yah mau gmn lagi UU ITE dah di tegakkan.... intinya nyikapi masalah apapun kepala dingin aja dah.....
gk usah mpe panas utk mengeluarkan pendapat..... yg penting happy bersama... ^ ^
Printable View
yah mau gmn lagi UU ITE dah di tegakkan.... intinya nyikapi masalah apapun kepala dingin aja dah.....
gk usah mpe panas utk mengeluarkan pendapat..... yg penting happy bersama... ^ ^
cuih! MK sebenernya dengan ngebatesin penyuaraan pendapat lewat media internet uda ngelanggar 3 pasal uud 1945
2 pasal atas kebebasan berpendapat, ini nih pasalnya:
BAB XA Pasal 28E:
ayat 2:
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
ayat 3:
Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
sama pasal pemanfaatan untuk mendapatkan informasi lewat teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup:
BAB XA Pasal 28C ayat 1:
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan uman manusia.
kenapa pasal 28c masuk?
yaialah wonk dengan gak boleh ngeluarin pendapat ya berarti ngalangin yang lain buat ngakses informasi kan??
ahahaha, cuma bisa ketawa gw ngeliat kelakuan MK... :llaugh:
IMO,
semua pasal yang disebutkan sama isi UU ITE itu tidak bertentangan.
BAB XA Pasal 28E:Quote:
Pasal Pencemaran Nama Baik dalam UU ITE Konstitusional
Rabu, 06 Mei 2009
Sumber : www.kompas.com
Pengguna media internet/online sebaiknya mulai berhati-hati dalam mendistribusikan dan mentransmisikan informasi ataupun dokumen elektronik, terutama yang mengandung muatan penghinaan atau pencemaran nama baik seseorang. Mereka dapat dijerat dengan Pasal 27 Ayat (3) Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang hari Selasa (5/5) eksistensinya semakin dikukuhkan Mahkamah Konstitusi.
Mahkamah Konstitusi (MK)— dalam putusannya—menyatakan, negara berwenang melarang pendistribusian/pentransmisian informasi semacam itu sebagai bagian dari perlindungan hak warga negara dari ancaman serangan penghinaan atau pencemaran nama baik. Pasal 27 Ayat (3) dinyatakan tidak bertentangan dengan UUD 1945.
MK menolak permohonan uji materi yang diajukan Iwan Piliang, Edy Cahyono, Nenda Inasa Fadhilah, Amrie Hakim, Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Lembaga Bantuan Hukum Pers.
Pasal 27 Ayat (3) berbunyi, ”Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”
Dalam pertimbangannya, MK mengakui hak tiap warga negara untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyimpan informasi. Namun, hal tersebut tidak boleh menghilangkan hak orang lain untuk mendapat perlindungan diri, keluarga, kehormatan, martabat dan nama baiknya.
”Kewenangan negara untuk mengatur hal tersebut dapat dibenarkan guna menciptakan situasi yang lebih kondusif bagi terpenuhinya hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan nama baik seseorang,” ujar hakim MK.
Menurut MK, Pasal 27 Ayat (3) tersebut hanya membatasi siapa saja yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan atau mentransmisikan informasi atau dokumen elektronik yang memuat unsur penghinaan. ”Pembatasan itu tidak dilakukan dalam rangka memasung atau membenamkan hak-hak dasar untuk mencari, memperoleh informasi,” ujar hakim MK.
Ditambahkan, pembatasan yang dimaksud juga tidak dapat serta-merta dikatakan sebagai bentuk penolakan atau pengingkaran nilai-nilai demokrasi.
Terkait putusan tersebut, Aliansi Jurnalis Independen—dalam siaran persnya—menyatakan kecewa terhadap putusan MK. Putusan ini membuat jurnalis yang bekerja di media online mendapat ancaman lebih berat jika melakukan perbuatan pencemaran nama baik dibandingkan dengan jurnalis media lain.
Seperti diatur dalam Pasal 45 Ayat (1) UU ITE, pelanggaran terhadap ketentuan tersebut diancam dengan pidana penjara paling lama enam tahun dan denda paling banyak Rp 1 miliar.
AJI menilai, putusan itu menunjukkan bahwa hakim konstitusi masih menggunakan paradigma hukum lama. Saat ini, banyak negara yang sudah menghapus delik pencemaran nama baik atau criminal defamation karena pidana itu sering digunakan untuk mengekang kebebasan berekspresi.
ayat 2:
Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan
pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.
Gue berhak meyakini kepercayaan gue bahwa seseorang itu baik/buruk.
Gue berhak menyatakan pendapat gue untuk tidak setuju dengan seseorang sesuai hati nurani gue.
Pertanyaan nya :
BERHAK KAH seseorang mengganggu hak orang lain untuk tidak dihina dan di jelek2 an, dimana semua nya itu hanya berdasarkan keyakinan orang tersebut ?
ayat 3:
Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat.
Yang ini gue gak nangkep bertentangan nya di bagian mana...
Rasanya pemerintah gak membatasi media2 yang ada seperti jaman Orba kok.
Yang pernah ngerasain jaman orba pasti ngerti maksud gue perbedaan nya.
Justru karena gak dibatasi,
sebelum ada UU ITE,
media2, reporter2, jurnalis2, banyak melakukan pelanggaran privasi orang =.=a
BAB XA Pasal 28C ayat 1:
Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan uman manusia.
Untuk bagian ini, mungkin rada kompleks ya,
masih banyak batasan yang harus diliat.
Semua orang berhak mendapatkan info sebesar2 nya, itu betul...
Nah yang jadi permasalahan kan,
pendapat2, karya tulis yang dikeluarkan itu, menyalahi aturan2 di atas atau tidak ?
Permisalan,
contoh kasus RS apa lupa namanya vs Prita.
Sebelum dinyatakan mana yang bersalah oleh pengadilan,
ada sebagian media sudah langsung mengeluarkan artikel2 yang isi nya menyudutkan RS
dan ada yang sebagian menyudutkan Prita.
Nah, semua orang berhak mendapatkan info sebesar2 nya,
masalahnya, ini yang mengeluarkan info nya bisa dipertanggungjawabkan tidak ?
Melanggar hukum tidak ?
Pengadilan yang merupakan badan hukum sah saja belum mengeluarkan statement siapa yang bersalah.
Lalu media2 atau oknum2 sudah bisa mengeluarkan info yang berisikan hasil akhir tanpa dasar yang jelas =.=a
Demo aja mas ke gedung MK. Lu kira buat 1 UU itu cuma nulis, cap, tandatangan?
Maap mas, UU ini diloloskan ama MK setelah diperiksa ulang kesana-sini, diseminarkan ama ahli2nya, dll2. Jgn asal ngomong mas. Gw rasa ini sala satu contoh gamers yang cuma bisa cuap2.
note: gw bukan anggota MK, atau pendukung setia MK. Gw cuma orang yang tau betapa susahnya 1 UU dibuat.
hmm.... gw bingung ne. gw langsung contoh kasus aja dah.
Ada orang (anggap namanya panji) mau main gim (yg online + bayar tentunya). dia bingung milih apaan. dia nyari2 forum buat masukan.
trus ada orang (anggap namanya panjul) triak2 GAME PROVIDER A tuh BUSUK, GAK KOMPETEN, CHEATER DIMANA2 dst.
Game Provider A tuntut Panjul atas dasar pencemaran nama baik.
sekarang nasib Panji gimana? yg lebih dipentingkan instansi (provider)/ masyarakat (konsumen) ?
apakah FREE WILL panji untuk memilih game online yang lebih NYAMAN tidak diperhitungkan lagi?
lanjut gan.
oke... numpang post jg disini tapi bukan +1 doank :
maksudnya cuap2 tuh ngoceh yg ngak2 ya? maap aku anak smp... g ngerti bahasa aneh2.....
Free will Panji ma pelanggaran hukum yang dilakukan Panjul ini gak ada sangkut paut nya IMO.
Panji bingung mau pilih yang mana, artinya pilihan nya kan udah ada.
Dia tidak dilarang untuk bertanya.
Dia tidak dibatasi hanya boleh memilih game mana yang dibuat provider mana.
Tidak ada kesalahan yang terjadi disini.
Panjul dihukum karena menjelekkan Game provider A,
ingat, memberikan pendapat sama menjelekkan itu beda ya.
Kalau dalam contoh kasus itu, termasuk menjelekkan.
Contoh memberikan pendapat itu :
Pendapat gue Game provider A kekurangan gameplay nya kurang bagus, kontrol char nya tidak user friendly, cerita nya kurang menyentuh, dan lain lain
kelebihannya : a, b, c, dan lain2
dibandingkan
Game Provider B kekurangan nya : bla bla bla
ada kekurangan pasti ada kelebihan donk, kecuali game nya udah benar2 parah sampe gak ada kelebihan :Ngakak2:
beda sama :
Game A mah busuk lah, GM nya aja cacat, cheater dibiarin bertebaran dimana2,
bug gak pernah di urus, player2 nya bugger semua...
Mendingan maen Game Provider B aja jelas lebih asik.
Bisa liat beda nya ? :)
Menghina/menjelekkan itu sangat sangat berbeda dengan berpendapat :)
iya memang terlihat berbeda, tapi IMO CMIIW, komentar yang MERAH itu yg biasa diberikan oleh provider2 / produsen. istilahnya bahasa marketing produsen lah. sedangkan yang komentar BIRU itu kasarnya bahasa konsumen, spt mouth-to-mouth.
menurut saya yang salah itu karena sistem penyebaran berita. Yang namanya memberikan pendapat itu bebas, apabila kita tidak mengeluarkan biaya untuk mengemukakan pendapat tersebut. Menurut saya soal kasus pencemaran nama baik mungkin lebih tepat saya kasih contohnya: Panjul post Iklan di Media Cetak (bayar) buat menjelek2an suatu instansi.
Soal mencemarkan atau tidak menurut saya itu terlalu ambigu, kenapa? karena soal suka tidaknya seorang individu terhadap sesuatu itu termasuk hal yang relatif. Contoh: Panji pergi ke toko roti, dia suka roti nanas, tapi tidak suka roti melon. lalu dia menulis di blog "roti melon tidak enak, roti nanas lebih enak". Apakah ini termasuk pencemaran nama baik perusahaan X yang memproduksi roti melon tsb? menurut saya tidak, mengapa? mungkin saja diluar sana ada yang lebih menyukai roti melon daripada roti nanas. Apakah segitu KURANG KERJAANnya suatu instansi/perusahaan untuk memonitor begitu banyak pendapat yang dikeluarkan oleh masyarakat? Dan apakah tiap pendapat yang berkonotasi NEGATIF akan dinilai mencemarkan nama baik? dimanakah batas penilaian pencemaran tersebut?! apakah dari tutur kata yang baik (no cursing,dll)?!
sangat disayangkan memang CMIIW tapi masyarakat pada umumnya lebih menilai pencemaran dari unsur TUTUR KATA daripada ESENSI pembicaraan itu sendiri. contoh kasus? lihat saja post2 saya terdahulu, lol.
oke gini aja dari saya
kaum2 yg suka maki2 gm ato mengeluh tentang kinerja server secara kasar, lo ga mikir apa betapa diberkahinya kita (ceilah diberkahi hahaha) dah dikasi private server wow? BLIZZLIKE PULAA MAS. mau bayar $15= kurang lebih 150 ribu rupiah (berapapunlah itu bayarnya) per bulan cuma buat sebuah game? mending ditabung itu duit. kita sebagai WoWer harus bangga bisa main game ginian di indonesia. bandingin sama anak sd sebelah lo mainin ragnarok online yg grafiknya kekanak2an. bisa cari char yg lebih nampol tongkrongannya drpd warrior full tier 6 megang warglaive kiri kanan di RO?
gada server wow lg di indo nangis deh lu
kyknya
sebenernnya inti trit ini khan cuma maw ngingetin kalo kita harus jaga sikap kalo lagi di mana pun...
tapi malah jadi ajang adu pengetahuan hukum...
Sebenarnya contoh yang saya sampaikan sama yang anda maksud itu sama.
Yang saya sampaikan, yang di bold merah itu bukan bahasa marketing.
Tapi penilaian secara objektif,
sedangkan yang di bold biru itu penilaian secara subjektif.
Dalam contoh kasus toko roti, sebenarnya tidak ada kesalahan yang terjadi sama sekali. Saya sependapat sama anda.
Si pembeli roti tidak salah kok menyatakan roti melon tidak enak.
Karena itu selera dia. Dia tidak menjelekkan toko roti nya kan ? :)
Beda kalo dia nulis begini di blog nya :
"Ahhh...roti di toko X mah semua nya gak enak, roti yang gue beli di situ rasanya aneh2 semua kaya makan *sensor* "
---> nah komen macam begini yang disebut menjelekkan...
Kalau IMO sih,
pencemaran/menjelekkan terjadi jika...
seseorang mengeluarkan pendapat negatif/jelek atas seseorang/organisasi/apapun itu tanpa bukti yang valid sebagai batasan, yang lalu disebarkan via apapun itu (koran, blog, email, dll) yang efek nya akan menjatuhkan citra yang dijelekkan di mata masyarakat umum.
selama tidak mengarah ke suatu badan/instansi, ejekan komplain bisa2 aja dikeluarin, toh ga ada tujuan kan, jadi kalo dituntut ya emg dia yang kita maksud?(still need verification,tp asumsi gua gitu) tp ya kasusnya mesti roti tadi, roti melon kan bnyk yg buat ga cuma 1 pabrik, tp kalo game semuanya bersifat unique, jadi kalo ngmg "ah game wow jelek" ya ktauan game wow cuma buatan blizz :D
ditinggal GM sminggu aja da ngmg "mana nih GM, quest ini bug" "woi gm wisp me" (benci gua liat ini sok penting) "gm kok raid ini ga bs?" "gm kapan skill ini bs" (lagi butuh)
giliran da kelar "ah gm cacat masa gua ga boleh raid ini" "ah tae gua di ban gara2 ini" "gm ******, tae dll" (apakah ini rasa terimakasih anda?sepertinya pihak yang berterimakasih smakin sdikit makin hari)
kalo davion mau bawa kasus2 lalu ke meja hijau mungkin bisa ya