Class Swordman
Pasukan depan yang bersenjatakan pedang. Ada di kota XXX dan kota XXX.
Class Knight
Pasukan depan bersenjatakan pedang yang menunggangi kuda. Ada di kota XXX dan kota XXX.
Class Crusader
Pasukan bertahan yang menunggangi kuda dengan membawa pedang dan prisai. Ada di kota XXX dan kota XXX.
Divisi Ranger, dibagi menjadi 2 Class :
Class Sniper
Pasukan serangan jarak jauh menggunakan senapan. Ada di kota XXX.
Class Archer
Pasukan bertahan jarak jauh menggunakan panah. Ada di kota XXX.
Divisi Medic
Pasukan pengobatan. Ada di kota XXX.
Divisi Ninja
Pasukan rahasia. Lokasi Markas tidak di ketahui
Divisi Khusus
Pasukan pemerintah. Ada di Ibu Kota XXX.
Divisi Vigorous
Pasukan perwakilan tiap Divisi.
Dalam dunia peri, setiap peri memiliki sebuah nama yang terdiri dari 2 kata, kata pertama merupakan nama mereka sendiri, dan kata terakhir merupakan nama keluarganya.
Last edited by levialexander9; 24-12-12 at 14:44.
Hot Ad
The Following User Says Thank You to levialexander9 For This Useful Post:
Sebenernya ini punya potensi bagus buat dibikin lebih panjang,
apalagi ini pake sudut pandang orang ketiga -- penulis tahu segalanya
(beda sama sudut pandang orang pertama yg ceritanya terbatas dari apa yg karakter utamanya lihat, dengar, dan rasakan)
Seenggaknya di chapter 1 ini kalo kata"nya disusun lebih baik,
yg baca bisa bayangin latar tempat dari cerita ini dgn lebih clear
kotanya seperti apa?
mirip masa" kolonial kah?
zaman pertengahan kah?
dikelilingi tembok kah?
Terus
gimana bentuk bangunan sekolahnya?
ada koridor"nya kah?
ada berapa gedung di kompleks sekolah?
sebesar apa?
ada pemandangan tertentu di sekolahnya ga? (misal ada air mancur kek, patung kek, pohon" apa kek)
perkenalan fasilitasnya gimana?
ada ruangan" apa?
kelasnya letaknya di sebelah mana gedung sekolah?
suasana kelasnya gimana?
gelap kah? terang kah?
muridnya banyak apa sedikit?
banyak kok yang bisa diperjelas, meski itu tergantung gaya menulis lu juga
bisa dijelasin *blek* langsung di 1 chapter, atau dipecah di chapter" berikutnya
gw juga mau mengkritik logical flow dari cerita,
dimana BARU aja masuk sekolah langsung ada pelajaran musik...
ga perlu dirombak total sih,
tapi mungkin lu bisa tambahin informasi kalo di hari sebelumnya siswi"nya pada ngumpul untuk briefing singkat mengenai hari pertama sekolah (atau hari apalah, pokoknya sebelum setting waktu yg sekarang)
detail sederhana sih emang, tapi buat pembaca yg teliti, itu...agak mengganggu.
oh, terus pas pelajaran musik
amat sangat bisa sekali dikembangkan jadi paragraf yg imba
gw contohin dikit ya
Spoiler untuk contoh :
Spoiler untuk originalnya Levi :
“Baiklah anak-anak, hari Ibu akan mengajari bermain Harpa.” Kata Bu Como.
Selama proses belajar mengajar itu berlangsung, semua murid dikelas itu sangat antusias, pasalnya hanya orang-orang dari kerajaan saja yang boleh memiliki alat musik tersebut. Namun, ada satu gadis yang menyikapi pelajaran itu dengan biasa. Ibu Como pun menghampirinya.
“Kenapa kamu tidak terlihat senang? Apakah ada yang salah?” tanya Ibu Como.
“Owh, tidak bu, tidak ada yang salah hehehe” kata gadis itu tersenyum manis.
Lalu Ibu Como pun mencoba melihat absensi yang beliau bawa di tangannya.
“Nama kamu... Feliz...” kata Ibu Como bingung.
“Iya bu, nama saya hanya Feliz, saya tidak memiliki nama belakang”.
Spoiler untuk dipoles dikit :
Guru wanita yang baru saja memperkenalkan diri, ibu Como, segera memulai pelajaran pertamanya.
"Baiklah anak-anak, mari kita mulai dengan belajar bermain harpa.", ujarnya dengan nada riang, mungkin karena ini adalah hari pertama sekolah. Tidak baik meninggalkan kesan muram di hari pertama.
Instruksi-instruksi dasar dalam memainkan harpa dijelaskan dengan baik olehnya. Beberapa murid, yang tampaknya sudah berpengalaman dalam memainkan harpa, dapat mengikuti dengan baik. Mereka bahkan dengan senang hati mengajari murid-murid yang belum mahir.
Untaian nada yang harmonis mengalun, memenuhi ruangan kelas. Cahaya hangat mentari pagi hari, ditambah dentingan suara-suara harpa yang dimainkan dengan selaras oleh para murid, sekejap membuat suasana ruangan bagaikan aula musik surgawi. Dalam situasi seperti ini, tidak salah jika mengibaratkan para siswi layaknya malaikat-malaikat, yang dengan anggunnya memetik lembut senar-senar harpa. Ibu Como pun terlihat puas dengan keahlian semua murid yang baru diajarnya.
Semua? Sepertinya tidak.
Satu orang terlihat tidak bersemangat. Pelajaran pertama di pagi ini disikapinya tidak dengan antusias.
"Kamu, yang di sana.", ujar bu Como dengan tenang, tidak ingin merusak mood yang tercipta di ruangan kelas. "Ada sesuatu yang salah dengan pelajaran kali ini? Kamu nampak tidak bersemangat."
"Oh, tidak Bu. Tidak ada yang salah.", jawab murid itu, diikuti dengan sebuah tawa kecil.
Diliputi keheranan, guru itu mengambil daftar absensi. Ekspresinya sedikit terkejut begitu mendapati kalau...
"Nama kamu...Feliz?", tanyanya, terlihat bingung.
"Iya bu, nama saya Feliz. Itu saja. Saya memang tidak memiliki nama belakang.", jawab murid perempuan yang bernama Feliz itu dengan santai.
Gimana?
lanjutin lah, gw masih kagak bisa ngebaca ini ke depannya mau ada apaan di ceritanya
The moment you say a word of parting, you've already parted.
So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
So long as you don't say it, you haven't parted.
That is the way of the world:
The Law of Linkage.
Shichimiya Satone - Sophia Ring S.P. Saturn VII
The Following User Says Thank You to LunarCrusade For This Useful Post:
The moment you say a word of parting, you've already parted.
So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
So long as you don't say it, you haven't parted.
That is the way of the world:
The Law of Linkage.
The moment you say a word of parting, you've already parted.
So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
So long as you don't say it, you haven't parted.
That is the way of the world:
The Law of Linkage.
The moment you say a word of parting, you've already parted.
So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
So long as you don't say it, you haven't parted.
That is the way of the world:
The Law of Linkage.
Di dunia para peri, pemerintah berperan besar dalam menentukan segalanya. Pemerintah yang
membangun segala infrakstruktur yang ada di dunia ini, merubah kebijakan di berbagai aspek
kehidupan dan masih banyak lagi. Hal ini terlihat nyata pada sistem perekonomian di dunia ini, di
dunia kami, kami tidak mengenal pengusaha, pengrajin, uang, dan sebagainya seperti pada dunia
manusia, karena pemerintah yang menentukan dan menempatkan pekerjaan seseorang. Pemerintah
membangun tempat pembuatan senjata, pertanian, perternakan, perkebunan, perikanan dan
macem-macem aspek ekonomi lainnya di sini, hampir di setiap kota ada infrakstruktur seperti ini dan
tidak jarang ada kota yang memiliki bangunan dalam aspek ekonomi ini lebih dari satu, itu semua
tergantung terhadap keadaan kota tersebut. Semua peri yang di tempatkan menjadi pekerja di
bidang-bidang itu, maka wajib menyerahkan hasil jeripayahnya atas tanah pemerintah kepada
pemerintah. Mereka akan mendapatkan upah berubah tambahan jatah makan yang mereka dapat
setiap periodenya di Granaria. Semua bahan mentah itu di kelolah peredarannya oleh pemerintah
dan selalu di bagikan kepada rakyat sebagaimana mestinya di Granaria. Ini tidaklah aneh dan tidak
akan menimbulakan kekacauan di mana-mana, karena kami adalah peri, bukan manusia biasa yang
masih memiliki rasa ingin memiliki yang berlebihan.
Kalimat itu blunder, menurut gw.
Kenapa?
Perspektifnya.
Sisa cerita pake perspektif orang ketiga ('gadis itu', 'ibu cantik itu'), TAPI di kalimat yg itu tiba" pake kata 'kami' (kata ganti orang pertama plural).
Tau apa yg gw bayangin?
Ini cerita jadi kayak diceritain dari sudut pandang peri bergentayangan yang ada di dunia tsb, ngikutin karakter utama ke mana".
The moment you say a word of parting, you've already parted.
So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
So long as you don't say it, you haven't parted.
That is the way of the world:
The Law of Linkage.
kalo yang itu w ngebayangin ya peri ya sendiri yang cerita...
sama kayak di opening...
jadi emng begitu w bikin ya...
bagian dunia peri yang ngejelasin ya peri ya...
bagian cerita ya yang jelasin penulis ya...
The moment you say a word of parting, you've already parted.
So long as you and I are both somewhere in this world, we haven't parted.
So long as you don't say it, you haven't parted.
That is the way of the world:
The Law of Linkage.
Share This Thread