Manjakani adalah duo pengusung folk yang terdiri dari sepasang suami istri,Muhammad Taufan Eka Prasetya dan Nabilla Syafani. Eksistensi mereka mungkin mengingatkan duo pasangan menikah lainnya seperti Endah N Rhesa atau Scaller yang lahir dan tumbuh di kota metropolitan. Persamaan di antara mereka adalah mimiliki chemistry musikal yang kuat. Satu-satunya perbedaan adalah Manjakani berasal dari luar Pulau Jawa.

Pandemi ternyata tidak memudarkan geliat aksi musik di luar Pulau Jawa. Dengan semakin banyaknya rilisan lokal di ranah digital, keberagaman serta kualitas mereka pun semakin tampak. Seperti yang terjadi di Kalimantan. Pulau tersebut di satu masa identik dengan bebunyian ‘pop melayu’ sebagai imbas dari grup-grup musik yang dihasilkan, sebut saja Radja atau Arwana. Kini bisa dibilang lain cerita. Selera musik di tanah tersebut diasosiasikan dengan festival akbar Rock In Borneo atau aksi berkualitas seperti duo folk asal Pontianak, Manjakani.

Album Baru Manjakani, Saura
Manjakani baru saja merilis album penuh perdananya yang bertajuk Saura melalui demajors, label rekaman yang berbasis di Jakarta.

“Kancah musik di Kalimantan kini semakin dinamis, karya-karya hasilnya pun semakin variatif. Di kota Pontianak geraknya begitu seru, dari mulai komposer Nursalim Yadi Anugerah hingga tentunya Manjakani. Karya-karyanya berkelas dan menantang,” ujar David Tarigan dari divisi A&R demajors menjelaskan. “Kami senang sekali bisa bekerja sama dengan Manjakani, semoga lebih banyak lagi aksi musik dari luar Pulau Jawa yang bisa naik ke permukaan,” tambahnya.

Album Saura berisikan tujuh komposisi bernuansa folk yang teduh, dengan lagu-lagu andalan seperti ‘Asam Pedas’, ‘Sabda Rindu’, serta singel terakhir ‘Tali Jiwa’. Umumnya berangkat dari perjalanan hidup Taufan dan Nabilla sejak pertama kali bertemu hingga mengarungi kehidupan sebagai keluarga yang lengkap.

“Judul album ini diinspirasi oleh kehadiran anak kami, Saura Ajar. Album Saura juga merupakan sebuah representasi dari kelahiran, buah dari perjalanan dan ketulusan bermusik kami sejak awal,” ucap Taufan menjelaskan. “Tentang hakikat kehidupan, dan berbagai hal sederhana yang mendampinginya,” jelasnya lagi.

Di Balik Saura
Untuk urusan produksi rekaman, Manjakani bekerja sama dengan seorang produser satu kota yang cukup aktif di dunia perfilman yaitu McAnderson. Hadir pula kontribusi teman-teman sejawat penggerak kancah musik kota Pontianak, seperti Nursalim Yadi Anugerah, Angga Khasbullah, Fian Williem Hoogendyk, Ardy Prastiawan, dan Cendry Tri Juniar. Artwork untuk album pun hasil kolaborasi dengan seniman kolase asal kota Singkawang, Elys ‘Ulyzm’.

Manjakani sempat melakukan tur pertunjukan di pulau Sumatera pada tahun 2019 lalu. Kini, setelah sekian lama terhambat pandemi, mereka akan kembali bertandang ke luar pulau untuk memenuhi undangan sebagai salah satu penampil di Prambanan Jazz Festival 2021.


Sumber: https://matamatamusik.com/manjakani-...ari-pontianak/