Quote:
Gaya sentripetal merupakan gaya dorong keluar yang disebabkan rotasi bumi.
Masalahnya, belum ada kabel yang kuat untuk menahan berat dirinya sendiri yang panjangnya ribuan kilometer. Namun, teknologi karbon di masa mendatang dipastikan akan mampu mengatasi masalah itu.
Quote:
Cara kerja dari Elevator 2010 tergantung dari rotasi bumi.
Karbon ini diluncurkan pertama kali dengan menggunakan sebuah roket ke luar angkasa. Setelah sampai di orbitnya, maka karbon yang panjang ini dibiarkan tergantung di luar angkasa. Apakah yang menahan karbon ini sehingga bisa tetap menggantung di luar angkasa dengan menahan beban dari barang yang dibawa ke luar angkasa? Bayangkan diri Anda berada di luar angkasa dan ada sebuah pita karbon yang sangat panjang dengan salah satu ujung terkait di bumi.
Pita ini berputar mengikuti gerak rotasi bumi. Keadaan tanpa bobot dan rotasi bumi membuat pita ini mampu bertahan pada posisinya. Semakin panjang pita, maka semakin stabil pita ini berada di luar angkasa. Dengan demikian pita ini dapat tergantung di atas sana secara stabil. (Analogi sederhana untuk membayangkan perputaran pita karbon adalah bila kita memutar bandul yang terikat dengan tali secara mendatar, maka bandul ini akan berputar secara stabil).
Bila pita karbon ini mengalami kerusakan dan jatuh ke bumi maka akan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama pita karbon ini akan jatuh ke satu tempat seperti tali yang dijatuhkan ke bawah. Kemungkinan kedua, pita ini akan menyebar ke seluruh bumi, dan akan menjadi seperti hujan tiket di langit. Sebab berat dari keseluruhan pita ini hanya sekitar 1000 ton (dengan panjang pita 62.000 mil).
Saat ini telah dibuat SERS (Space Elevator Showing Chase), sebuah modul peraga untuk memberikan gambaran mengenai cara kerja dari Elevator 2010 kepada khalayak umum. Modul peraga ini telah dibawa ke berbagai tempat untuk ditunjukkan kepada berbagai kalangan.
Di Tokyo, pebisnis Jepang Shuichi Ohno juga tampil menggebu-gebu. Ia ingin menggunakan lift untuk terbang ke ruang angkasa. Shuichi Ohno bahkan menyelenggarakan konferensi Lift ruang angkasa pertama di Jepang. Dari segenap penjuru dunia datang para pembicara.
Shuichi Ohno adalah ketua Perhimpunan Lift Ruang Angkasa Jepang. Ia punya model beberapa lift ruang angkasa untuk menjelaskan gagasannya. "Harus dibuat tali sepanjang tiga meter yang tebalnya setengah sentimeter," jelasnya. "Tali ini harus diluncurkan sepanjang 100.000 kilometer ke ruang angkasa. Kemudian sebuah lift yang diangkat oleh sinar laser mendorong tali itu ke ruang angkasa." Cara menjelaskannya, seolah-olah Shuichi Ohno menganggap itu barang biasa. Dan berat liftnya mencapai 20 ton.
Shuichi Ohno adalah anggota kelompok yang cepat berkembang di dunia, yaitu kelompok ilmuwan, insinyur dan kalangan penggemar luar angkasa yang yakin bahwa waktunya sudah tiba bagi cara baru melawat ke ruang angkasa. Kabarnya lift ruang angkasa ini lebih murah dan lebih aman katimbang roket.
Lebih murah karena roket sangat berat oleh bahan bakar yang dibutuhkannya. Lebih aman karena roket yang meluncur cepat itu juga bisa menyebabkan kecelakaan.
Masalah terbesar adalah membuat tali itu. Dibutuhkan bahan yang 100 kali lebih kuat katimbang baja, tetapi juga lebih ringan. "Kalau pipa-pipa sangat kecil dari karbon bisa dibuat semurah mungkin, maka lift itu bisa tercipta," demikian Ohno. Pipa-pipa dari karbon dibuat sedemikian rupa sehingga bisa begitu panjang katimbang pipa biasa.
"Para ahli berpendapat dibutuhkan kecepatan 300 kilometer per jam," kata Ohno. Dengan kecepatan seperti itu masih dibutuhkan waktu lima hari untuk melawat ke ruang angkasa, sehingga tampaknya lift ruang angkasa bagi barang akan segera terwujud.
Tinggal soal pipa kecil zat arang yang kuat dan murah serta lift yang cepat harus diselesaikan. Tapi masih adalah tantangan lain. Lebih mudah mengganti pesawat terbang dengan lift ruang angkasa, asal tidak ada badai dan petir. "Bahan ini bisa mengimbaskan listrik, jadi akan ada masalah jika ada petir." Selain itu, semua satelit yang ada di ruang angkasa harus dimusnahkan, kalau tidak bisa terjadi tabrakan.
Ada risikonya juga.