Perwakilan PBB Nilai Pemulihan Aceh Layak Jadi Model
	
	
		Perwakilan PBB Nilai Pemulihan Aceh Layak Jadi Model
BANDA ACEH--MI: Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Indonesia El Mustafa Benlamlih mengatakan perkembangan rehabilitasi dan rekonstruksi Aceh pascatsunami bisa menjadi model bagi negara lain.
"Aceh mengalami perkembangan luar biasa terutama dalam bidang rehabilitasi dan rekonstruksi pascatsunami dan ini tidak terjadi di negara lain yang mengalami musibah serupa," katanya seusai pertemuan dengan Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar di Banda Aceh, Rabu (9/7).
Menurut Mustafa, dalam waktu belum genap tiga tahun pasca-konflik dan tsunami Aceh mengalami perkembangan yang luar biasa dan ia mengaku belum pernah menemukan negara yang begitu cepat bisa bangkit kembali seperti Aceh.
Mustafa mengadakan pertemuan dengan Wagub Muhammad Nazar, Kepala Bapel Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias Kuntoro Mangkusubroto serta Wali Kota Banda Aceh Mawardy Nurdin dalam kunjungan selama tiga hari di Aceh.
Dia mengatakan ditandatanganinya kesepakatan (MoU) damai Helsinki menjadi salah satu faktor pendorong Aceh cepat bangkit kembali, sementara di wilayah lain yang juga terkena tsunami seperti Sri Lanka pembangunannya sangat lambat karena donatur tidak berani masuk sebab masih adanya konflik internal.
Pada kesempatan itu, Wagub Muhammad Nazar menyampaikan terima kasih atas sumbangsih negara donor di bawah koordinir PBB, dan ia mengharapkan negara yang selama ini melakukan aksi kemanusiaan tetap di Aceh untuk berinvestasi di bidang ekonomi.
Wakil PBB untuk Indonesia selama kunjungan ke Aceh akan melihat apa yang dapat dibantu untuk perbaikan daerah yang dijuluki Serambi Mekah itu di masa mendatang. (Ant/OL-03) 
http://mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MTUxNjQ=
Ya, gw juga pernah baca di suatu majalah, Banda Aceh akan jadi salah satu kota dengan hotspot internet dimana mana
	 
	
	
	
		Memperingati 3 Tahun Perdamaian Aceh
	
	
		15 Agustus ini tepat tiga tahun usia perdamaian. Sepanjang perjalanan itu ada banyak hal yang telah kita lalui baik yang positif maupun yang yang negatif. Kami atas nama segenap jajaran KPA mengharapkan semua pihak untuk memaknai peringatan ini dengan mempertinggi rasa syukur kepada Allah. Karena ini benar-benar sebuah anugrah bagi kita.
Untuk itu kami harapkan peringatan ini diisi dengan memperbanyak kegiatan ibadah dimeunasah atau di mesjid-mesjid. Kami menghimbau tidak ada peringatan perdamaian ini dengan kegiatan yang menjurus kepada ria dan melanggar syariat Islam. Mari kita tafakur mengenang betapa banyak saudara-saudara kita yang telah kehilangan nyawa dan harta dimasa lalu.
Banyak korban konflik dan yatim piatu, serta janda-janda yang saat ini masih belum benar-benar merasakan berkahnya damai ini. Banyak teman-teman kita yang seperjuangan masih terpuruk dalam kepapaan, untuk itu kepada segenap jajaran KPA kembali membangun ukhwah seperti saat kita masih memanggul senjata. Perbedaan pendapat dan pendapatan tidak harus kemudian memunculkan perseteruan dan permusuhan.
Kami selaku pimpinan terus membenahi dan mencari solusi. Namun yang harus kita pahami bahwa kita bukan pengambil keputusan. Sesungguhnya Pemerintahlah yang seharusnya lebih all out menyelesaikan semua amanah MoU Helsinky. Kami ragu dengan komitmen Pemerintah tapi sesungguhnya masih banyak rintangan birokrasi yang membuat sampai saat ini masih ada korban konflik yang belum tersentuh bantuan.
Kami mengingat Pemerintah terutama pemerintahan Aceh untuk mengevaluasi kepemimpinan BRA. Lambannya proses kerja lembaga ini tidak lepas ketidak mampuan pemimpinnya dalam menjabarkan program-program BRA. Kami berkali-kali menyarankan supaya ada regulasi kepemimpinan disana. Kepada pemerintah Aceh kami mengharapkan mempercepat implementasi anggaran untuk sehingga membantu mengatasi pengangguran.
Uang yang begitu besar tidak cukup dikelola dengan retorika semata. Jangan sampai uang tersebut tidak membawa berkah mensejahterakan rakyat, jangan sampai juga anda dicatat sebagai bagian dari kegagalan dalam membangun Aceh. Apapun yang terjadi perdamaian ini harus kita rawat bersama. Segenap komponen  harus membangun sinergis demi pencapaian apa yang telah diamanatkan MoU.
Tidak ada gading yang tak retak tentunya, tapi jangan jadi itu sebagai untuk mencerai beraikan sesuatu yang telah kita sepakati. Mari kita perbaiki apa saja yang kurang dalam tiga tahun kebelakang. Perdamaian ini tidak hanya untuk sekedar mendapatkan akses ekonomi, tapi juga perbaikan segala sector kehidupan yang rusak karena  konflik.
Sumber : http://www.berpolitik.com/viewnewspo...6uKXYea4JuzBDJ
Semoga PErdamaian ini dapat terjaga