Class Swordman
Pasukan depan yang bersenjatakan pedang. Ada di kota XXX dan kota XXX.
Class Knight
Pasukan depan bersenjatakan pedang yang menunggangi kuda. Ada di kota XXX dan kota XXX.
Class Crusader
Pasukan bertahan yang menunggangi kuda dengan membawa pedang dan prisai. Ada di kota XXX dan kota XXX.
Divisi Ranger, dibagi menjadi 2 Class :
Class Sniper
Pasukan serangan jarak jauh menggunakan senapan. Ada di kota XXX.
Class Archer
Pasukan bertahan jarak jauh menggunakan panah. Ada di kota XXX.
Divisi Medic
Pasukan pengobatan. Ada di kota XXX.
Divisi Ninja
Pasukan rahasia. Lokasi Markas tidak di ketahui
Divisi Khusus
Pasukan pemerintah. Ada di Ibu Kota XXX.
Divisi Vigorous
Pasukan perwakilan tiap Divisi.
Dalam dunia peri, setiap peri memiliki sebuah nama yang terdiri dari 2 kata, kata pertama merupakan nama mereka sendiri, dan kata terakhir merupakan nama keluarganya.
11-05-12, 01:33
LunarCrusade
sekalian gw bantu bump Lep
Spoiler untuk komentar :
Sebenernya ini punya potensi bagus buat dibikin lebih panjang,
apalagi ini pake sudut pandang orang ketiga -- penulis tahu segalanya
(beda sama sudut pandang orang pertama yg ceritanya terbatas dari apa yg karakter utamanya lihat, dengar, dan rasakan)
Seenggaknya di chapter 1 ini kalo kata"nya disusun lebih baik,
yg baca bisa bayangin latar tempat dari cerita ini dgn lebih clear
kotanya seperti apa?
mirip masa" kolonial kah?
zaman pertengahan kah?
dikelilingi tembok kah?
Terus
gimana bentuk bangunan sekolahnya?
ada koridor"nya kah?
ada berapa gedung di kompleks sekolah?
sebesar apa?
ada pemandangan tertentu di sekolahnya ga? (misal ada air mancur kek, patung kek, pohon" apa kek)
perkenalan fasilitasnya gimana?
ada ruangan" apa?
kelasnya letaknya di sebelah mana gedung sekolah?
suasana kelasnya gimana?
gelap kah? terang kah?
muridnya banyak apa sedikit?
banyak kok yang bisa diperjelas, meski itu tergantung gaya menulis lu juga
bisa dijelasin *blek* langsung di 1 chapter, atau dipecah di chapter" berikutnya
gw juga mau mengkritik logical flow dari cerita,
dimana BARU aja masuk sekolah langsung ada pelajaran musik... :perr:
ga perlu dirombak total sih,
tapi mungkin lu bisa tambahin informasi kalo di hari sebelumnya siswi"nya pada ngumpul untuk briefing singkat mengenai hari pertama sekolah (atau hari apalah, pokoknya sebelum setting waktu yg sekarang)
detail sederhana sih emang, tapi buat pembaca yg teliti, itu...agak mengganggu.
oh, terus pas pelajaran musik
amat sangat bisa sekali dikembangkan jadi paragraf yg imba
gw contohin dikit ya
Spoiler untuk contoh :
Spoiler untuk originalnya Levi :
“Baiklah anak-anak, hari Ibu akan mengajari bermain Harpa.” Kata Bu Como.
Selama proses belajar mengajar itu berlangsung, semua murid dikelas itu sangat antusias, pasalnya hanya orang-orang dari kerajaan saja yang boleh memiliki alat musik tersebut. Namun, ada satu gadis yang menyikapi pelajaran itu dengan biasa. Ibu Como pun menghampirinya.
“Kenapa kamu tidak terlihat senang? Apakah ada yang salah?” tanya Ibu Como.
“Owh, tidak bu, tidak ada yang salah hehehe” kata gadis itu tersenyum manis.
Lalu Ibu Como pun mencoba melihat absensi yang beliau bawa di tangannya.
“Nama kamu... Feliz...” kata Ibu Como bingung.
“Iya bu, nama saya hanya Feliz, saya tidak memiliki nama belakang”.
Spoiler untuk dipoles dikit :
Guru wanita yang baru saja memperkenalkan diri, ibu Como, segera memulai pelajaran pertamanya.
"Baiklah anak-anak, mari kita mulai dengan belajar bermain harpa.", ujarnya dengan nada riang, mungkin karena ini adalah hari pertama sekolah. Tidak baik meninggalkan kesan muram di hari pertama.
Instruksi-instruksi dasar dalam memainkan harpa dijelaskan dengan baik olehnya. Beberapa murid, yang tampaknya sudah berpengalaman dalam memainkan harpa, dapat mengikuti dengan baik. Mereka bahkan dengan senang hati mengajari murid-murid yang belum mahir.
Untaian nada yang harmonis mengalun, memenuhi ruangan kelas. Cahaya hangat mentari pagi hari, ditambah dentingan suara-suara harpa yang dimainkan dengan selaras oleh para murid, sekejap membuat suasana ruangan bagaikan aula musik surgawi. Dalam situasi seperti ini, tidak salah jika mengibaratkan para siswi layaknya malaikat-malaikat, yang dengan anggunnya memetik lembut senar-senar harpa. Ibu Como pun terlihat puas dengan keahlian semua murid yang baru diajarnya.
Semua? Sepertinya tidak.
Satu orang terlihat tidak bersemangat. Pelajaran pertama di pagi ini disikapinya tidak dengan antusias.
"Kamu, yang di sana.", ujar bu Como dengan tenang, tidak ingin merusak mood yang tercipta di ruangan kelas. "Ada sesuatu yang salah dengan pelajaran kali ini? Kamu nampak tidak bersemangat."
"Oh, tidak Bu. Tidak ada yang salah.", jawab murid itu, diikuti dengan sebuah tawa kecil.
Diliputi keheranan, guru itu mengambil daftar absensi. Ekspresinya sedikit terkejut begitu mendapati kalau...
"Nama kamu...Feliz?", tanyanya, terlihat bingung.
"Iya bu, nama saya Feliz. Itu saja. Saya memang tidak memiliki nama belakang.", jawab murid perempuan yang bernama Feliz itu dengan santai.
Gimana?
lanjutin lah, gw masih kagak bisa ngebaca ini ke depannya mau ada apaan di ceritanya
bakal ada mbledug" ga ya? :pclap:
19-05-12, 13:22
levialexander9
@atas :
ok saya akan usahakan...
trims buat masukannya...
:pwink:
dn td pagi w dpt ilham yg ngbuat cerita ini pun berubah alur...
:pclap:
19-05-12, 13:55
LunarCrusade
bikin jadi ada yuri nya lep, ini settingnya uda pas soalnya sekolah isi cewe semua :phihi:
16-12-12, 22:50
levialexander9
ijin bump dari page 6 kk :kngacir:
17-12-12, 16:33
LunarCrusade
diganti total :llaugh:
okelah jadi ini temanya fantasi banget, plus populasinya peri semua...
ga ada Mage-class...hmm...pernah denger sih cerita yg ga ada mage-class nya gitu, tapi...ya sudahlah lanjutkan :lalala:
baru juga pengantar sekilasnya :perr:
19-12-12, 09:05
-Pierrot-
grammar nazi
Quote:
biasa di sebut tallent talent
---
APAAN NEE??? akademi khusus cewek bisa berevolusi jadi dunia Fantasy RPG gitu :psurprise:
Quote:
Originally Posted by LunarCrusade
ga ada Mage-class...hmm...pernah denger sih cerita yg ga ada mage-class nya gitu, tapi...ya sudahlah lanjutkan :lalala:
baru juga pengantar sekilasnya :perr:
cerita yang nggak ada mage classnya itu ya SAO :llaugh:
di VR arc Alicization juga gak ada Mage, tapi ada Priest yang bisa pake ilmu sejenis magic yang katanya kekuatan dari tuhan.
19-12-12, 10:52
LunarCrusade
lepuk mana ngikutin SAO, makanya gw ga sebut namanya :garing:
24-12-12, 14:15
levialexander9
Quote:
Originally Posted by -Pierrot-
grammar nazi
ok udah ganti :phihi:
Quote:
Originally Posted by -Pierrot-
APAAN NEE??? akademi khusus cewek bisa berevolusi jadi dunia Fantasy RPG gitu :psurprise:
cerita yang nggak ada mage classnya itu ya SAO :llaugh:
di VR arc Alicization juga gak ada Mage, tapi ada Priest yang bisa pake ilmu sejenis magic yang katanya kekuatan dari tuhan.
Quote:
Originally Posted by LunarCrusade
lepuk mana ngikutin SAO, makanya gw ga sebut namanya :garing:
w kagak ngikutin SAO, tapi seperti ya w tertarik ngintip buat refrensi :kngacir:
Quote:
Originally Posted by LunarCrusade
diganti total :llaugh:
okelah jadi ini temanya fantasi banget, plus populasinya peri semua...
ga ada Mage-class...hmm...pernah denger sih cerita yg ga ada mage-class nya gitu, tapi...ya sudahlah lanjutkan :lalala:
baru juga pengantar sekilasnya :perr:
cerita w ga berubah cerita kok, cuma w ngeganti cara menceritakannya...
alur, latar, cerita, dll ya masih sama...
:phihi:
sabar ya, bentar lagi part 1 dari bab 1 keluar :kngacir:
24-12-12, 14:49
levialexander9
Spoiler untuk 1/1 - Last Name :
Ditengah kota Dzernzhinsk, di antara sisi – sisi rumah, terpakulah rasa kesepian seorang gadis belia
nan cantik. Gadis itu terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu, mungkin sesuatu yang penting
baginya.
“Hemp, hari ini hari aku pertama sekolah. Seperti apa yah nanti teman-temanku?” katanya dalam
hati sambil melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti.
Dia berjalan melalu jalan setapak di kota ini. Di dunia ini, tidak ada kendaraan mesin seperti di dunia
manusia, di sini hanya ada kuda yang di gunakan oleh pasukan kerajaan sebagai teman untuk
berjalan ke tempat tujuan atau pun keledai yang di gunakan para penghuni di dunia ini, untuk
mengagnkut makanan dari Granaria ke rumah mereka masing-masing.
Di dunia para peri, pemerintah berperan besar dalam menentukan segalanya. Pemerintah yang
membangun segala infrakstruktur yang ada di dunia ini, merubah kebijakan di berbagai aspek
kehidupan dan masih banyak lagi. Hal ini terlihat nyata pada sistem perekonomian di dunia ini, di
dunia kami, kami tidak mengenal pengusaha, pengrajin, uang, dan sebagainya seperti pada dunia
manusia, karena pemerintah yang menentukan dan menempatkan pekerjaan seseorang. Pemerintah
membangun tempat pembuatan senjata, pertanian, perternakan, perkebunan, perikanan dan
berbagai aspek ekonomi lainnya di sini, hampir di setiap kota ada infrakstruktur seperti ini dan
tidak jarang ada kota yang memiliki bangunan dalam aspek ekonomi ini lebih dari satu, itu semua
tergantung terhadap keadaan kota tersebut. Semua peri yang di tempatkan menjadi pekerja di
bidang-bidang itu, maka wajib menyerahkan hasil jeripayahnya atas tanah pemerintah kepada
pemerintah. Mereka akan mendapatkan upah berubah tambahan jatah makan yang mereka dapat
setiap periodenya di Granaria. Semua bahan mentah itu di kelolah peredarannya oleh pemerintah
dan selalu di bagikan kepada rakyat sebagaimana mestinya di Granaria. Ini tidaklah aneh dan tidak
akan menimbulakan kekacauan di mana-mana, karena kami adalah peri, bukan manusia biasa yang
masih memiliki rasa ingin memiliki yang berlebihan.
Gadis itu masih berjalan di tengah-tengah kota, melewati perumahan-perumahan yang berderet
sepanjang dia berjalan. Jalan dari tempat dia tinggal menuju ke salah satu Akademi di kota
Dzerzhinsk. Kota ini merupakan kota penghasil senjata terbesar di dunia peri, dengan 87% peri yang
berkedudukan di sini berkerja dalam bidang persenjataan. Kota ini merupakan kota yang memiliki
akses transportasi terbaik dan tercerpat dari pusat penambangan terbesar di dunia peri.
Setelah melewati jalan yang di hapit oleh bangunan di kota, sampailah gadis itu di Akademi Vroeg,
Akademi khusus anak perempuan. Akademi Vroeg merupakan salah satu dari 4 akademi yang ada di
Kota Dzernzhinsk.
Waktu sudah berdiam diri di angka 7 di pagi hari. Seorang wanita dengan usia sekitar 26 tahun,
tinggi sekitar 163 Cm, dengan parasnya yang masih terlihat muda nan anggun memasuki ruang kelas
C-1.
“Anak-anak, selamat datang disekolah Akademi Vroeg. Sebelum ibu mengabsen kalian, ibu akan
memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama ibu adalah Mooi Leraar, kalian bisa memanggil ibu
dengan Ibu Moi. Ibu sudah mengajar di sini selama 2 tahun, dan dari tahun ke tahun ibu selalu
mengajar pelajaran seni di akademi ini, dan ibu selalu menggunkana cara mengajar yang sama dari
tahun ke tahun. Baiklah ibu rasa cukup seperti itu dulu perkenalan kita. Nanti ibu akan mengedarkan
kertas kosong yang sudah di beri kolom, silakan kalian isi dengan nama kalian di kolom pertama dan
dan kolom kedua dengan alamat tempat tinggal kalian.” Kata ibu cantik itu.
Kemudian ibu cantik itu mengededarkan selembar kertas untuk di isi anak muridnya, kemudian dia
menghampiri harpa yang sudah di siapkan sebelum dia memasuki kelas. Harpa tersebut memiliki
ukuran yang tidak terlalu besar dan cukup untuk imainkan oleh anak-anak seusia 15 tahun, kurang
lebih ukurannya sekitar 60 Cm dengan warna emas. Harpa tersebut memiliki 22 senar. Harpa
tersebut di letakan pada tiang penyanga yang sudah di persiapkan ketika mempersiapkan harpa
tersebut.
“Baik anak-anak, kita akan masuk materi pertama, yaitu tentang harpa merupakan alat musik yang
paling di gemari di dunia peri karena keelokan dan warna emas yang di pancarkannya. Bunyi alat
musik ini sering kali menenangkan perasaan manusia yang mendengarkannya. Harpa terdiri atas 3
bagian, yaitu Bagian paling belakang disebut Papan Suara, bagian samping di sebut Leher, dan ada
bagian depan yang bentuknya menyerupai tali di sebut senar. Alat musik ini dimainkan dengan cara
di petik. Baiklah, agar kalian tidak penasaran, ibu akan memainkan satu buah lagu untuk kalian.”
Kata ibu moi yang kemudian di susul dengan alunan lagu dari harpa tersebut.
Selama proses belajar mengajar itu berlangsung, semua murid dikelas itu sangat antusias, pasalnya
hanya peri-peri dari kerajaan saja yang boleh memiliki alat musik tersebut. Banyak murid yang bisa
memainkan alat musik itu dengan lancar, karena ada yang orang tuanya berasal dari kerajaan, ada
juga yang tidak bisa memanikannya sama sekali dan ada satu gadis yang menyikapi pelajaran itu
dengan biasa saja. Kemudian, Ibu Moi pun menghampirinya.
“Kenapa kamu tidak terlihat senang? Apakah ada yang salah?” tanya Ibu Moi dengan senyumnya
yang manis.
“Oh, tidak bu, tidak ada yang salah.” kata gadis berusia 15 tahun itu tersenyum sembari menutup
mata birunya dan sedikit menggerakan kepalanya hingga rambut hitamnya yang lurus sedikit
bergerak.
Lalu Ibu Moi pun mencoba melihat absensi yang beliau bawa di tangannya.
“Nama kamu... Feliz...” kata Ibu Moi bingung.
“Iya ibu, nama saya hanya Feliz, saya tidak memiliki nama belakang.” Feliz menjawab dengan
tersenyum tanpa rasa sedih.
Spoiler untuk Note 1/1 :
granaria = lumbung padi dalam bahasa Latin
Dzerzhinsk = kota penghasil senjata biologis terbesar didunia, ada di rusia
Di dunia para peri, pemerintah berperan besar dalam menentukan segalanya. Pemerintah yang
membangun segala infrakstruktur yang ada di dunia ini, merubah kebijakan di berbagai aspek
kehidupan dan masih banyak lagi. Hal ini terlihat nyata pada sistem perekonomian di dunia ini, di
dunia kami, kami tidak mengenal pengusaha, pengrajin, uang, dan sebagainya seperti pada dunia
manusia, karena pemerintah yang menentukan dan menempatkan pekerjaan seseorang. Pemerintah
membangun tempat pembuatan senjata, pertanian, perternakan, perkebunan, perikanan dan
macem-macem aspek ekonomi lainnya di sini, hampir di setiap kota ada infrakstruktur seperti ini dan
tidak jarang ada kota yang memiliki bangunan dalam aspek ekonomi ini lebih dari satu, itu semua
tergantung terhadap keadaan kota tersebut. Semua peri yang di tempatkan menjadi pekerja di
bidang-bidang itu, maka wajib menyerahkan hasil jeripayahnya atas tanah pemerintah kepada
pemerintah. Mereka akan mendapatkan upah berubah tambahan jatah makan yang mereka dapat
setiap periodenya di Granaria. Semua bahan mentah itu di kelolah peredarannya oleh pemerintah
dan selalu di bagikan kepada rakyat sebagaimana mestinya di Granaria. Ini tidaklah aneh dan tidak
akan menimbulakan kekacauan di mana-mana, karena kami adalah peri, bukan manusia biasa yang
masih memiliki rasa ingin memiliki yang berlebihan.
Kalimat itu blunder, menurut gw.
Kenapa?
Perspektifnya.
Sisa cerita pake perspektif orang ketiga ('gadis itu', 'ibu cantik itu'), TAPI di kalimat yg itu tiba" pake kata 'kami' (kata ganti orang pertama plural).
Tau apa yg gw bayangin?
Ini cerita jadi kayak diceritain dari sudut pandang peri bergentayangan yang ada di dunia tsb, ngikutin karakter utama ke mana".
24-12-12, 15:46
levialexander9
kalo yang itu w ngebayangin ya peri ya sendiri yang cerita...
sama kayak di opening...
jadi emng begitu w bikin ya...
bagian dunia peri yang ngejelasin ya peri ya...
bagian cerita ya yang jelasin penulis ya...
:powh:
24-12-12, 15:48
LunarCrusade
saran gw: jangan dicampur untuk seterusnya
sudut pandang yg tiba" switch ga pake ba bi bu gitu bikin pembacanya mikir 2x buat tau ini siapa yg nyeritain :psweat:
24-12-12, 15:52
levialexander9
jadi ba bi bu ba ya itu kayak apa? :pno:
24-12-12, 15:53
-Pierrot-
Spoiler untuk Howdy :
PoV(point of view) tiba2 berubah :
Quote:
Semua bahan mentah itu di kelolah peredarannya oleh pemerintah
dan selalu di bagikan kepada rakyat sebagaimana mestinya di Granaria. Ini tidaklah aneh dan tidak
akan menimbulakan kekacauan di mana-mana, karena kami adalah peri, bukan manusia biasa yang
masih memiliki rasa ingin memiliki yang berlebihan.
dimana Sebelum & Sesudah kalimat ini semuanya pake 3rd person PoV, -kontradiksi-
Dari awal, narasi ceritanya uda pake bahasa yang baku, malah halus.
Quote:
Pemerintah membangun tempat pembuatan senjata, pertanian, perternakan, perkebunan, perikanan dan
macem-macem aspek ekonomi
macem2 bisa diganti pake 'beragam' mungkin. Jadi :
Quote:
Pemerintah membangun tempat pembuatan senjata, pertanian, perternakan, perkebunan, perikanan dan
beragam aspek ekonomi
Ada beberapa kesalahan kecil lain kayak typo, sama penggunaan kata yang terlalu banyak disatu paragraf. Tapi coba liat chapt 2 dulu deh :kngacir: