Renungan Mingguan [update]
27 mei 2012
Air yang mengalir dalam sungai akan bermuara ke laut. Alirannya berliku-liku dan panjang. Dalam perjalanannya di sungai , air itu akan menjadi tempat kehidupan ikan tawar. Sebelum sampai di laut , sebagian air dialirkan petani ke sawah tempat bertumbuhnya padi yang menjadi makanan pokok manusia. Air yang telah sampai di laut mungkin akan terus berada di situ sebagai habitat ikan dan makhluk lainnya. Oleh terik panas matahari , sebagian air akan menguap menjadi awan dan dihembuskan angin menyebar ke gunung-gunung dan tempat lain. Pada suatu saat awan tersebut akan mengembun dan menjadi tetesan hujan. Hujan yang turun akan masuk lagi ke sungai seperti sebelumnya. Sebagian akan jatuh di areal pertanian untuk menumbuhkan dan menyuburkan tanaman , sebagian jatuh di taman menyuburkan bunga-bunga , sebagian jatuh di tanah sebagai sumber air dalam sumur-sumur , sebagian lagi ke tempat yang dibutuhkan untuk peternakan dan sebagainya .
Hidup kita semestinya laksana air , meski jalannya berliku-liku dan panjang , namun bermanfaat dan memiliki arti. Dalam alirannya , secara alami tujuan air jelas yaitu ke tempat yang rendah dan terus mengalir tanpa henti. Hidup ini akan berarti jika kita memiliki tujuan dan mau mengalir dengan merendahkan hati. Kehidupan ini bermakna akan terjadi jika kita memandang hidup ini dengan optimis sebagai suatu persembahan yang hidup kepada Tuhan . Dengan penyerahan diri kepadaNya , Dia akan mengalirkan hidup kita dalam arah yang benar sesuai tujuan meski perjalanan tersebut ditempuh dengan pergumulan yang penuh kerikil bahkan batu-batu besar sebagai penghambat. Mungkin saja ada pengalaman-pengalaman buruk ataupun masa-masa gelap yang dialami dalam hidup kita dimasa lampau atau sekarang, tetapi kita diingatkan untuk melupakan dan meninggalkannya. Kehadiran kita mestinya membawa optimisme dan dampak baik serta rasa adil bagi semua orang di sekeliling kita. Optimisme tidaklah harus selalu diperlihatkan dengan terus tersenyum dan menampakkan wajah ceria. Nilai optimisme bukan sekedar terpampang dalam wajah, akan tetapi oleh kuat kuasa Roh Kudus , optimisme terletak dan bersemayam dalam hati kita sebagaimana Roh Kudus telah dimateraikan dan bertakhta dalam hati setiap orang percaya .