Istilah Daeng kalo gak salah dipake di Sulawesi Selatan, kurang tau juga sih.... tapi yang parah isu SARA yang menyinggung dua etnis itu :p
Printable View
Istilah Daeng kalo gak salah dipake di Sulawesi Selatan, kurang tau juga sih.... tapi yang parah isu SARA yang menyinggung dua etnis itu :p
ini memang uda seperti parodi.
kalo di pengadilan anda berisik aja bisa dituntut ama hakim karena menghina pengadilan.. ini uda mengucapkan kata kotor dan sembarang interupsi serta membuat keributan ga diapa2in.. lol aja lah.
entah bodoh ato apa ga jelas itu pemimpinnya
Ga ada yang sebegitu berani bertindak karena mrk smua adalah aliansi dari partai demokrat. Di bawah ini malah ruhut mengeluarkan pernyataan jelas ttg penghianatan di dalam aliansi. Karena mrk aliansi partai, jadi tidak semudah itu mrk akan menindak ruhut, apa lagi partai yang berkuasa saat ini adalah Demokrat. Apabila tidak ada bekingan mana mungkin ruhut mengungkapkan permasalahan soal penghianatan ini?
JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Pansus Angket Kasus Bank Century asal Fraksi Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengatakan, kinerja Pansus harus dievaluasi. Ia menyinggung mengenai etika para anggota, termasuk yang tergabung dalam mitra koalisi. Secara terang, Ruhut yang kerap memicu kontroversi ini menyebutkan adanya pengkhianat di dalam koalisi. Hal ini terkait imbauan yang dilayangkan oleh Pansus untuk meminta para pejabat terperiksa agar menonaktifkan diri.
Sedih aku lihat kawan-kawan koalisi, PKB, PPP, PAN, PKS. Waduh, sudah banyak pengkhianat rupanya di koalisi.
-- Ruhut Sitompul
"Mereka (anggota Pansus) tidak sadar, yang usul imbauan itu kan Anas (Ketua Fraksi Demokrat Anas Urbaningrum). Tidak tahu mereka, kerjaan kami. Kalau imbauan kan tidak harus dilanjutkan. Terbukti kan. Tapi soal nonaktif ini, sedih aku lihat kawan-kawan koalisi, PKB, PPP, PAN, PKS. Waduh, sudah banyak pengkhianat rupanya di koalisi," kata Ruhut di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (15/1/2010) sore.
Ia tak menjelaskan lebih lanjut apa yang dimaksud dengan "pengkhianat". Akan tetapi, jika menilik kerja Pansus, para mitra koalisi Demokrat di pemerintahan termasuk "galak" dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Kuat sinyalemen, aksi para mitra koalisi ini menyebabkan SBY menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap partai pendukungnya.
Ruhut, yang pernah bermasalah karena lontaran "*******" ini, pun sempat menyinggung mengenai etika bertanya para anggota Pansus. Menurutnya, rekan-rekannya tak memahami alur hukum.
"Ternyata aku baru tahu. Di Pansus itu, banyak yang tak tahu hukum. Tidak bisa membedakan mana penyelidikan mana penyidikan. Makanya kerjaanku interupsi, kasih arahan hukum. Supaya mereka tidak sembarangan. Harus terima kasih mereka sama aku," kata Ruhut yang kemarin juga diprotes karena memanggil JK dengan "Daeng".
http://nasional.kompas.com/read/2010...nat.di.Koalisi.
Yang di bawah in merupakan contoh bahwa keegoisan untuk tetap memperoleh kedudukan adalah sifat dasar penjabat kita
Inilah Alasan PKB Copot Marwan dan Anna dari Pansus
R Ferdian Andi R
Lily Chodidjah Wahid
(inilah.com/Agus Priatna)
INILAH.COM, Jakarta - Pencopotan Anggota Pansus Hak Angket Bank Century dari Fraksi PKB Marwan Jafar dan Anna Muawanah oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar tak lain agar PKB tak dilempar SBY dari KIB II.
Hal itu ditegaskan oleh Wakil Ketua Dewan Syura DPP PKB Lily Chodidjah Wahid. Menurut dia, hal ini tidak terlepas dari rencana evaluasi terhadap kinerja menteri.
"Kesimpulan utama adalah Muhaimin takut kehilangan posisi sebagai menteri. Kalau perlu siapapun dia babat untuk pertahankan posisinya," kata Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Lily Chodidjah Wahid atau Lily Wahid kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (14/1).
Dengan pencopotan Marwan Ja'far dan Anna Muawanah, menurut Lily, sebagai upaya Muhaimin untuk menunjukkan ke Presiden bahwa PKB all out mendukung SBY. "Ya, dia ingin menyenangkan bosnya (SBY) dengan mengatakan bahwa PKB 1000 persen dibelakang SBY," tegas adik kandung Gus.
Dur ini yang menilai penarikan Marwan dan Anna merupakan sikap reaktif dan berlebihan dari Muhaimin Iskandar terkait rencana evaluasi kerja kabinet dalam 100 hari.
Berdasarkan informasi yang dihimpun INILAH.COM, ada beberapa alasan pencopotan Marwan dan Anna oleh Muhaimin. Pertama, komentar-komentar dan posisi keduanya dalam rapat pansus hak angket Bank Century tidak membela SBY, termasuk statemen Marwan dan Anna tentang evaluasi kabinet dalam 100 hari ini. [mut]
http://inilah.com/news/read/politik/...a-dari-pansus/
Emangnya di dpr ga ada komisi displin yg ngatur urusan begituan ya?
Ad kk, cuman mrk berharap dari partai demokrat yang mengatur atau menegur ruhut.
JK Anggap Cara Ruhut Memanggilnya Daeng Tidak Tepat
Senin, 18 Januari 2010 - 15:08 wib
Andi Aisyah - Okezone
MAKASSAR – Saat JK dimintai keterangan dalam rapat Pansus Century lalu mantan Wakil Presiden ini sempat dipanggil dengan sebutan daeng oleh Ruhut. Apa kata JK, menanggapi ulah Ruhut itu?
Jusuf Kalla menilai panggilan daeng oleh Ruhut kepadanya saat dia menjadi saksi di Pansus Century bukan pada tempatnya, menurut dia panggilan daeng itu biasa saja, namun cara Ruhut mengucapkannya dianggap tidak tepat.
“Daeng itu biasa saja tapi cara mengucapkannya dan tempatnya tidak sesuai dan tidak tepat,” kata Jusuf Kalla saat ditemui wartawan di acara Peresmian Wisma Kalla di Makassar, Senin (18/1/2010).
Menurut dia, bila panggilan itu diucapkan di luar ruang rapat dan secara kekeluargaan itu, hal itu boleh-boleh saja.Namun karena di dalam rapat Pansus maka tempatnya itu tidak tepat.
Seperti diberitakan, anggota Pansus dari Fraksi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul sempat menyapa Jusuf Kalla dengan sebutan daeng, saat dia terlibat debat dengan Jusuf Kalla.
Panggilan yang diulang-ulang itu, juga sempat membuat emosi anggota DPR dari Sulawesi Selatan Andi Rahmat. Di depan forum, Andi yang merupakan politikus PKS ini terang-terang menyatakan dirinya tersinggung dengan Ruhut, yang dinilainya membawa-bawa identitas budaya JK di dalam forum tersebut.(fit)(mbs)
http://news.okezone.com/read/2010/01...ng-tidak-tepat
Dituntut Mundur, Ruhut Pun Menjawab
JAKARTA – Nama Ruhut Sitompul mendadak ramai diperbincangkan setelah tindakannya kerap menuai kontroversi saat rapat Pansus Bank Century berlangsung.
Politisi Partai Demokrat ini sempat bersitegang dengan Wakil Ketua Pansus Gayus Lumbuun. Bahkan, Ruhut sempat melontarkan kata-kata “** SENSOR **”. Tak sampai disitu, kemarin Ruhut juga sempat dikritik beberapa anggota Pansus karena memanggil Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan sebutan “Daeng”.
Sejumlah pihak menuding, Ruhut kurang menggunakan etika dalam berpolitik, sampai-sampai di jejaring Facebook, terdapat akun 1.000.000 Facebookers Meminta Partai Demokrat Memecat Ruhut Sitompul.
Lalu, apa tanggapan Ruhut menyikapi derasnya kecaman ini? Berikut petikan wawancara Bang Poltak bersama okezone, Jumat (15/1/2010).
Bagaimana tanggapan Anda menyikapi kecaman ini?
Saya tidak ambil pusing. Yang mengecam saya paling sepuluh orang, tetapi yang mendukung saya ada seratus juta orang. Mereka mengecam saya karena memiliki tujuan tertentu.
Tujuan apa yang Anda maksud?
Ya, mereka semua yang mengecam saya kan pihak yang kalah dalam pemilu kemarin. Mereka itu tidak siap kalah (sambil tertawa).
Anda tidak khawatir dicap sebagai pencari onar?
Saya tidak khawatir. Lawan saya pasti akan menganggap saya pencari onar, tetapi para pendukung saya akan menilai saya hebat dan mereka semua akan mendukungnya.
Apakah sikap Anda itu mengundang teguran dari partai?
Siapa yang bilang saya ditegur? Partai selalu mendukung langkah saya untuk menjadi anggota legislatif yang kritis.
Banyak pihak berharap Anda dipecat dari Partai Demokrat, apa tanggapan Anda?
Bos, yang berhak memecat saya hanya SBY selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat dan Hadi Utomo sebagai ketua Umum Partai Demokrat. Yang lain tidak berhak memecat saya.
Artinya Anda tidak akan mengubah gaya Anda di DPR?
Tidak. Saya akan tetap menjadi anggota dewan yang paling kritis. Bahkan, saat ini saya berharap JK, Sri Mulyani, dan Boediono bisa dipertemukan. Nantikan saja aksi saya selanjutnya (Sambil tertawa).
(teb)
http://news.okezone.com/read/2010/01...t-pun-menjawab
Wkwk. Om sari ayu, mnrt om, gmn sikap ruhut ini? Ap benar masih di setting untuk 'dog fight'? Atau untuk yang laen?
Dan knp dia malah berstatement untuk mempertemukan Sri Mulyani, Boediono dan JK?
ini pada ngomongin anak TK ya?
asli dagelan itu pansus
tapi beberapa anggota pansus keliatan serius dan bagus sih waktu bertanya ke saksi
Ga tentu bagus, krn di masukin tv aja rapatnya jadi tampaknya dia serius. ><
Siapa yang lo blg kliatan serius?
ngga2
banyak yg serius tapi pertanyaannya gitu2 aja
yg gw maksud itu si bambang,mekeng,sama 1 lagi tuh gw lupa namanya kemaren pas ngejebak marsilam bagus banget dari FPG
akbar faisal dari hanura
maruarar dari pdip juga bagus tuh
pertanyaan mereka tuh biasanya bukan pertanyaan ngulang dari fraksi lain
KOMPAS.com — Rapat diskors lima menit,” ujar Gayus Lumbuun, Wakil Ketua Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat tentang Hak Angket Bank Century, sambil memukul palu tanda dimulainya skors, Kamis (21/1/2010) sekitar pukul 14.30.
Ketegangan terlihat jelas di wajah politisi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini yang saat itu memimpin rapat kasus Bank Century. Saat itu, rapat sedang mendengarkan keterangan dari tiga ahli, yaitu Chatib Basri, Ichsanuddin Noorsy, dan Hendri Saparini.
Melihat hal ini, sejumlah anggota Pansus, seperti Agun Gunandjar dari Fraksi Partai Golkar, Ruhut Sitompul (F-Partai Demokrat), Ahmad Yani (F-Partai Persatuan Pembangunan), dan Ganjar Pranowo (F-PDIP), segera mendatangi meja Gayus. Kurang dari satu menit kemudian Gayus membuka kembali rapat.
Sikap Gayus itu merupakan bagian dari ”perdebatannya” dengan Benny Kabur Harman, anggota Pansus dari Fraksi Partai Demokrat. ”Perdebatan” dimulai oleh Benny yang mempertanyakan keahlian Noorsy, Hendri, dan Chatib.
Ketegangan kian terasa saat Benny memanggil Noorsy dengan ”Saksi yang mengaku-aku ahli ekonomi politik”. Gayus memperingatkan pernyataan itu tidak sopan dan mengatakan, Rektor Universitas Gadjah Mada menyebut Noorsy sebagai ahli ekonomi politik.
”Kita sudah putuskan secara pleno (tentang kehadiran para ahli). Jadi, saya juga keberatan kalau kemudian keahlian atau reputasi pihak-pihak yang dihadirkan Pansus ditanyakan kembali. Kalau ada kesalahan, kita semua yang salah,” kata Eva Kusuma Sundari, anggota Pansus dari F-PDIP.
Namun, perdebatan belum juga usai saat Benny menyebut Noorsy dan rekannya sebagai saksi ahli. ”Bukan saksi ahli, tetapi saksi dan ahli. Ini sesuai undang-undang,” kata Gayus sambil mengutip UU tentang Angket. ”Saya dapat mengesampingkan peraturan itu,” jawab Benny, Ketua Komisi III DPR yang antara lain membidangi hukum.
Sehari sebelumnya, Rabu, Ruhut Sitompul, anggota Pansus dari Fraksi Partai Demokrat, juga ”berdebat” sengit dengan Maruarar Sirait dari F-PDIP. Hal itu karena Ruhut menyebut nama Ara saat dia bertanya kepada mantan Kabareskrim Komisaris Jenderal Susno Duadji. Ara minta pimpinan rapat, yaitu Yahya Sacawiria (Fraksi Partai Demokrat), konsekuen dengan keputusan rapat internal untuk tidak menyebut nama sesama anggota atau fraksi di Pansus.
Ruhut juga sempat berkata di depan Pansus, ”Jangan ajari ikan berenang, jangan ajari burung terbang. Jika ada burung yang tidak dapat terbang, itu burung kita-kita.” Ruhut juga berdebat dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Kamis pekan lalu.
Kata ”*******”
Ketika berdebat dengan Gayus Lumbuun, Ruhut mengucapkan kata ”*******”. Dalam kasus yang sempat membuat F-PDIP keberatan ini, akhirnya Ruhut mencabut pernyataannya tersebut pada hari lain.
Ditanya, apakah yang dilakukan di Pansus merupakan watak aslinya, Ruhut menjawab, ”Ini DPR”. Ruhut juga mengatakan, sebagai anggota partai yang sedang berkuasa, wajib hukumnya membela pejabat pemerintah yang bersaksi di Pansus, seperti Menteri Keuangan Sri Mulyani dan mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono yang kini menjadi Wakil Presiden.
Ruhut juga menegaskan, Partai Demokrat, termasuk Ketua Dewan Pembinanya, yaitu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), tidak pernah memberikan peringatan atas sikapnya. ”Bagaimana SBY, Hadi Utomo (Ketua Umum Partai Demokrat) mau peringatkan aku? Apa salah aku? Apa SBY pernah minta maaf karena Ruhut? Enggak, kan? Itu karena aku enggak salah,” ujarnya.
Kata ”*******” dan ”burung” itu diucapkan lantang oleh anggota Dewan terhormat dan didengar banyak orang di seluruh negeri ini. (M Hernowo)
http://nasional.kompas.com/read/2010...eringatkan.Aku
Ulah ruhut lagi
JAKARTA, KOMPAS.com — Rapat Pansus Angket Kasus Bank Century "panas" lagi. Siapa lagi yang bikin ribut kalau bukan Ruhut Sitompul. anggota Pansus asal Fraksi Partai Demokrat itu kali ini dapat lawan imbang.
Akbar Faisal selaku anggota Pansus asal Fraksi Partai Hanura tampaknya sudah lama menahan kesabaran. Ketika Ruhut menginterupsi omongannya dan sempat terjadi "perang mulut" di antara keduanya, Akbar langsung membentak Ruhut.
Awalnya Ruhut meminta agar pimpinan rapat, Yahya Sacawirya, tegas mengatur lalu lintas interupsi. Dia menilai Akbar tak tahu persoalan dan tak mengikuti sejak awal rapat. Saat Ruhut masih terus ngoceh, Akbar langsung bersuara keras sambil menunjukkan tangannya ke arah Ruhut.
"Saya minta Anda etis! Ketua Dewan Pembina Anda meminta etis. Kali ini, saya tidak akan membiarkan Anda berbicara seenaknya. Anda sudah terlalu sering dibiarkan ngomong apa saja. Kali ini saya tidak akan membiarkan Anda," kata Akbar dalam rapat Pansus dengan BUMN, Rabu (10/2/2010) siang.
Mendengar Akbar bersuara keras, Ruhut membalasnya dengan berbicara lebih keras hingga Yahya akhirnya meminta keduanya diam. Ruhut tak memedulikan peringatan pimpinan rapat. "Akbar ngomong, aku enggak potong. Kita ini ada 30. Kalau ada yang masuk kelakuannya kayak Akbar semua, bagaimana," balas Ruhut.
Akbar hampir saja membalas omongan Ruhut. Ia tak terima dengan perkataan "kelakuan" yang dilontarkan Ruhut. Namun, perseteruan keduanya dihentikan oleh Yahya dengan mengembalikan fokus rapat pada acara mendengarkan jawaban saksi yang dihadirkan.
Ruhut memang bukan sekali ini saja memotong omongan anggota Pansus hingga akhirnya menimbulkan keributan. Sejumlah anggota Pansus sempat menyatakan terganggu dengan aksi Ruhut dan meminta pimpinan Pansus menertibkan anggota yang tidak etis.
http://nasional.kompas.com/read/2010...r.Bentak.Ruhut.
Kali ini ada juga yang brani membentak Ruhut
dari awal kan udah gw bilang si akbar faisal tuh serius
IMO: soalnya partainya kgk kebagian duitnya :p
Untuk klarifikasi
Akbar Faisal berasal dari partai Hanura
Partai Hanura mendapatkan 17 kursi dari 560 kursi di DPR
Partai Hanura hanya menempatkan 1 wakil pada pansus ini.
Hanura tidak termasuk koalisi dari partai demokrat