Menjadi seorang juru rawat adalah impianku sejak kecil ... Tetapi tidak kusangka, cita-cita yang mulia itu menjadi Boomerang untuk diriku.
-------------
"Hey Rissa, kamu sudah menentukan jurusan apa yang akan kamu ambil kalau seandainya lulus nanti ?", tiba-tiba suara orang yang farmiliar memecah lamunanku.
"Oh, Ashley ... Kamu mengagetkanku saja !" Jawabku.
Dia adalah Ashley, seorang sahabat karibku semenjak SD sampai SMA ini.
Hmmm... namaku Clarissa Benedicta, dan sering dipanggil Rissa. Entah sejak kapan aku mengagumi pekerjaan seorang juru rawat. Aku selalu berpikir bahwa pekerjaan itu termasuk pekerjaan mulia, tetapi tidak berbelit seperti kedokteran. Pada saat ini aku sedang melamunkan mengenai nilai kelulusanku.
"Entahlah, rasanya pikiranku jauh lebih terfokus pada nilai yang nanti aku peroleh", jawabku.
"Kalau seandainya kamu sudah jadi juru rawat nanti, obati aku gratis yah !" kata Ashley sambil tertawa.
"Ahaha, tenang saja !", ujarku.
---
Setelah libur tenang, nilai ujian akhirpun diumumkan. Dan ternyata aku lulus dengan nilai yang cukup menggembirakan.
"Bagaimana, Rissa ?" tanya Ashley yang tiba-tiba ada di belakangku.
Astaga, orang ini benar-benar suka sekali mengagetkanku. Kapan dia berada dibelakangku, pikirku.
"Lulus dong !" jawabku sambil tersenyum lebar.
"Sayang sekali, udah sekian lama kita berpisah juga. Kamu ke jurusan Perawat, sedangkan aku Sastra Inggris !" katanya.
"Gunakan teknologi dong, buat apa ada HP ...", kataku kepadanya sambil menunjuk ke HP miliknya yang sedang digenggam.
"Hee hee, iya yah. By the way, hari ini kamu ada waktu luang nggak ?"
"Aku mau traktir kamu khusus hari ini doang." lanjutnya.
"Wah tumben" Jawabku.
"Mau nggak ?" Tanyanya menegaskan.
"Iya dong !" Jawabku mengiyakan.
---
Pendaftaran masuk perkuliahanpun dimulai, akupun mendaftarkan diriku ke jurusan Perawat.
Jurusan ini ternyata berbeda dengan jurusan Kebidanan maupun jurusan Kedokteran. Memang jurusan ini hanya ada mahasiswi saja, tidak ada mahasiswanya, namun jurusan ini banyak juga peminatnya.
Setelah mendaftarkan diri, aku kemudian diberi ujian tes. Tes yang pertama adalah tes IQ standart. Aku tidak mengalami kesulitan dengan tes yang ini. Tes yang kedua adalah tes IPA dasar. Sebenarnya aku cukup bagus dengan Biologi, tetapi aku memang mengalami kesulitan dalam Kimia dan Fisikanya.
Keesokan harinya aku menerima kabar dari telepon, bahwa aku diterima dengan grade 2. Akupun melakukan verifikasi bahwa aku memang akan kuliah di situ, dan membayar sejumlah uang untuk meneruskan study. Istilahnya booking tempat duduk.
Hari itu aku benar-benar bahagia, selain mengalami suasana yang berbeda dan baru, akupun pasti akan mendapatkan teman yang baru nantinya.
---
Hari-hari perkuliahanpun kulalui, rutinitas yang terkadang menyenangkan, terkadang menjemukan sudah berlalu. Akhirnya akupun lulus dan direkomendasikan ke beberapa Rumah Sakit. Akupun mulai mencari-cari informasi dalam bidang kerja, dan akhirnya aku memutuskan untuk bekerja di Rumah Sakit yang cukup besar.
Pertama-tama aku baca dahulu persyaratannya. Tetapi ketika aku baca ada salah satu syarat yang mengejutkanku. Yaitu berpenampilan menarik.
Memangnya aku bakal jadi SPG apa, pikirku. Tetapi pemikiran seperti itu langsung teralihkan dengan alasan-alasan yang jauh lebih masuk akal.
Aku mengisi formulir lamaran pekerjaan untuk bekerja disitu. Dan kemudian aku melakukan check up kesehatan.
Setelah selesai, check kesehatan, akupun melakukan tes yang terakhir, yaitu wawancara kerja.
"Apa motivasi anda bekerja di sini ?" tanya Personalianya.
"Saya memang mempunyai keinginan untuk merawat orang yang sakit, membantu dokter, dan juga ini adalah cita-cita saya sejak kecil." Jawabku agak canggung.
"Apakah anda bersedia bekerja di rumah sakit ini, dan tinggal di asrama kami ?" tanyanya lagi.
"Iya, saya bersedia." Jawabku.
"Baiklah hasil tes kesehatan juga sudah keluar dan anda dinyatakan sehat."
"Mulai besok anda bisa tinggal di asrama kami dan bekerja di rumah sakit ini." Katanya.
"Baiklah, terima kasih." Jawabku sambil tersenyum gembira.
---
Keesokannya akupun berkemas, meminta ijin dari orang tua untuk ke Asrama tersebut. Yah ini adalah hari perdanaku bekerja, pikirku.
Sesampainya di Rumah Sakit aku dikejutkan dengan seseorang yang merengek-rengek agar diterima kerja.
"Saya mohon terimalah saya bekerja di sini." Kata orang yang memohon itu.
"Tidak bisa, jantung anda lemah, dan syarat utama untuk diterima di sini adalah mempunyai tubuh yang sehat, dan berpenampilan menarik." Kata personalia itu.
Disiplin di sini benar-benar ketat sekali, pikirku. Aku harus menciptakan image yang baik.
---
Bukankah itu Ashley ? Pikirku ...
Aku amat-amati dari jauh, dan ternyata memang itu adalah dia. Akupun langsung mendekatinya, dan langsung menyapanya.
"Hi, Ashley ! Long time no see", kataku.
"Udah lama banget kita nggak ketemu" lanjutku sambil memeluk dia.
Dia langsung mendorong tubuhku mundur. Aku sangat shock dengan reaksinya pada saat itu. Akupun langsung memandang matanya dengan heran.
"Ashley ... ?", tanyaku heran.
"Kamu salah orang, aku bukan Ashley tetapi Mary ! Aku bahkan tidak kenal Ashley !", katanya ketus.
"Maaf ...", jawabku.
Aku sangat heran, karena baru kali ini aku berjumpa dengan orang yang sama persis, tetapi berbeda sifat. Mungkin suatu saat harus aku sejajarkan kemudian aku amati, pikirku.
---
Aku kembali ke kamar Asramaku. Tetapi ada yang aneh. Jendela kamarku terbuka !
Aku langsung menutupnya dari dalam kemudian memeriksa, apakah aku kehilangan sesuatu. Tidak ada yang hilang, tidak ada apa-apa, pikirku.
Mungkin aku lupa menutupnya ketika aku pergi, pikirku lagi.
Akupun langsung menanggalkan pakaianku dan bergegas mandi.
Aku melihat hantu. Tunggu, bukan hantu ... tetapi sesosok wanita tua renta, penuh kutil ada di kamar mandiku.
"Rissa, pergi dari sini ... pergi ... ! " Kata wanita tua itu.
"Anda siapa ?" Tanyaku heran karena dia bisa mengetahui namaku.
Tidak lama kemudian beberapa Suster langsung datang dan menyuntikkan sesuatu ke wanita itu.
"Tenang dia hanyalah pasien sakit jiwa yang kabur !" Kata salah seorang suster itu.
Seorang yang sakit gila, yang tidak kukenal sama sekali bisa mengetahui namaku dan menyuruhku pergi dari sini? pikirku. Hmmm ... pasti ada sesuatu, pikirku.
---
Malam hari aku mengeksplorasi Rumah Sakit, karena penasaran. Waktu itu ada tempat dimana aku tidak diperbolehkan masuk ke situ. Aku akan coba periksa dari situ.
Lorong menuju tempat itu saja sudah mencekam, benar-benar lorong yang berbeda dengan lorong di Bagian Rumah Sakit yang lain. Lorongnya dicat dengan warna hitam pekat. Seperti masuk ke pintu neraka saja, pikirku.
Di ujung lorong tersebut ada ruangan yang masih menyala, akupun berpikir untuk mengintipnya. Aku mengintip ruangan itu, dan ternyata disitu ada pembedahan.
Astaga, pasien yang dibedah itu tidak dibius terlebih dahulu. Dia meronta-ronta kesakitan.
"Bagus, teruslah meronta, karena dengan itu jantungmu yang segar ini bisa langsung di transplantasi kepada Nyonya Anna yang sudah membayar mahal !" Kata salah seorang dokter yang praktek.
Aku merinding gemetar, akupun berniat melarikan diri. Tetapi tanpa kusadari dibelakangku sudah ada orang yang menunggu. Dia langsung membekapku dengan sapu tangan yang sudah diberi Chloroform. Akupun tidak sadarkan diri.
---
Ketika aku sadar, aku berada di sebuah ruangan, mirip seperti penjara. Dimana ini pikirku. Aku merasa pusing karena mungkin sudah lama aku tidak sadar.
"Buka pintu ... !" Teriakku.
Tunggu, aku merasa aneh. Suaraku berubah menjadi parau. Akupun langsung memegang wajahku. Astaga, wajahku penuh dengan keriput. Dan begitu kulihat tanganku, tanganku ternyata penuh dengan nanah dan keriput.
"Tidaaaak !" Jeritku.
Beberapa saat kemudian, pintu penjara itu pun dibuka. Disana aku melihat si kepala Personalia dan ... diriku yang sedang tersenyum sinis.
"Ha ha ha, sekarang aku memiliki tubuh yang indah ini !" Kata orang yang memiliki tubuhku itu.
"Aku ingin memperlihatkan padamu tubuhmu ini agar kamu menderita !" Katanya.
"Operasi implantasi otak telah berjalan sukses, dan kamu adalah salah satu kelinci percobaannya." Kata Kepala Personalia itu.
"Dulu orang yang kami katakan gila itu memang salah satu temanmu, yang mengalami kecelakaan. Karena dia tidak memiliki uang untuk menebus biaya rumah sakit, maka kami juga menjadikannya kelinci percobaan sama seperti dirimu !" Kata Kepala Personalia itu
Aku akhirnya tersadar, bahwa otakku telah dipindahkan ke tubuh ini. Tubuh tua renta, penuh dengan nanah dan borok.
Ternyata, Rumah Sakit ini mengadakan praktek illegal implantasi otak, dimana orang mampu mendapatkan tubuh muda milik orang lain.
Salah satu pekerjaan yang aku inginkan sejak kecil, pekerjaan yang mulia ini. Telah membawa bencana bagi diriku. Penyesalanku tidak pernah berakhir.
---FIN---
Last edited by zanbatos; 03-06-08 at 15:38.
My Current Feeling :
My heart is hurt ! Is all your think is blaming, revenge, and hate ?
For all who think I am your friend ... Sorry if I made something mistakes, something wrong, something displeasuring you ... I'm sorry.
I hope Indogamers will be better and better than before, keep growing and even much stronger.
Sebenarnya tulisan saya yg asli jauh lebih panjang (waktu saya mulai karang ini menjadi beberapa halaman microsoft word)
Itu jauh lebih jelas dan detail mengenai penokohannya, hanya saja saya pikir kalau terlalu panjang malah terkesan membosankan, jadi saya persingkat ceritanya seperti yang ini.
Kalau memang kurang serem, next story saya coba tulis semuanya di sini smile:
My Current Feeling :
My heart is hurt ! Is all your think is blaming, revenge, and hate ?
For all who think I am your friend ... Sorry if I made something mistakes, something wrong, something displeasuring you ... I'm sorry.
I hope Indogamers will be better and better than before, keep growing and even much stronger.
Share This Thread