Meski kapal-kapal itu mondar mandir, tapi Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan, situasi di Laut Natuna Utara dipastikan aman dibawah kendali.​

Kapal penjaga pantai milik China mondar-mandir di Laut Natuna Utara selama hampir tiga hari di perairan Indonesia. Badan Keamanan Laut (Bakamla) dilaporkan Fajar.id, mendeteksi sebanyak 5.204 kapal China sejak Jumat pekan lalu atau per 17 September 2021.

Meski kapal-kapal itu mondar mandir, tapi Kepala Bakamla Laksamana Madya Aan Kurnia mengatakan, situasi di Laut Natuna Utara dipastikan aman dibawah kendali.

"Saya tegaskan bahwa Laut Natuna Utara sekarang aman terkendali," tegas Aan pada Kompas.

Aan juga berujar kepada para nelayan yang hendak mencari ikan di perairan tersebut, untuk tak usah merasa khawatir dengan kehadiran kapal-kapal asing seperti beberapa waktu lalu. Kalau pun ada kejadian yang tak diprediksi, Bakamla mengklaim siap memberikan bantuan pengamanan bagi para nelayan di Laut Natuna Utara.

"Saudara-saudara kita yang nelayan silakan bergiat lagi di sana, kami jamin aman. Kami juga siap untuk mengamankan mereka," ungkap Aan.

Sebelumnya diberitakan Batampos, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto akan menggotong pulang teknologi kapal perang canggih jenis Fregat tipe Arrowhead 140 dari Inggris untuk digunakan di Laut Natuna Utara.

Fregat tipe Arrowhead 140 buatan Inggris yang akan datang ke Indonesia, imbuhnya, merupakan kapal perang ringan tercanggih yang ada saat ini. Itu didukung dengan rudal-rudal antipesawat dan juga torpedo anti kapal selam yang membuatnya mampu memberikan pertahanan terhadap ancaman dari udara dan laut.

Selain itu, fregat ini mampu menjadi kapal induk mini bagi helikopter angkatan laut, baik untuk misi antarjemput personel, maupun misi penyelamatan Search and Rescue (SAR).

“Yakinlah angkatan laut Tiongkok akan gemetar melihat Fregat tipe Arrowhead 140 berpatroli di lautan Indonesia, dan akan berpikir dua kali untuk wara-wiri di lautan Natuna lagi,” tegas Dasco pada media yang sama.

Natuna memang menjadi salah satu perairan yang kerap menjadi sumber konflik antara kedaulatan Indonesia dan China. Pasalnya, secara geografis Pulau Natuna berada di Provinsi Kepulauan Riau dan berada dekat dengan Laut China Selatan, meski begitu posisi ini sangat jauh dari China dibandingkan dengan Vietnam dan Malaysia, dilansir Kompas.

Presiden Jokowi juga diketahui pernah mengkritik peta Republik Rakyat China (RRC) yang memasukkan perairan Natuna, yang dikenal kaya gas alam itu dalam wilayahnya, tulis Butje Tampil dalam Konflik Kepulauan Natuna antara Indonesia dengan China (2017).


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/news...s-china-natuna