Page 1 of 2 12 LastLast
Results 1 to 15 of 27
http://idgs.in/177484
  1. #1
    HiKaru
    Guest

    Default Masa Depan Bumi Saat Matahari Berevolusi

    Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi Bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib Bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah Bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan Bumi?

    Milyaran tahun lagi, Matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, ia akan membesar dan menelan orbit Bumi. Akankah Bumi ditelan oleh Matahari seperti halnya Venus dan Merkurius? Pertanyaan ini telah menjadi diskusi panjang di kalangan astronom. Akankah kehidupan di Bumi tetap ada saat matahari menjadi Katai Putih?

    Berdasarkan perhitungan yang dilakukan K.-P. Schršoder dan Robert Connon Smith, ketika Matahari menjadi bintang raksasa merah, ekuatornya bahkan sudah melebihi jarak Mars. Dengan demikian, seluruh planet dalam di Tata Surya akan ditelan olehnya. Akan tiba saatnya ketika peningkatan fluks Matahari juga meningkatkan temperatur rata-rata di Bumi sampai pada level yang tidak memungkinkan mekanisme biologi dan mekanisme lainnya tahan terhadap kondisi tersebut.

    Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat Matahari bertumbuh (membesar dalam ukuran), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar. Lagi-lagi pertanyaannya bagaimana dengan Bumi? Akankah Matahari yang sedang mengembang itu mengambil alih planet-planet yang bergerak spiral, atau akankah Bumi dan bahkan Venus bisa lolos dari cengkeramannya?

    Perhitungan yang dilakukan oleh K.-P Schroder dan Robert Cannon Smith menunjukan, saat Matahari menjadi bintang raksasa merah di usianya yang ke 7,59 milyar tahun, ia akan mulai mengalami kehilangan massa. Matahari pada saat itu akan mengembang dan memiliki radius 256 kali radiusnya saat ini dan massanya akan tereduksi sampai 67% dari massanya sekarang. Saat mengembang, Matahari akan menyapu Tata Surya bagian dalam dengan sangat cepat, hanya dalam 5 juta tahun. Setelah itu ia akan langsung masuk pada tahap pembakaran helium yang juga akan berlangsung dengan sangat cepat, hanya sekitar 130 juta tahun. Matahari akan terus membesar melampaui orbit Merkurius dan kemudian Venus. Nah, pada saat Matahari akan mendekati Bumi, ia akan kehilangan massa 4.9 x 1020 ton setiap tahunnya (setara dengan 8% massa Bumi).

    Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi bintang katai putih. Bintang kompak ini pada awalnya sangat panas dengan temperatur lebih dari 100 ribu derajat namun tanpa energi nuklir, dan ia akan mendingin dengan berlalunya waktu seiring dengan sisa planet dan asteroid yang masih mengelilinginya.

    Zona Habitasi yang Baru
    Saat ini Bumi berada di dalam zona habitasi / layak huni dalam Tata Surya. Zona layak huni atau habitasi merupakan area di dekat bintang di mana planet yang berada di situ memiliki air berbentuk cair di permukaannya dengan temperatur rata-rata yang mendukung adanya kehidupan. Dalam perhitungan yang dilakukan Schroder dan Smith, temperatur planet tersebut bisa menjadi sangat ekstrim dan tidak nyaman untuk kehidupan, namun syarat utama zona habitasinya adalah keberadaan air yang cair.

    Tak dapat dipungkiri, saat Matahari jadi Raksasa Merah, zona habitasi akan lenyap dengan cepat. Saat Matahari melampaui orbit Bumi dalam beberapa juta tahun, ia akan menguapkan lautan di Bumi dan radiasi Matahari akan memusnahkan hidrogen dari air. Saat itu Bumi tidak lagi memiliki lautan. Tetapi, suatu saat nanti, ia akan mencair kembali. Nah saat Bumi tidak lagi berada dalam area habitasi, lantas bagaimana dengan kehidupan di dalamnya? Akankah mereka bertahan atau mungkin beradaptasi dengan kondisi yang baru tersebut? Atau itulah akhir dari perjalanan kehidupan di planet Bumi?

    Yang menarik, meskipun Bumi tak lagi berada dalam zona habitasi, planet-planet lain di luar Bumi akan masuk dalam zona habitasi baru milik Matahari dan mereka akan berubah menjadi planet layak huni. Zona habitasi yang baru dari Matahari akan berada pada kisaran 49,4 SA - 71,4 SA. Ini berarti areanya akan meliputi juga area Sabuk Kuipert, dan dunia es yang ada disana saat ini akan meleleh. Dengan demikian objek-objek disekitar Pluto yang tadinya mengandung es sekarang justru memiliki air dalam bentuk cairan yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan. Bahkan bisa jadi Eris akan menumbuhkan kehidupan baru dan menjadi rumah yang baru bagi kehidupan.

    Bagaimana dengan Bumi?
    Apakah ini akhir perjalanan planet Bumi? Ataukah Bumi akan selamat? Berdasarkan perhitungan Schroder dan Smith Bumi tidak akan bisa menyelamatkan diri. Bahkan meskipun Bumi memperluas orbitnya 50% dari orbit yang sekarang ia tetap tidak memiliki pluang untuk selamat. Matahari yang sedang mengembang akan menelan Bumi sebelum ia mencapai batas akhir masa sebagai raksasa merah. Setelah menelan Bumi, Matahari akan mengembang 0,25 SA lagi dan masih memiliki waktu 500 ribu tahun untuk terus bertumbuh.


    Saat Bumi ditelan, ia akan masuk ke dalam atmosfer Matahari. Pada saat itu Bumi akan mengalami tabrakan dengan partikel-partikel gas. Orbitnya akan menyusut dan ia akan bergerak spiral kedalam. Itulah akhir dari kisah perjalanan Bumi.

    Sedikit berandai-andai, bagaimana menyelamatkan Bumi? Jika Bumi berada pada jarak 1.15 SA (saat ini 1 SA) maka ia akan dapat selamat dari fasa pengembangan Matahari tersebut. Nah bagaimana bisa membawa Bumi ke posisi itu?? Meskipun terlihat seperti kisah fiksi ilmiah, namun Schroder dan Smith menyarankan agar teknologi masa depan dapat mencari cara untuk menambah kecepatan Bumi agar bisa bergerak spiral keluar dari Matahari menuju titik selamat tersebut.

    Yang menarik untuk dikaji adalah, umat manusia seringkali gemar berbicara tentang masa depan Bumi milyaran tahun ke depan, padahal di depan mata, kerusakan itu sudah mulai terjadi. Bumi saat ini sudah mengalami kerusakan awal akibat ulah manusia, dan hal ini akan terus terjadi. Bisa jadi akhir perjalanan Bumi bukan disebabkan oleh evolusi matahari, tapi oleh ulah manusia itu sendiri. Tapi bisa jadi juga manusia akan menemukan caranya sendiri untuk lolos dari situasi terburuk yang akan dihadapi.

    Sumber : Arxiv : Distant future of the Sun and Earth revisited


    NI gambarnya: http://langitselatan.com/2008/02/03/...ri-berevolusi/

  2. Hot Ad
  3. #2
    Black Zero's Avatar
    Join Date
    Jun 2008
    Location
    Jakarta
    Posts
    6,985
    Points
    7,682.70
    Thanks: 8 / 7 / 7

    Default

    Hahaha interesting. Tapi klo mau bahas ini, lebih ke ilmiah ya?

    Dan article ini malah contradict postingan diatas: http://imagine.gsfc.nasa.gov/docs/as...s/980218c.html

    Disitu dibilang bumi selamet.

    http://en.wikipedia.org/wiki/Sun#Life_cycle

    Tapi ga ada sumber satupun yang nyebutin ada kehidupan setelah matahari jadi red giant...

    Yang bakalan terjadi sama matahari masih semuanya spekulasi.
    Last edited by Black Zero; 19-03-09 at 20:36.

  4. #3
    Tetshulong's Avatar
    Join Date
    Sep 2007
    Location
    JAKARTA
    Posts
    1,035
    Points
    1,338.50
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Quote Originally Posted by HiKaru View Post
    Perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi akhir-akhir ini menjadi salah satu efek yang sangat signifikan dalam perubahan kondisi Bumi selama beberapa dekade dan abad ke depan. Namun, bagaimana dengan nasib Bumi jika terjadi pemanasan bertahap saat Matahari menuju masa akhir hidupnya sebagai bintang katai putih? Akankah Bumi bertahan, ataukah masa tersebut akan menjadi masa akhir kehidupan Bumi?

    Milyaran tahun lagi, Matahari akan mengembang menjadi bintang raksasa merah. Saat itu, ia akan membesar dan menelan orbit Bumi. Akankah Bumi ditelan oleh Matahari seperti halnya Venus dan Merkurius? Pertanyaan ini telah menjadi diskusi panjang di kalangan astronom. Akankah kehidupan di Bumi tetap ada saat matahari menjadi Katai Putih?

    Berdasarkan perhitungan yang dilakukan K.-P. Schršoder dan Robert Connon Smith, ketika Matahari menjadi bintang raksasa merah, ekuatornya bahkan sudah melebihi jarak Mars. Dengan demikian, seluruh planet dalam di Tata Surya akan ditelan olehnya. Akan tiba saatnya ketika peningkatan fluks Matahari juga meningkatkan temperatur rata-rata di Bumi sampai pada level yang tidak memungkinkan mekanisme biologi dan mekanisme lainnya tahan terhadap kondisi tersebut.

    Saat Matahari memasuki tahap akhir evolusi kehidupannya, ia akan mengalami kehilangan massa yang besar melalui angin bintang. Dan saat Matahari bertumbuh (membesar dalam ukuran), ia akan kehilangan massa sehingga planet-planet yang mengitarinya bergerak spiral keluar. Lagi-lagi pertanyaannya bagaimana dengan Bumi? Akankah Matahari yang sedang mengembang itu mengambil alih planet-planet yang bergerak spiral, atau akankah Bumi dan bahkan Venus bisa lolos dari cengkeramannya?

    Perhitungan yang dilakukan oleh K.-P Schroder dan Robert Cannon Smith menunjukan, saat Matahari menjadi bintang raksasa merah di usianya yang ke 7,59 milyar tahun, ia akan mulai mengalami kehilangan massa. Matahari pada saat itu akan mengembang dan memiliki radius 256 kali radiusnya saat ini dan massanya akan tereduksi sampai 67% dari massanya sekarang. Saat mengembang, Matahari akan menyapu Tata Surya bagian dalam dengan sangat cepat, hanya dalam 5 juta tahun. Setelah itu ia akan langsung masuk pada tahap pembakaran helium yang juga akan berlangsung dengan sangat cepat, hanya sekitar 130 juta tahun. Matahari akan terus membesar melampaui orbit Merkurius dan kemudian Venus. Nah, pada saat Matahari akan mendekati Bumi, ia akan kehilangan massa 4.9 x 1020 ton setiap tahunnya (setara dengan 8% massa Bumi).

    Setelah mencapai tahap akhir sebagai raksasa merah, Matahari akan menghamburkan selubungnya dan inti Matahari akan menyusut menjadi objek seukuran Bumi yang mengandung setengah massa yang pernah dimiliki Matahari. Saat itu, Matahari sudah menjadi bintang katai putih. Bintang kompak ini pada awalnya sangat panas dengan temperatur lebih dari 100 ribu derajat namun tanpa energi nuklir, dan ia akan mendingin dengan berlalunya waktu seiring dengan sisa planet dan asteroid yang masih mengelilinginya.

    Zona Habitasi yang Baru
    Saat ini Bumi berada di dalam zona habitasi / layak huni dalam Tata Surya. Zona layak huni atau habitasi merupakan area di dekat bintang di mana planet yang berada di situ memiliki air berbentuk cair di permukaannya dengan temperatur rata-rata yang mendukung adanya kehidupan. Dalam perhitungan yang dilakukan Schroder dan Smith, temperatur planet tersebut bisa menjadi sangat ekstrim dan tidak nyaman untuk kehidupan, namun syarat utama zona habitasinya adalah keberadaan air yang cair.

    Tak dapat dipungkiri, saat Matahari jadi Raksasa Merah, zona habitasi akan lenyap dengan cepat. Saat Matahari melampaui orbit Bumi dalam beberapa juta tahun, ia akan menguapkan lautan di Bumi dan radiasi Matahari akan memusnahkan hidrogen dari air. Saat itu Bumi tidak lagi memiliki lautan. Tetapi, suatu saat nanti, ia akan mencair kembali. Nah saat Bumi tidak lagi berada dalam area habitasi, lantas bagaimana dengan kehidupan di dalamnya? Akankah mereka bertahan atau mungkin beradaptasi dengan kondisi yang baru tersebut? Atau itulah akhir dari perjalanan kehidupan di planet Bumi?

    Yang menarik, meskipun Bumi tak lagi berada dalam zona habitasi, planet-planet lain di luar Bumi akan masuk dalam zona habitasi baru milik Matahari dan mereka akan berubah menjadi planet layak huni. Zona habitasi yang baru dari Matahari akan berada pada kisaran 49,4 SA - 71,4 SA. Ini berarti areanya akan meliputi juga area Sabuk Kuipert, dan dunia es yang ada disana saat ini akan meleleh. Dengan demikian objek-objek disekitar Pluto yang tadinya mengandung es sekarang justru memiliki air dalam bentuk cairan yang dibutuhkan untuk mendukung kehidupan. Bahkan bisa jadi Eris akan menumbuhkan kehidupan baru dan menjadi rumah yang baru bagi kehidupan.

    Bagaimana dengan Bumi?
    Apakah ini akhir perjalanan planet Bumi? Ataukah Bumi akan selamat? Berdasarkan perhitungan Schroder dan Smith Bumi tidak akan bisa menyelamatkan diri. Bahkan meskipun Bumi memperluas orbitnya 50% dari orbit yang sekarang ia tetap tidak memiliki pluang untuk selamat. Matahari yang sedang mengembang akan menelan Bumi sebelum ia mencapai batas akhir masa sebagai raksasa merah. Setelah menelan Bumi, Matahari akan mengembang 0,25 SA lagi dan masih memiliki waktu 500 ribu tahun untuk terus bertumbuh.


    Saat Bumi ditelan, ia akan masuk ke dalam atmosfer Matahari. Pada saat itu Bumi akan mengalami tabrakan dengan partikel-partikel gas. Orbitnya akan menyusut dan ia akan bergerak spiral kedalam. Itulah akhir dari kisah perjalanan Bumi.

    Sedikit berandai-andai, bagaimana menyelamatkan Bumi? Jika Bumi berada pada jarak 1.15 SA (saat ini 1 SA) maka ia akan dapat selamat dari fasa pengembangan Matahari tersebut. Nah bagaimana bisa membawa Bumi ke posisi itu?? Meskipun terlihat seperti kisah fiksi ilmiah, namun Schroder dan Smith menyarankan agar teknologi masa depan dapat mencari cara untuk menambah kecepatan Bumi agar bisa bergerak spiral keluar dari Matahari menuju titik selamat tersebut.

    Yang menarik untuk dikaji adalah, umat manusia seringkali gemar berbicara tentang masa depan Bumi milyaran tahun ke depan, padahal di depan mata, kerusakan itu sudah mulai terjadi. Bumi saat ini sudah mengalami kerusakan awal akibat ulah manusia, dan hal ini akan terus terjadi. Bisa jadi akhir perjalanan Bumi bukan disebabkan oleh evolusi matahari, tapi oleh ulah manusia itu sendiri. Tapi bisa jadi juga manusia akan menemukan caranya sendiri untuk lolos dari situasi terburuk yang akan dihadapi.

    Sumber : Arxiv : Distant future of the Sun and Earth revisited


    NI gambarnya: http://langitselatan.com/2008/02/03/...ri-berevolusi/

    Kita memikirkan akhir dari bumi.. padahal kerusakan yg dapat menghancurkan bumi sudah terlihat didepan mata kita sendiri..
    mari kita selamatkan bumi ini dari sekarang

  5. #4
    ThEbLuEsXbLaZt's Avatar
    Join Date
    Jan 2009
    Location
    BataMz~
    Posts
    12,228
    Points
    9.16
    Thanks: 30 / 42 / 36

    Default

    ozon aja berlubang gimana gak panas ni bumi

    polusi dimana"

    gimana gak rusak bumi ini ?

  6. #5
    Bahamut_Fury's Avatar
    Join Date
    Mar 2009
    Posts
    253
    Points
    375.80
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Evolusi matahari itu kan masih sangat lama
    Mungkin entr kita da punya space tecnology yang modern untuk mengurangi dampaknya.Kalo matahari terus mengembang planet-planet yang mengorbit ke matahari jadi kacau donk
    Trus suhu bumi yang sekarang belum sepanas suhu bumi pas zaman prasejarah
    Zaman dulu itu bumi lebih panas berkali-kali lebih lipat dari sekarang dibuktikan dengan penemuan-penemuan fossil makhluk hidup zaman dulu.
    CMIIW

  7. #6
    HiKaru
    Guest

    Default

    Quote Originally Posted by Bahamut_Fury View Post
    Evolusi matahari itu kan masih sangat lama
    Mungkin entr kita da punya space tecnology yang modern untuk mengurangi dampaknya.Kalo matahari terus mengembang planet-planet yang mengorbit ke matahari jadi kacau donk
    Trus suhu bumi yang sekarang belum sepanas suhu bumi pas zaman prasejarah
    Zaman dulu itu bumi lebih panas berkali-kali lebih lipat dari sekarang dibuktikan dengan penemuan-penemuan fossil makhluk hidup zaman dulu.
    CMIIW
    Lu ada gambarnya bumi zaman prasejarah??
    tolong di post donk.. TQ

  8. #7
    RiDdAnCe's Avatar
    Join Date
    Feb 2007
    Location
    anywhere
    Posts
    1,084
    Points
    1,289.90
    Thanks: 1 / 4 / 4

    Default

    so apa tar gantian

    mars bisa kehuni>

    kok jauh amat pluto?

  9. #8
    luna_croz's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Void!!
    Posts
    6,132
    Points
    14,571.06
    Thanks: 18 / 128 / 81

    Default

    tenang aja lah masi brp juta - milyar tahun lagi tuh? jgn kan juta tahun lagi.. 10000ribu tahun lagi aja ga yakin gw bumi ini masih selamat dari ancaman manusia.
    http://bit.ly/n86th7

    Graboid free download HD movies

  10. #9
    HiKaru
    Guest

    Default

    Quote Originally Posted by luna_croz View Post
    tenang aja lah masi brp juta - milyar tahun lagi tuh? jgn kan juta tahun lagi.. 10000ribu tahun lagi aja ga yakin gw bumi ini masih selamat dari ancaman manusia.
    Tapi kalo kita kgk merawat bumi, pasti ntar kehidupan manusia makin sengsara!...

  11. #10
    LuCkyM3's Avatar
    Join Date
    May 2008
    Location
    I am flying.
    Posts
    952
    Points
    1,140.40
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Quote Originally Posted by luna_croz View Post
    tenang aja lah masi brp juta - milyar tahun lagi tuh? jgn kan juta tahun lagi.. 10000ribu tahun lagi aja ga yakin gw bumi ini masih selamat dari ancaman manusia.
    Khan alangkah lebih baiknya klo kita menjaga lingkungan

  12. #11
    HiKaru
    Guest

    Default

    Quote Originally Posted by LuCkyM3 View Post
    Khan alangkah lebih baiknya klo kita menjaga lingkungan
    G setuju dengan pendapat lu....

    Save our World...
    GO Green!!!

  13. #12
    Red Phantoms's Avatar
    Join Date
    Jul 2008
    Location
    I dwell within the shadow
    Posts
    2,462
    Points
    2,737.10
    Thanks: 1 / 2 / 2

    Default

    La ko nyosor ke lets go green se...... ga nymbung deh


    Sebenernya Itu semua lebih tepat dikatakan menuju kematian.

    Jadi gini Matahari bintang adalah benda angkasa yg berpijar karena mengalami Proses Fusi Atom kaya cara kerja PLTN Fusi (Penggabungan 2 atom yg menghasilkan energi yg sangat besar). Dalam kasus matahai yg digabung adalah Hydrogen (H) Saat hidrogen habis karena proses fusi Helium (He) akan menggantikan hidrogen sebagai bahan bakar. Penggantian ini juga akan berdampak pada perluasan diameter dan kenaikan suhu

    Proses penggantian bahan bakar akan terus berlanjut hingga mencapai titik dimana proses fusi menjadi tidak mungkin dan mati. Sayangnya karena matahari tergolong bintang kecil maka ia tidak akan mengalami super nova dan menjadi Black hole melainkan ia hanya mengalami perluasan diameter n akhrnya menjadi Mengecil menjadi White Dwarf

    Jadi semuanya itu masalah Interenya Matahari lo mo buang sampah sembarangan juga ga bakal ngerubah apa apa kecuali lo mau transfer Hydrogen ke sono yg ga bakalan mungkin pengaruh secara kandungan hidrogen di bimasakti ga terlalu banyak
    Last edited by Red Phantoms; 21-03-09 at 01:47.

  14. #13
    CoLe's Avatar
    Join Date
    Jul 2007
    Location
    Pekan BaRu
    Posts
    150
    Points
    206.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    secara logika sih..
    efek dari rumah kaca yg sekarang ini ada di seluruh permukaan bumi salah satu penyebab terbesar lapisan ozon menjadi menipis..
    bukan hanya dari efek rumah kaca..
    banyak juga kita temui bangunan", ruko" yg lantai paling atas nya selalu di marmar atau di pasang keramik.. nah,, itu juga salah satu penyebab lapisan ozon menjadi menipis..
    seperti kita ketahui bersama..
    angka kelahiran semakin besar dari pada angka kematian..
    hal ini tentu saja memaksa orang untuk menambah kawasan tempat tinggal mereka..
    yg dulunya hutan yg suubur, sekarang menjadi perumahan..
    toh,, itu ga bisa dipungkiri..


    kalo dipikir" lagi..
    selama beberapa tahun ke depan saja bumi bukan saja menjadi berlubang..
    bahkan menjadi daratan yang tandus..
    lapizan ozon yg makin menipis + sumber oksigen semakin besar di butuhkan..

  15. #14
    Red Phantoms's Avatar
    Join Date
    Jul 2008
    Location
    I dwell within the shadow
    Posts
    2,462
    Points
    2,737.10
    Thanks: 1 / 2 / 2

    Default

    ...... makin ga nyambung

    Klo ga salah TS nya ngomongin masalah evolusi matahari kan

    Ko pada mental ke efek rumah kaca seh.....

  16. #15
    keoz's Avatar
    Join Date
    Nov 2007
    Location
    Dirty Dance floor, bring the naughtiness
    Posts
    1,602
    Points
    1,849.65
    Thanks: 47 / 17 / 15

    Default

    Quote Originally Posted by Black Zero View Post
    Hahaha interesting. Tapi klo mau bahas ini, lebih ke ilmiah ya?

    Dan article ini malah contradict postingan diatas: http://imagine.gsfc.nasa.gov/docs/as...s/980218c.html

    Disitu dibilang bumi selamet.

    http://en.wikipedia.org/wiki/Sun#Life_cycle

    Tapi ga ada sumber satupun yang nyebutin ada kehidupan setelah matahari jadi red giant...

    Yang bakalan terjadi sama matahari masih semuanya spekulasi.
    kemungkinan besar sih menurutku dari sifat matahari yang kategori bintang merah, ga akan membengkak sampe mars, tapi mungkin sampe venus, lalu menyusut jadi bintang kerdil. dan mati. ga akan meledak jadi supernova
    Henshin!! Kamen Ridaah! O-O-O-O-Obamaa!

Page 1 of 2 12 LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •