Turki sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk memperluas armadanya dan meningkatkan pesawat militer F-16 yang ada, sebagai alternatif untuk membeli jet tempur F-35 AS, setelah kesepakatan itu dibatalkan oleh Washington karena akuisisi S-400 Rusia oleh Ankara, ungkap juru bicara kepresidenan Turki Ibrahim Kalyn.

“Pilihan pertama kami adalah membeli F-35, dan ini adalah hak kami. Jika krisis dengan Amerika Serikat teratasi, Turki akan masuk kembali ke program tersebut dan kami akan menerima F-35 kami.”

“Jika masalah tidak terpecahkan, kami akan terus mencari alternatif. Perluasan armada F-16 yang ada dan modernisasinya dapat dianggap sebagai alternatif. Tergantung pada kondisinya, keputusan akhir akan dibuat berdasarkan kebutuhan kami,” kata Kalyn dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Milliyet.

Dia menambahkan, pengecualian Turki dari program F-35 “sepenuhnya ilegal dan tidak adil,” mencatat bahwa Turki telah membayar Amerika Serikat US$1,4 miliar untuk berpartisipasi dalam program tersebut.

Pada April, Amerika Serikat dilaporkan mengirim pemberitahuan resmi ke Turki tentang pengecualiannya dari program produksi jet tempur F-35, karena pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh Ankara.

Tujuh mitra yang tersisa dalam proyek F-35 adalah Inggris, Italia, Belanda, Australia, Denmark, Kanada, dan Norwegia, catat The EurAsian Times.

Sebelumnya, seperti yang dilaporkan The EurAsian Times, Turki telah meminta AS untuk membeli 40 jet tempur F-16 bersama dengan 80 kit upgrade untuk pesawat yang ada.

Kesepakatan itu harus disetujui oleh Departemen Luar Negeri AS dan Kongres.

"Sebagai kebijakan, Departemen tidak mengkonfirmasi atau mengomentari penjualan atau transfer pertahanan yang diusulkan, sampai mereka secara resmi diberitahukan kepada Kongres,” ujar juru bicara Departemen Luar Negeri AS seperti dikutip dalam laporan media.

Kemitraan berusia satu dekade antara AS dan Turki telah melalui banyak pasang surut dalam beberapa tahun terakhir, karena masalah-masalah seperti ketidaksepakatan atas kebijakan Suriah, hubungan dekat Ankara dengan Moskow, dan catatan kebebasan dan hak asasi manusia Turki yang bermasalah.

Permintaan F-16 baru sangat tidak mungkin diterima oleh Kongres AS, mengingat ketegangan hubungan antara kedua negara setelah krisis S-400.

Ada dukungan bipartisan di Kongres AS untuk memaksa pemerintahan Biden untuk lebih menekan Ankara atas pembelian S-400 dan catatan hak asasi manusianya yang buruk. Ankara, di sisi lain, mengatakan, mereka berharap untuk meningkatkan hubungan di bawah Presiden AS Joe Biden, Reuters melaporkan.


Sumber: https://www.matamatapolitik.com/mili...-as-turki-f-16