Sebelumnya diberitakan bahwa Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Panjaitan mengklaim, penanggulangan COVID-19 di Indonesia lebih baik jika dibandingkan Singapura dan Korea Selatan.

Menko Marves itu mengaku mendapat laporan berupa angka absolut penanganan COVID-19 di Indonesia yang lebih baik dari negara-negara Asia.

Politikus PKS Mulyanto menyoroti hal ini, dan mengatakan pemerintah berlebihan dalam mengklaim prestasi penanganan COVID-19 di Indonesia, dilansir Tribunnews.

Mulyanto pun membeberkan fakta berdasarkan laporan harian Our World in Data. Berdasarkan indikator-indikator utama penanggulangan COVID-19 yang tertera, Indonesia justru masih berada di bawah Singapura dan Korea Selatan.

Ia mengatakan, jumlah kasus positif harian atau positive rate di Indonesia jauh lebih tinggi dibanding kedua negara itu, dan juga kasus kematian harian akibat COVID-19 Indonesia masih lebih “juara”.

Mulyanto mengungkapkan, tingkat kematian akibat COVID-19 Indonesia masih di atas angka 500 jiwa/hari. Singapura yang dikatakan tak lebih baik dari Indonesia seperti klaim Luhut, justru hampir nol kasus dan di Korea Selatan hanya ditemukan 6 kasus, tulis Tribunnews.

"Positive rate di Indonesia juga relatif masih lebih tinggi, masih di angka 5 persen. Padahal di Singapura dan Korea Selatan lebih kecil dari itu. Dari segi coverage vaksinasi, Korea Selatan sudah mencapai 58 persen penduduk, bahkan Singapura sudah 78 persen penduduk. Kita masih jauh, baru sekitar 35 persen. Juga indikator-indikator penting lainnya," beber Mulyanto pada Tribunnews.

"Jadi pemerintah jangan terlalu cepat tepuk dada dan berpuas diri. Fokus saja bekerja tanggulangi pandemi ini dengan sungguh-sungguh. Jangan mudah terbuai euforia yang melenakan. Masyarakat harus tetap waspada, hati-hati, dan tetap menerapkan prokes," sambungnya.

Sementara itu, penanganan COVID-19 Indonesia juga dinilai lebih baik dibanding Malaysia. Pembandingan ini bermula dari pernyataan politisi Malaysia yang juga Ketua Umum Partai Aksi Demokrat (DAP) Lim Kit Siang. Ia membandingkan kesuksesan Indonesia dalam menekan jumlah kasus harian, dilansir Warta Ekonomi.

"Bisakah menteri kesehatan yang baru, Khairy Jamaluddin menjelaskan, mengapa Indonesia mampu mengurangi jumlah kasus baru dalam 16 hari berturut-turut. Jumlah kasus di Indonesia kini lebih rendah dari Malaysia. Di saat Indonesia mencatat 8.955 kasus baru pada Kamis (2/9), Malaysia justru 20.988," terang Lim dikutip Malay Mail.

“Ini bukan mencari-cari kesalahan. Faktanya, kita memang harus mencari cara untuk meningkatkan penanganan pandemi COVID-19. Agar kita bisa menang," sambung Lim.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/news...iginal-polling