Beberapa pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian memicu kontroversi karena dianggap tidak layak.

Setiap Oktober, komite Penghargaan Nobel mengumumkan siapa yang berprestasi di bidang fisika, kimia, sastra, ekonomi, kedokteran, dan perdamaian. Namun, penerima penghargaan yang berupa medali emas dan uang tunai itu kerap menjadi kontroversi. Berikut beberapa nama pemenang kontroversial Penghargaan Nobel.

Uni Eropa, Penghargaan Nobel Perdamaian (2012)
Penghargaan Nobel Perdamaian diberikan kepada Uni Eropa “setelah lebih dari enam dekade berkontribusi pada kemajuan perdamaian dan rekonsiliasi, demokrasi, dan hak asasi manusia di Eropa,” menurut komite penghargaan.

Pemilihan Uni Eropa sebagai pemenang Penghargaan Nobel Perdamaian tahun itu dikeluhkan banyak pihak. Pasalnya, saat itu Uni Eropa sedang menghadapi beberapa masalah ekonomi yang mendesak, termasuk krisis utang Yunani, dan beberapa negara Eropa tercatat membuat dan menjual senjata perang.

“Alfred Nobel mengatakan, hadiah harus diberikan kepada mereka yang mengupayakan perlucutan senjata,” kata Elsa-Britt Enger, perwakilan dari organisasi Grandmothers for Peace, dalam laporan Reuters saat itu. “Uni Eropa tidak mengupayakan itu. Mereka adalah salah satu produsen senjata terbesar di dunia.”

Beberapa mantan pemenang Penghargaan Nobel bahkan menandatangani surat terbuka yang mengkritik keputusan tersebut. Mereka adalah Uskup Agung Desmond Tutu, Mairead Maguire dari Irlandia Utara, dan Adolfo Perez Esquivel dari Argentina. Mereka mengatakan, Uni Eropa “jelas bukan salah satu dari ‘jawara perdamaian’ yang ada dalam pikiran Alfred Nobel” ketika ia menciptakan hadiah itu, Associated Press melaporkan.

Barack Obama, Penghargaan Nobel Perdamaian (2009)
Mantan Presiden AS Barack Obama menerima Penghargaan Nobel Perdamaian pada 2009, tepatnya sembilan bulan setelah memulai masa jabatan pertamanya. Banyak yang mengkritik pencalonan Obama karena saat itu masih terlalu dini baginya untuk mendapatkan penghargaan tersebut.

Pada 2015, mantan direktur Institut Nobel, Geir Lundestad, tampaknya menyesali keputusan itu. Dalam otobiografinya, ia menyatakan komite berpikir Penghargaan Nobel akan memperkuat presiden, tetapi ternyata penghargaan itu tidak memberikan efek yang diharapkan.

“Bahkan banyak pendukung Obama menganggap itu kesalahan,” katanya, sebagaimana dikutip dari BBC. “Dalam artian, panitia tidak mencapai apa yang diharapkan”.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/list...maian-original