China memiliki berbagai alasan untuk meningkatkan ketegangan. Meskipun ada sejumlah berita utama yang mengkhawatirkan dan retorika agresif, perang China dalam memperebutkan Taiwan bisa dijamin tidak akan pecah dalam waktu dekat.

Manuver udara skala besar China di langit dekat Taiwan pada Senin (4/10) (yang diulas dalam serangkaian tajuk berita utama yang menyesatkan dan laporan yang mengkhawatirkan di media global), telah mengirimkan gelombang kejutan di seluruh kawasan dan sekitarnya.

Namun, kekhawatiran tersebut sebagian besar tidak tepat, menurut analisis Andrew Salmon di Asia Times, karena tidak ada kepanikan yang dilaporkan di kalangan masyarakat Taiwan.

Bertentangan dengan upaya menyebarkan ketakutan di media berbahasa Inggris, seperti “China Tingkatkan Penerbangan Pesawat Perang di Wilayah Udara Taiwan” di US News and World Report, pesawat China nyatanya tidak melanggar wilayah udara kedaulatan Taiwan, apalagi terbang di atas Taiwan. Faktanya, pesawat China bahkan tidak melintasi titik tengah Selat Taiwan atau mendekati dalam jarak 100 mil dari pulau itu.

Itu adalah serbaun mendadak terbesar oleh pasukan China sejauh ini, tetapi para pilot dari China daratan dan Taiwan menyadari modus operandi masing-masing, mengurangi kemungkinan bentrokan yang tidak disengaja dan kemungkinan eskalasi berikutnya. Berbagai faktor strategis yang lebih luas menunjukkan bahwa status quo ante di Selat Taiwan tidak akan berubah, setidaknya tidak dalam waktu dekat.

Tentu saja, itu bukan pesan yang disampaikan di beberapa media pemerintah China. “Latihan militer Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) di Selat Taiwan tidak lagi terbatas untuk menyatakan kedaulatan China atas pulau itu, tetapi untuk melaksanakan berbagai bentuk pengerahan, mobilisasi, penyerangan, dan persiapan logistik yang diperlukan untuk merebut kembali Pulau Taiwan,” tulis peringatan agresif Global Times pada Senin (4/10), corong Partai Komunis China.

“Ini semakin menjadi opini publik arus utama baru, bahwa China daratan harus membuat persiapan yang sungguh-sungguh berdasarkan kemungkinan pertempuran.”

Mungkin saja demikian. Namun, apa yang diabaikan oleh surat kabar itu adalah fakta bahwa PLA belum melakukan latihan senjata gabungan besar-besaran yang bertujuan untuk merebut sebuah pulau, yang menunjukkan persiapannya belum lengkap. Selain itu, kekuatan invasi apa pun yang telah ditingkatkan tidak mungkin disembunyikan, yang akan memungkinkan Amerika Serikat untuk mengerahkan pasukan pencegah ke kawasan.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/anal...k-bakal-perang