengan kapal selam bertenaga nuklir.

Morrison awalnya berencana untuk mengunjungi Presiden Indonesia dalam perjalanan pulang dari Washington, setelah melakukan pertemuan tatap muka pertamanya dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden.

Tetapi ketika pejabat Australia itu pergi untuk mengkonfirmasi waktu kunjungan ke Jakarta, beberapa hari sebelum pengumuman bahwa Australia akan memperoleh kapal selam bertenaga nuklir, pemerintah Indonesia mengatakan bahwa Jokowi tidak tersedia karena dia tidak akan berada di ibu kota, lapor The Sydney Morning Herald.

Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan pada Jumat (17/9), mereka telah mencatat keputusan Australia untuk menggunakan teknologi Amerika untuk memperoleh delapan kapal selam bertenaga nuklir, dan menekankan “Indonesia sangat khawatir atas perlombaan senjata dan proyeksi kekuatan yang berkelanjutan di kawasan itu”.

Pemerintah Australia tidak percaya kegagalan kedua pemimpin untuk bertemu secara langsung ada hubungannya dengan kegelisahan Indonesia atas rencana kapal selam, karena keputusan untuk tidak pergi ke Jakarta dibuat sebelum pengumuman itu.

Hubungan diplomatik antara Canberra dan Jakarta telah diberi label terbaik dalam beberapa dekade, dan baru minggu lalu Menteri Pertahanan Peter Dutton dan Menteri Luar Negeri Marise Payne menjadikan ibu kota Indonesia perhentian pertama mereka dalam perjalanan luar negeri yang telah dilakukan di India, Korea Selatan, dan AS.

Tetapi Indonesia telah mempertahankan hubungan yang sehat dengan China, dan Beijing tahun ini mengirim jutaan vaksin COVID-19 buatan China ke negara ini.

Morrison berbicara dengan Jokowi minggu ini melalui telepon tentang pengembangan kapal selam. Dia juga telah menelepon Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga yang akan lengser, dan Perdana Menteri India Narendra Modi dalam beberapa hari terakhir.

Sementara Indonesia telah menyatakan kekhawatirannya tentang proposal tersebut, Singapura (yang telah menjadi tuan rumah kapal selam bertenaga nuklir Amerika) dikatakan nyaman dengan langkah tersebut.

Mantan Perdana Menteri Partai Buruh Kevin Rudd (yang pemerintahannya pertama kali mengadopsi kebijakan untuk memperoleh armada kapal selam baru pada 2009) telah menyuarakan skeptisisme atas langkah tersebut, dengan mengatakan bahwa program penggantian kapal selam telah "berhenti" selama delapan tahun terakhir.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/in-d...a-kapal-nuklir