Penelitian Sebut Curhat ke Teman Dapat Kurangi Risiko Depresi

- Jurnalis Wilda Fajriah


Pandemi Covid-19 yang melanda berbagai negara termasuk Indonesia ini tak hanya memperburuk kondisi kesehatan fisik, namun juga mental. Karena selama pandemi, banyak sekali perubahan yang terjadi dalam kehidupan, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry telah menjelaskan kebiasaan dan pola perilaku yang memperburuk penyakit mental yang ada, termasuk depresi. Studi ini sangat relevan dalam keadaan saat ini, karena karantina dapat membuat orang jenuh dan depresi.



Dalam temuan yang mengejutkan, penulis penelitian telah menyoroti bahwa menjaga hubungan sosial dan interaksi sosial secara teratur, termasuk mengunjungi teman dan anggota keluarga Anda sebenarnya dapat memiliki efek perlindungan dalam mengurangi risiko depresi dan juga dapat berdampak positif pada suasana hati Anda.

“Faktor yang paling menonjol dari faktor-faktor ini adalah frekuensi curhat kepada orang lain, tetapi juga kunjungan dengan keluarga dan teman, yang semuanya menyoroti efek perlindungan penting dari hubungan sosial dan kohesi sosial,” kata Psikiater Jordan Smoller di Harvard Medical School.
Temuan tersebut menyoroti pentingnya bersosialisasi, terutama dalam masa menjaga jarak dan lockdown. Di mana tetap berhubungan dengan anggota keluarga dan teman kita lebih sulit dari sebelumnya.

Untuk melakukan penelitian, penulis menggunakan pengacakan Mendel untuk memahami faktor-faktor potensial yang mempengaruhi suasana hati kita dan bahkan memperburuknya. Faktor-faktor ini termasuk gaya hidup kita, kehidupan sosial dan bahkan masalah lingkungan.

Para penulis berfokus pada berbagai faktor yang tampaknya mempengaruhi dan meningkatkan risiko depresi pada orang. Ketika para peneliti mempelajari data dari 100.000 orang Inggris, salah satu temuan terbesar dari penelitian tersebut adalah dampak menonton TV dan hubungannya dengan peningkatan risiko depresi.

Penulis penelitian mengatakan, "Temuan kami menunjukkan bahwa penilaian penyedia layanan kesehatan tentang pola penggunaan media pada pasien dewasa dan memberikan pendidikan psikoedukasi tentang dampak mood potensial dari menonton televisi yang berlebihan dapat mewakili komponen efektif pencegahan depresi lainnya."

Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa interaksi sosial yang teratur dan curhat kepada teman dan anggota keluarga Anda sangat menurunkan risiko depresi. Para penulis menemukan bahwa mengunjungi anggota keluarga Anda dapat memberikan perlindungan yang signifikan terhadap depresi.

Meskipun Anda mungkin tidak dapat mengunjungi orang yang Anda cintai sekarang, mengangkat telepon dan melakukan panggilan video kepada mereka, mungkin memiliki dampak yang sama. Demikian dilansir dari laman Times of India pada Rabu (26/8/2020).


Nah bagi kalian yang ingin meluapkan unek unek dan memiliki perasaan yang tidak biasa, segeralah Curhat dengan teman, kerabat, keluarga orang orang yang dapat dipercaya