Maraknya sistem pembayaran digital lewat teknologi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu alasan PeduliLindungi diharapkan dapat memasuki pasar pembayaran digital.​

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan keinginannya agar aplikasi PeduliLindungi dapat menjadi alat pembayaran digital di samping menjadi aplikasi andalan untuk tracing kontak COVID-19.

Maraknya sistem pembayaran digital lewat teknologi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) menjadi salah satu alasan PeduliLindungi diharapkan dapat memasuki pasar pembayaran digital.

"KKI (Karya Kreatif Indonesia) terbukti mampu mendorong penciptaan produk premium disertai sistem pembayaran digital melalui QRIS. Jadi sekarang sudah melebar nanti mungkin kita coba masukkan ke digital app PeduliLindungi. Jadi platform berbagai macam saja bisa masuk," ujar luhut dinukil Detik.

Luhut membandingkan kondisi Indonesia pada 7 hingga 10 tahun yang lalu, ia berharap Indonesia dapat membuktikan kepada dunia kalau sudah bisa berkembang dengan lebih baik dan memberi semangat para pelaku UMKM untuk naik kelas terkait kualitas produk yang dijual dengan adanya digitalisasi.

"Jadi kita buktikan ke dunia bahwa sekarang Indonesia baru, yang tangguh, yang bisa menatap hari esok, yang lebih baik," kata Luhut.

"Kualitas ini sangat penting jangan kita menjual barang yang kualitasnya tidak bagus. Nanti itu dari kita semua harus ada kontrol dari kita kepada semua produk produk UMKM," imbuhnya.

Menko Marves ini menyebutkan terobosan ini berdasarkan data bahwa 50% ekonomi RI ditopang oleh produk-produk UMKM. Oleh karena itu ia berharap agar pelaku UMKM terus meningkatkan bisnisnya dan Luhut mengklaim bahwa pemerintah siap membantu mereka untuk berkembang.

"Tetap semangat karena pemerintah ada untuk Anda akan terus bersama-sama dengan Anda. Terima kasih kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Menteri Koperasi UKM, Menteri Kelautan dan Perikanan setelah berhasil dan mendukung pengembangan UMKM Indonesia," tegas Luhut.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy, mengakui adanya potensi meraih keuntungan besar jika PeduliLindungi menjadi alat pembayaran digital.

"Potensinya cukup luas karena Indonesia diproyeksikan sebagai salah satu negara ekonomi digital terbesar dalam beberapa tahun ke depan. Jadi, penggunaan mata uang digital pembayaran non cash akan semakin banyak diminati oleh masyarakat," ujar Yusuf dinukil Kumparan.

"Data terakhir menunjukkan nilai transaksi pembayaran non-cash itu mencapai sekitar Rp 160 triliun pada 2020, sementara volume transaksinya mencapai Rp 12 miliar. Jadi, memang kenaikannya itu cukup signifikan," sambungnya pada media yang sama.

Sementara itu, di bulan Oktober 2021 mendatang, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) akan menjadikan fitur pada aplikasi PeduliLindungi dapat diakses di aplikasi lain.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/news...iginal-polling