​Seorang suster berusia 22 tahun menjadi korban tewas kerusuhan antara pemerintah Indonesia dan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. Namun, tak ada yang mengaku bertanggung jawab, dan justru saling menyalahkan atas insiden tersebut.

Polda Papua sebelumnya telah melaporkan bahwa KKB menyerang tenaga kesehatan (nakes) di Puskesmas Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Setidaknya 10 tenaga kesehatan menjadi korban dalam penyerangan tersebut. Delapan orang di antaranya berhasil mengamankan diri ke pos TNI, namun dua orang lainnya sempat ditahan KKB.

Nahas, seorang suster yang bernama Gabriela Meilan kabur ke jurang dan nyawanya tak bisa diselamatkan, lapor Suara.

Menurut polisi, selain menyerang tenaga kesehatan, KKB Papua juga membakar fasilitas umum seperti puskesmas, sekolah, kantor bank, pasar, hingga perumahan tenaga medis dan guru.

Benny Wenda Salahkan Militer Indonesia
United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) menyalahkan militer Indonesia atas serangan di sebuah rumah sakit di Kiwirok, dekat perbatasan Papua Nugini, di mana seorang perawat tewas.

Presiden sementara Benny Wenda dari ULMWP telah mengeluarkan pernyataan sebagai tanggapan atas tuduhan oleh pihak berwenang Indonesia terhadap tentara Papua Barat, mengatakan bahwa peningkatan kekerasan adalah buntut militerisasi kawasan untuk melindungi bisnis, dan arahan kebijakan "hancurkan mereka" dari Jakarta melawan pemberontak Papua Barat.

Indonesia menuduh tentara Papua Barat menyerang rumah sakit dan membunuh perawat Gabriella Meliani di Kiwirok.

Namun Wenda mengaku, menurut sumber yang diwawancarainya, bentrokan itu bermula dari seorang dokter migran Indonesia yang mengancam warga dengan pistol.

“Ini memicu penyelidikan Tentara Papua Barat. Seorang perawat melarikan diri dari tempat kejadian dan jatuh ke lereng, hingga melukai dirinya sendiri,” ucap Wenda, dikutip Asia Pacific Report.

Indonesia telah mengerahkan lebih dari 21.000 pasukan baru sejak Desember 2018, menggusur puluhan ribu warga sipil dari Nduga, Intan Jaya, Puncak Jaya, dan Sorong.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/in-d...papua-original