Perang Georgia-Ossetia Selatan 2008
Georgia Tabuh Genderang Perang
PERANG TERBUKA Anggota pasukan Georgia berlari di dekat sebuah apartemen yang terbakar setelah dibombardir pasukan Rusia di Gori, 80 km dari ibu kota Tbilisi, kemarin. Georgia menyatakan perang menyusul konflik South Ossetia.
GORI (SINDO) – Georgia menyatakan status perang kemarin setelah sehari sebelumnya pasukan Tbilisi merangsek ke wilayah South Ossetia.Pernyataan perang ini disampaikan langsung oleh Presiden Georgia Mikhail Saakashvili.
”Saya telah menandatangani dekrit statusperang.Georgiasaatiniberadadi bawah status agresi militer total yang dilakukan angkatan udara,angkatan laut, dan operasi darat skala besar Rusia,”ujar Saakashvili. Parlemen Georgia telah menyetujui dekrit yang berlaku efektif selama 15 hari tersebut. Namun, Duta Besar Rusia untuk Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Dmitry Rogozin mengatakan bahwa Moskow tidak dalam status perang dengan Tbilisi.
Dia berharap NATO tidak turut campur dalam konflik South Ossetia itu. Rogozin menjelaskan,pasukan Rusia berada di South Ossetia untuk menjaga pasukan perdamaian Rusia dan warga sipil. Sehari setelah pasukan Georgia menyerbu kawasan South Ossetia yang memerdekakan diri dari Tbilisi pada 1990an—tapi tidak diakui—,pasukan Rusia mulai membombardir beberapa kota di Georgia.Akibatnya, sejumlah korban sipil tewas dan luka-luka.
Selain mengirim jet tempur,Moskow juga telah menurunkan ratusan tank dan tentara ke South Ossetia. Bombardir udara dan artileri menyebabkan warga di Tskhinvali, ibu kota South Ossetia, tak lagi memiliki air, makanan, listrik, dan gas.Warga sipil yang ketakutan keluar dari gudang-gudang bawah tanah dan menuju ke jalanan setelah serangan berangsur berkurang.
Mereka mencari bahan makanan. Jenderal Vladimir Boldyrev dari Rusia mengklaim tentara Rusia telah memukul mundur pasukan Georgia dari Tskhinvali.Para saksi mata yang ditemui The Associated Press mengatakan bahwa mereka tidak lagi melihat tanda-tandakeberadaanpasukanGeorgia di jalanan kota tersebut. Alexander Lomaia,sekretaris Dewan Keamanan Georgia, mengklaim telah terjadi pertempuran langsung antara tentara Rusia dan Georgia di jalanan Tskhinvali.
Dia memperkirakan Rusia sedikitnya mengirimkan 2.500 tentara ke Georgia. Militer Rusia tidak menyebutkan berapa tentara yang mereka kirim ke kawasan konflik itu. Seorang jurnalis Rusia, ZaidTsarnayev,mengatakan, Tskhinvali rusak parah. ”Kota itu hancur. Banyak korban tewas, banyak pula yang luka-luka,” ujarnya kepada Reuters. Selain masuk ke wilayah South Ossetia, kemarin, jetjet tempur Rusia juga membombardir Kota Gori di wilayah perbatasan Georgia dan South Ossetia.
Setidaknya ada lima kali serangan yang dilancarkan Rusia dengan target militer di kawasan itu, tapi sebuah roket meleset dari sasaran dan malah mengenai sebuah blok apartemen, akibatnya lima orang dilaporkan tewas. Pascaserangan itu, terlihat seorang wanita berlutut di jalanan dan berteriak-teriak di depan mayat seorang pria.
Sementara, seorang wanita tua lainnya terlihat terkapar bergelimangan darah dan seorang pria terlihat berlutut, kepalanya ditutupi tangannya. Sepanjang tadi malam, jet-jet tempur Rusia juga menggempur markas militer Vaziani di pinggiran ibu kota Georgia dan di dekat jalur minyak Baku-Tbilisi-Ceyhan. Juru Bicara Menteri Dalam Negeri Georgia Shota Utiashvili mengatakan,dua markas militer lain Georgia juga dibom dan jet-jet tempur yang sama menghajar Kota Poti di kawasan Laut Hitam yang memiliki fasilitas pengiriman minyak lumayan besar.
Di pihak lain, Georgia mengaku telah menembak jatuh 10 jet tempur Rusia, demikian dituturkan Kepala Dewan Keamanan Georgia Kakha Lomaya kemarin. Laporan itu juga dikonfirmasi Rusia. Letnan Jenderal Anatoly Nogovitsyn, Deputi Kepala Staf Umum Militer Rusia,menyebut dua pesawat tempur Rusia telah ditembak jatuh. Tapi dia tidak mengatakan di mana dan kapan.
AFP melaporkan televisi Georgia menayangkan rekaman yang disebut sebagai pilot pesawat Rusia yang ditembak jatuh dan kartu identitas pilot Rusia yang ditangkap aparat keamanan Georgia. Hingga saat ini pihak Rusia mengklaim sedikitnya 2.000 orang tewas dan 30.000 pengungsi dari South Ossetia melarikan diri ke Rusia dalam waktu 36 jam terakhir serta 13 anggota pasukan penjaga keamanan tewas.
Sementara sumber pemerintah Georgia mengatakan setidaknya 129 warga Georgia, militer maupun sipil, tewas dan sekitar 748 luka-luka akibat serangan itu.Namun, di pihak South Ossetia, Presiden Eduard Kokoity mengatakan setidaknya 1.400 orang tewas sejak pertempuran dimulai,Jumat (8/8). Dalam perkembangan terakhir, beberapa jam setelah mendeklarasikan status perang, Saakashvili menyerukan gencatan senjata. ”Saya menyerukan gencatan senjata segera.
Rusia telah melancarkan invasi militer penuh ke Georgia,” ujarnya tadi malam. Sekretaris Dewan Keamanan Georgia Alexander Lomaia mengatakan,pernyataan Saakashvili itu berarti tentara Georgia akan ditarik mundur dari Tskhinvali dan berhenti membalas serangan Rusia. Sementara itu, Presiden Amerika Serikat George W Bush mengatakan serangan Rusia terhadap Georgia itu menandai eskalasi krisis bahaya dan meminta Moskow segera menghentikan serangan.
Kepada Bush, Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan satu-satunya solusi krisis itu adalah penarikan mundur pasukan Georgia dari zona konflik. Saat ini anggota-anggota kunci Dewan Keamanan (DK) Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB) berjuang mencapai konsensus seruan gencatan senjata di South Ossetia. Duta Besar Belgia untuk PBB Jan Grauls,yang mengetuai dewan beranggota 15 negara pada bulan ini, telah menggelar perundingan bilateral dengan beberapa rekannya, terutama yang berasal dari Rusia dan AS.
Delegasi Rusia untuk PBB juga berkonsultasi dengan Moskow. ”Dengan bergantung pada bagaimana kemajuan yang terjadi dalam perundingan bilateral ini, kami akan memutuskan apakah kami akan segera menggelar pertemuan penuh atau tidak,” kata Jubir Grauls Peter van Kemseke kepada AFP kemarin. Tak ketinggalan,Polandia mengusahakan pertemuan darurat Uni Eropa untuk mendiskusikan krisis itu.
Di bagian lain, Wakil Menteri Luar Negeri Jerman Gernot Erler mengatakan bahwa Georgia melanggar hukum internasional karena melancarkan aksi militer untuk mengklaim kembali kuasanya atas South Ossetia. Dia menilai Tbilisi melanggar kesepakatan gencatan senjata 1992 yang ditandatangani dengan Rusia.
Ketegangan di wilayah separatis itu meluas setelah Abkhazia, provinsi separatis lain Georgia, mengatakan pasukannya telah memulai operasi untuk memukul mundur pasukan Georgia yang ditempatkan di kawasan itu. Tindakan ini dapat membuka front militer baru dengan Tbilisi, namun sejauh ini belum ada laporan aksi balasan dari Georgia. (AFP/AP/Rtr/alvin)
http://www.seputar-indonesia.com/edi...-perang-2.html
Berikut beberapa SS perang
Source picture:
http://www.nypost.com/photos/galleri...ia/photo10.htm
http://www.foxnews.com/story/0,2933,400841,00.html
http://www.cbsnews.com/stories/2008/...=mostpop_story
http://english.pravda.ru/hotspots/co...ssia_georgia-0
Video Link:
http://www.cbsnews.com/sections/i_vi...ml?id=4334830n
http://www.cbsnews.com/sections/i_vi...ml?id=4333828n
http://www.cbsnews.com/sections/i_vi...ml?id=4331905n
Asal-Muasal Perang:
- Putin: Georgia’s actions are criminal, whereas Russia’s actions are absolutely legitimate
- War between Russia and Georgia orchestrated from USA
-
---------------
Bagaimana menurut Anda mengenai perang ini??