Page 1 of 6 12345 ... LastLast
Results 1 to 15 of 83
http://idgs.in/154342
  1. #1
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Thumbs up Lift Luar Angkasa

    Lift Luar Angkasa



    Lift Luar Angkasa (Bahasa Inggris: Space Elevator) adalah struktur yang didesain untuk mengirim bahan-bahan dari bumi ke luar angkasa atau bahkan membuat "jembatan" berbetuk elevator dari bumi ke bulan (bahkan ke planet lain). Banyak rancangan telah diusulkan.

    Awalnya ada pada kisah fiksi ilmiah, konsep lift luar angkasa mulai menarik perhatian serius pada bidang akademik dan juga bidang industri luar angkasa sendiri. Lift Luar Angkasa didesain untuk mengirim bahan-bahan dari bumi ke luar angkasa. Jika jadi, keuntungannya luar biasa banyak. Lift ini akan menggantikan peran roket yang ribet, berbahaya dan mahal dalam mengirim bahan-bahan material. Manusia bisa dengan sangat nyaman pulang-balik ke luar angkasa dengan biaya murah, metode gampang dan bisa berulang-ulang dipakai tanpa resiko tinggi.

    Menurut berita NASA sudah 2 kali melakukan usaha untuk membuatnya, namun gagal. Saat ini mereka sedang berusaha membuatnya untuk ketiga kalinya melalui proyek bernama "Space Elevator Challenge". Namun usaha itu berusaha untuk didahului oleh Jepang yang baru saja mengumumkan rencana anggaran USD 7,3 miliar (sekitar Rp 73 triliun) untuk mengembangkan proyek yang sama.



    Konsep lift ini sederhana: satelit pada orbit dihubungkan dengan kabel yang terhubung pada stasiun di daerah khatulistiwa bumi. Lift akan memutari kabel.


    Animasi carbon nanotube berputar

    Terdapat tantangan yang harus dilewati dalam pembuatan lift luar angkasa. Kabel harus terbuat dari bahan yang harus 180 kali lebih kuat dari pada baja dan bobotnya harus lebih ringan. Kabarnya Jepang akan menggunakan bahan "carbon nanotube" yang sudah cukup kuat, namun masih harus dikembangkan 4 kali lebih kuat lagi untuk dapat memenuhi kebutuhan space elevator ini.

    Hebatnya carbon nanotube, menurut laporan Engadget, adalah material ini bersifat konduktif bisa mengalirkan listrik. Jadi kabel itu nantinya tidak hanya berperan sebagai pegangan untuk mengangkat lift, namun juga sekaligus sebagai kabel power/listrik. Artinya kebutuhan listrik dalam lift bisa dipenuhi sekalian. Antariksawan yang naik ke stasiun angkasa diperkirakan bisa memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, jadi pasokan listrik ke kabin lift pasti krusial.

    Proyek ini sungguh gila, namun kalau memang bisa diwujudkan, saya yakin akan membawa banyak manfaat signifikan bagi usaha manusia untuk menaklukkan angkasa. Banyak orang yang percaya bahwa lift luar angkasa akan berhasil direalisasikan pada abad ini, abad ke-21.



    Referensi
    * Civilization IV
    * http://madriyanto.blogspot.com/2008/...ud-segera.html
    Last edited by Menara_Jakarta; 13-01-09 at 14:56.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  2. Hot Ad
  3. #2
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Tamasya ke Luar Angkasa Naik Lift

    LONDON - Tamasya ke luar angkasa naik lift, mungkin terdengar seperti khayalan yang sulit dijangkau akal sehat. Sekalipun terjadi itupun hanya terdapat dalam novel fiksi seperti karya Arthur C Clarke, The Fountain of Paradise atau The Web Between The Worlds karya Charles Sheffields.

    Namun, mimpi tersebut sepertinya akan menjadi kenyataan seiring kemajuan teknologi yang begitu pesat di masa mendatang.

    Seperti dikutip CNN, seluruh ahli luar angkasa dunia sedang berencana mewujudkan konsep yang dinamakan 'Space Elevator'. Pengembangan konsep lift luar angkasa itu akan dibicarakan pada pertemuan ilmuwan seluruh dunia dalam pertemuan yang digagas Japan Space Elevator Association di Jepang, November mendatang. Pertemuan itu dijadwalkan membahas pengembangan desain lift dengan ratusan hingga ribuan lantai.

    Rancangan 'space elevator' menggunakan ribuan kilometer kabel untuk menggapai jarak antara bumi ke luar angkasa. Alat tersebut nantinya, akan menggunakan pendekatan berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu fisika. Teori-teori fisika akan menentukan kecepatan lift dan posisi lift di orbit stasiun bumi.

    Para ilmuwan berharap, lift tersebut mampu membawa manusia atau benda keluar angkasa. Teknologi yang ada sekarang kebanyakan menggunakan tenaga nuklir untuk keperluan pesawat luar angkasa, dengan adanya 'space elevator' maka penggunaan tenaga nuklir dapat dikurangi.

    Juru bicara Japan Space Elevator Association, Akira Tsuchida mengatakan, organisasinya telah bekerjasama dengan Spaceward Foundation dan organisasi luar angkasa Eropa yang berbasis di Luxembourg untuk mengembangkan desain lift.

    "Saat ini kami sedang membuat nano-karbon kabel yang memiliki kekuatan 180 kali lebih dari kabel yang terbuat dari kawat, kami berharap kabel tersebut dapat terwujud pada tahun 2020 atau 2030," ujar Tsuchida. Selain itu, Tsuchida mengatakan, lift tersebut akan ditempatkan di uji coba di beberapa tempat seperti, laut **** selatan, dan kepulauan Galapagos di kawasan samudera pasifik.

    Namun, Tsuchida mengatakan masih banyak kendala untuk mewujudkan terobosan baru teknologi tersebut dan diperlukan kerjasama seluruh masyarakat dunia.

    http://techno.okezone.com/index.php/...kasa-naik-lift
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  4. #3
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Sabtu, 11-Oktober-2008; 11:07:55 WIB
    Naik Lift Untuk Wisata Ke Luar Angkasa



    Oleh : Team Andriewongso.com

    Impian orang banyak untuk berwisata keluar angkasa kini semakin mendekati kenyataan. Konon, ke depan bahkan kita bisa wisata ke luar angkasa hanya dengan naik lift. Seperti kisah novel fiksi The Fountain of Paradise karya Arthur C Clarke, kini khayalan berwisata ke luar angkasa dengan lift mungkin segera terwujud karena seluruh ahli luar angkasa dunia sedang berencana mengembangkan lift luar angkasa yang diberi nama "Space Elevator."

    Pada November mendatang, dalam pertemuan yang digagas oleh Japan Space Elevator Association, para ilmuwan di seluruh dunia akan membahas pengembangan disain lift dengan ratusan hingga ribuan lantai. Nantinya lift tersebut akan menggunakan ribuan kilometer kabel untuk menghubungkan jarak bumi dan luar angkasa.

    Agar alat tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh turis, kecepatan dan posisi lift di orbit stasiun bumi akan disesuaikan dengan teori-teori fisika. "Space Elevator" juga diharapkan dapat mengurangi penggunaan tenaga nuklir. Saat ini Japan Space Elevator Association sudah bekerja sama dengan Space Foundation dan organisasi luar angkasa Eropa di Luxembourg dalam pengembangan disain lift.

    Rencananya kabel yang berkekuatan 180 kali lebih kuat dari kabel yang terbuat dari kawat akan dapat terwujud pada tahun 2020 atau 2030. Lift tersebut pun kemudian akan diuji coba di Laut China Selatan dan kepulauan Galapagos di Samudra Pasifik.

    Bagaimana nanti wujudnya? Kita tunggu saja...

    http://www.andriewongso.com/awartike...e_Luar_Angkasa
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  5. #4
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Stairway to heaven

    Tuesday, 23 December 2008
    Ini bukan lagu milik grup cadas Led Zepelin yang legendaris itu. Tapi secara nyata, manusia kini sedang membangun tangga ke ruang angkasa. Naik tangga ke ruang angkasa? Tentu mustahil, tapi bagaimana kalau naik lift?
    Inilah impian besarnya, semua negara berlomba meraihnya. Arthur C Clarke memberi konsep lift yang dapat membawa manusia ke mana saja di ruang angkasa dalam bukunya The Fountains of Paradise pada 1979.

    Spaceward Foundation saat ini sedang mengembangkan sebuah konsep baru mengenai pengangkutan barang menuju luar angkasa yang selama ini membutuhkan biaya tinggi. Sebuah lift yang dinamakan Elevator 2010 direncanakan akan mampu membawa beban seberat 15 ton, dengan kecepatan 200 km/jam ke luar angkasa.

    Elevator ini menggunakan karbon bernama Carbon Nanotube Composite (CNC) sebagai media pembawa ke luar angkasa. Karbon ini sepanjang 62.000 mil, dengan lebar 3 kaki (sekitar 90 cm), dan lebih tipis dari selembar kertas.

    Elevator 2010 ini disponsori juga oleh NASA yang mengucurkan dana sebesar 400.000 dolar AS. Proyek ini sendiri diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 10 miliar dolar untuk membangun sebuah sistem yang lengkap dan selesai pada tahun 2010.
    Cara kerja dari Elevator 2010 tergantung dari rotasi bumi.

    Karbon ini diluncurkan pertama kali dengan menggunakan sebuah roket ke luar angkasa. Setelah sampai di orbitnya, maka karbon yang panjang ini dibiarkan tergantung di luar angkasa. Apakah yang menahan karbon ini sehingga bisa tetap menggantung di luar angkasa dengan menahan beban dari barang yang dibawa ke luar angkasa? Bayangkan diri Anda berada di luar angkasa dan ada sebuah pita karbon yang sangat panjang dengan salah satu ujung terkait di bumi.

    Pita ini berputar mengikuti gerak rotasi bumi. Keadaan tanpa bobot dan rotasi bumi membuat pita ini mampu bertahan pada posisinya. Semakin panjang pita, maka semakin stabil pita ini berada di luar angkasa. Dengan demikian pita ini dapat tergantung di atas sana secara stabil. (Analogi sederhana untuk membayangkan perputaran pita karbon adalah bila kita memutar bandul yang terikat dengan tali secara mendatar, maka bandul ini akan berputar secara stabil).

    Bila pita karbon ini mengalami kerusakan dan jatuh ke bumi maka akan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama pita karbon ini akan jatuh ke satu tempat seperti tali yang dijatuhkan ke bawah. Kemungkinan kedua, pita ini akan menyebar ke seluruh bumi, dan akan menjadi seperti hujan tiket di langit. Sebab berat dari keseluruhan pita ini hanya sekitar 1000 ton (dengan panjang pita 62.000 mil).

    Saat ini telah dibuat SERS (Space Elevator Showing Chase), sebuah modul peraga untuk memberikan gambaran mengenai cara kerja dari Elevator 2010 kepada khalayak umum. Modul peraga ini telah dibawa ke berbagai tempat untuk ditunjukkan kepada berbagai kalangan.

    Di Tokyo, pebisnis Jepang Shuichi Ohno juga tampil menggebu-gebu. Ia ingin menggunakan lift untuk terbang ke ruang angkasa. Shuichi Ohno bahkan menyelenggarakan konferensi Lift ruang angkasa pertama di Jepang. Dari segenap penjuru dunia datang para pembicara.

    Shuichi Ohno adalah ketua Perhimpunan Lift Ruang Angkasa Jepang. Ia punya model beberapa lift ruang angkasa untuk menjelaskan gagasannya. "Harus dibuat tali sepanjang tiga meter yang tebalnya setengah sentimeter," jelasnya. "Tali ini harus diluncurkan sepanjang 100.000 kilometer ke ruang angkasa. Kemudian sebuah lift yang diangkat oleh sinar laser mendorong tali itu ke ruang angkasa." Cara menjelaskannya, seolah-olah Shuichi Ohno menganggap itu barang biasa. Dan berat liftnya mencapai 20 ton.

    Shuichi Ohno adalah anggota kelompok yang cepat berkembang di dunia, yaitu kelompok ilmuwan, insinyur dan kalangan penggemar luar angkasa yang yakin bahwa waktunya sudah tiba bagi cara baru melawat ke ruang angkasa. Kabarnya lift ruang angkasa ini lebih murah dan lebih aman katimbang roket.

    Lebih murah karena roket sangat berat oleh bahan bakar yang dibutuhkannya. Lebih aman karena roket yang meluncur cepat itu juga bisa menyebabkan kecelakaan.

    Masalah terbesar adalah membuat tali itu. Dibutuhkan bahan yang 100 kali lebih kuat katimbang baja, tetapi juga lebih ringan. "Kalau pipa-pipa sangat kecil dari karbon bisa dibuat semurah mungkin, maka lift itu bisa tercipta," demikian Ohno. Pipa-pipa dari karbon dibuat sedemikian rupa sehingga bisa begitu panjang katimbang pipa biasa.

    "Para ahli berpendapat dibutuhkan kecepatan 300 kilometer per jam," kata Ohno. Dengan kecepatan seperti itu masih dibutuhkan waktu lima hari untuk melawat ke ruang angkasa, sehingga tampaknya lift ruang angkasa bagi barang akan segera terwujud.

    Tinggal soal pipa kecil zat arang yang kuat dan murah serta lift yang cepat harus diselesaikan. Tapi masih adalah tantangan lain. Lebih mudah mengganti pesawat terbang dengan lift ruang angkasa, asal tidak ada badai dan petir. "Bahan ini bisa mengimbaskan listrik, jadi akan ada masalah jika ada petir." Selain itu, semua satelit yang ada di ruang angkasa harus dimusnahkan, kalau tidak bisa terjadi tabrakan.

    http://www.surya.co.id/web/Kita-Dan-...to-heaven.html
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  6. #5
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Space Elevator

    Naik lift ke bulan? Bagaimana caranya? Apakah ada lift yang bisa mencapai ketinggian itu? Keajaiban fisika dan nanoteknologi yang fantastis membuat impian ini bisa menjadi nyata! Walaupun jika lift itu tidak mencapai bulan, setidaknya lift itu bisa membawa kita menuju satelit yang mengorbit mengelilingi bumi pada jarak yang lebih dekat dibanding orbit bulan. Lift ini dapat dibangun dengan sangat mudah di dunia nanoteknologi menggunakan konsep fisika yang sangat sederhana.

    Apa yang dibutuhkan untuk membuat lift ini? Satu hal yang pasti: bahan
    yang sangat kuat dan sangat panjang semacam kabel raksasa yang bisa menjulur
    dari bumi ke satelit yang sedang mengorbit itu. Itu lho, yang seperti di cerita
    dongeng Jack and the Bean Stalk itu! Tetapi kita tentunya tidak mau seperti Jack
    yang harus memanjat setinggi itu sampai mencapai negeri khayangan. Kita ingin
    meluncur ke luar angkasa di dalam sebuah ‘lift’ yang nyaman dan mampu
    membawa kita ke angkasa dalam sekejap. Hmm… rasanya jalan-jalan ke luar
    angkasa bisa menjadi agenda mingguan! Pasti seru menjelajahi jagad raya ini!
    Siapa sih yang bisa menyediakan keajaiban ini? Siapa lagi kalau bukan ilmuwan-
    ilmuwan pintar dari National Aeronautics and Space Administration (NASA)
    yang tersohor itu.

    Apa rencana NASA dalam mewujudkan impian ini? Pertama-tama, kita
    tentunya membutuhkan sebuah menara yang sangat tinggi yang bisa dijadikan
    ‘stasiun’ keberangkatan ke angkasa. Menara ini harus lebih tinggi dari menara
    tertinggi yang ada di bumi saat ini. Menara ini harus mencapai ketinggian 50 km!
    Padahal bangunan tertinggi yang ada saat ini hanya sekitar 0,5 km. Pasti susah
    sekali membangun struktur yang setinggi itu! Kenapa harus setinggi itu?
    Ketinggian ini ternyata dibutuhkan untuk ‘menancapkan’ ujung kabel panjang
    yang menghubungkan bumi dengan satelit di luar angkasa. Menara yang sangat
    tinggi dan kabel yang sangat panjang ini dapat dibuat dengan teknologi yang
    sudah ada saat ini. Kenapa selama ini tidak pernah ada yang membuat menara, setinggi itu jika memang manusia sudah mampu untuk membangunnya? Jawabnya sederhana saja! Biaya konstruksi bangunan setinggi itu sangat mahal. Lagipula, selama ini belum ada kebutuhan mendesak akan bangunan setinggi ini. Lalu bagaimana cara NASA mengakali biaya pembangunan proyek yang luar biasa ini? Dengan bantuan Nanoteknologi! Nanoteknologi merupakan teknologi yang mengutak-atik material dalam ukuran nanometer (1 nanometer = seper satu milyar meter). Dengan demikian, nanoteknologi merupakan teknologi yang sangat presisi. Teknologi yang
    menakjubkan ini dapat membantu cita-cita NASA untuk menekan biaya pembangunan menara super tinggi dan kabel super panjang tadi. Mengapa bisa lebih murah dengan Nanoteknologi? Karena melalui bantuan nanoteknologi para ilmuwan bisa mengatur susunan atom-atom yang digunakan sesuai kemauan mereka. Mereka bahkan bisa diprogram untuk melakukan self-assembly. Ini berarti, proses pembangunan kabel yang luar biasa panjang itu dapat berlangsung secara otomatis! Tenaga kerja manusia yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek ini dapat dikurangi. Proses pembangunannya pun bisa dipercepat. Nanoteknologi juga sudah berhasil menyodorkan suatu material hebat yang sangat ringan, tetapi kekuatannya 100 kali lebih kuat dari baja! Material hebat ini diberi nama Carbon Nano-Tube (CNT). Material ini hanya tersusun dari atom karbon (C), seperti grafit dan berlian. Kuat tetapi sangat ringan sehingga menara dapat dibuat lebih tinggi dan kabel dapat dibuat lebih panjang dan kuat tanpa takut jatuh/roboh karena beratnya sendiri.

    Hal berikut yang sangat dibutuhkan adalah sesuatu yang cukup berat yang mengorbit mengelilingi bumi. Asteroid dapat dimanfaatkan untuk tujuan ini! Asteroid ini berfungsi sebagai beban yang menstabilkan kabel serta satelit geostasioner yang sedang mengorbit itu (Gambar 1). Tanpa beban penstabil (counterweight), kabel dan satelit bisa jatuh menimpa bumi karena tertarik gravitasi, walaupun bahan konstruksinya merupakan material yang sangat ringan. Asteroid ini nantinya dihubungkan dengan satelit menggunakan kabel yang sama. Asteroid ini dapat diarahkan supaya mengorbit pada ketinggian tertentu mengelilingi bumi dengan cara menembaknya dengan rudal. Tabrakan dengan rudal tersebut dapat menggeser posisi asteroid sehingga berada pada jangkauan gravitasi bumi. Dengan demikian asteroid akan terus mengorbit mengelilingi bumi pada ketinggian yang sama.

    OK, rencana konstruksi bangunan dan lintasan/kabelnya tampaknya sudah cukup baik. Lalu bagaimana dengan ‘lift’nya sendiri? Yang pasti bentuknya tidak sama dengan lift yang biasa kita lihat di gedung-gedung bertingkat. Lift ke luar angkasa ini berupa sebuah pesawat luar angkasa yang akan membawa penumpang dari bumi menuju satelit yang sedang mengorbit. Pesawat ini berbeda dengan pesawat luar angkasa yang saat ini digunakan para astronot untuk menjalankan
    misi-misi mereka. Pesawat luar angkasa yang mereka gunakan harus diluncurkan menggunakan roket yang bisa melemparkan pesawat sampai ke luar atmosfer bumi. Pesawat yang akan menjadi lift kita nanti tidak membutuhkan roket semacam itu. Pesawat modern ini memanfaatkan konsep magnetic levitation (maglev). Teknologi maglev saat ini digunakan untuk kereta api (Maglev Trains) yang melayang (tidak menyentuh permukaan rel kereta) setinggi 5-10 cm di atas
    rel kereta. Kereta maglev bisa melayang di atas rel karena ada gaya tolak-menolak
    antara magnet-magnet yang dijejerkan di sepanjang rel dengan magnet-magnet
    yang dijejerkan di sepanjang dasar kereta, yang memiliki kutub yang berlawanan
    dengan magnet-magnet di sepanjang rel tadi. Karena permukaan kereta dan rel
    tidak pernah bersentuhan (melayang) maka tidak terjadi gesekan antara kedua
    permukaan itu. Ini berarti kereta bisa meluncur dengan saat cepat! Itupun tanpa memerlukan banyak energi karena kereta meluncur dengan memanfaatkan gaya-gaya magnet yang mendorong dan menariknya sepanjang lintasan. Konsep inilah yang digunakan untuk lift luar angkasa kita. Pesawat maglev (Gambar 2) meluncur tanpa bersentuhan dengan kabel raksasa super panjang yang menjadi
    lintasannya. CNT yang ringan dan kuat tadi ternyata memiliki kelebihan lain.
    Material ajaib ini dapat bersifat magnet! Padahal biasanya semua material karbon
    tidak pernah menunjukkan sifat magnet. Ini membuatnya semakin ideal untuk
    dijadikan bahan pembuat kabel raksasa kita. Perjalanan ke luar angkasa pun dapat
    ditempuh sangat cepat dan mengasyikkan! Mengasyikkan karena kita dapat
    mengintip ke luar jendela pesawat saat sedang meluncur, sambil menikmati
    keindahan pemandangan bumi dan luar angkasa.

    http://209.85.175.132/search?q=cache...lnk&cd=1&gl=id
    Last edited by Menara_Jakarta; 13-01-09 at 15:14.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  7. #6
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Space Elevator 2007: Lomba wahana antariksa masa depan.
    Senin, 15-10-2007

    Mulai tgl 19 hingga 21 Oktober berlokasi di Davis County Event Center kota Salt Lake City, Utah, AS. lebih dari 20 kelompok ilmuwan dari dalam negeri AS maupun penantang lomba dari seluruh penjuru dunia akan saling berkompetisi guna mengedepankan karya terbaik dalam penerapan teknologi yang paling canggih yang akan memperoleh ganjaran senilai total AS $1.000.000 hadiah dari NASA bagi pemenang lomba bertajuk : Space Elevator 2007.
    Space Elevator adalah wahana sistem transportasi dari bumi ke luar angkasa pada masa depan yang berjalan ulang-alik pada seperangkat kabel stasioner yang bertautkan pada ujungnya dengan sebongkah massa raksasa yang ditegakkan tegak lurus ke atas angkasa luar dan seolah diam pada posisinya akibat keseimbangan gaya aksi-reaksi dari pergerakan rotasi bumi pada sumbunya. Konstruksi wahana terdiri atas sebuah landasan penganker kabel di muka bumi dan suatu besaran massa penyeimbang : “counter weight” yang tertaut di ujung kabel yang bergerak bagaikan suatu satelit nun jauh di angkasa luar. Suatu fenomena gerak “perpetual spin” akan didapatkan apabila massa yang tertaut di ujung kabel pada suatu jarak tertentu bergerak dengan laju kecepatan tinggi serta sinkron terhadap gerak putaran rotasi bumi, hingga mengakibatkan sang kabel akan dapat tegang dan tetap diam selamanya pada posisinya. Pada lintasan kabel inilah akan dimuatkan suatu wahana antariksa bertenaga listrik yang bisa bergerak naik-turun dengan membawa penumpang manusia maupun muatan cargo layaknya sebuah lift/elevator.
    Sekilas konfigurasi ketiga elemen dapat dibayangkan dengan suatu gambaran di tengah arena lomba atletik; sesosok atlit pelempar martil yg tengah memutar-mutar martil pada seutas tali ketika tengah berancang-ancang melontar martil. Lantas jadilah sang atlit sebagai bumi sedangkan martil yang tengah digerakkan berpusing kencang adalah sang massa raksasa yang mengorbit di angkasa, dan tali pelontar yang tegang adalah kabel Space Elevator !

    Konsepsi Space Elevator sesungguhnya telah dikemukakan oleh ahli-ahli NASA sejak jauh-jauh hari yaitu tahun 1960-an ---ditengah-tengah kondisi panas- dinginnya NASA berkonsentrasi mati-matian untuk memenangkan lomba pendaratan manusia pertama di muka bulan berkompetisi menghadapi Rusia yang tengah unggul pada tahap awal dengan keberhasilan peluncuran Sputnik mengorbit bumi--- Konsepsi wahana transportasi masa depan yang bersifat ulang-alik serta dapat digunakan berulang-kali “re-usable spacecraft” ini kemudian disempurnakan pada tahun 2000 oleh ilmuwan Dr. Bradley Edwards dari Los Alamos National Laboratory, New Mexico, di AS. Atas peliknya upaya guna merealisasikan gagasan Space Elevator maka NASA lalu berinisiatif untuk mendapatkan gagasan pemecahan terbaik ilmuwan seluruh dunia dengan mengundang partisipasi melalui lomba terbuka berhadiah dana riset yang telah berlangsung sejak tahun 2000.
    Menurut Ken Davidian, Program Manager untuk NASA Centennial Challenges yang berkedudukan di kantor pusat di Washington DC ; Lomba Space Elevator 2007 lebih istimewa berhubung dikaitkan dengan peringatan hari jadi 100 tahun NASA. Lebih jauh dinyatakannya, bahwa inovasi terbaik yang diperoleh dari kompetisi ini akan sangat membantu kemajuan NASA dalam berbagai keilmuan, khususnya bidang struktur dan material ruang angkasa, teknologi robot, serta “human planetary surface operations”.

    Hingga setahun terakhir gagasan wahana Space Elevator yang telah diaplikasikan oleh sang pemenang lomba tahun 2006; LiftPort group dari AS, yaitu dengan gagasan menerapkan suatu konstruksi pangkalan peluncuran di laut lepas idealnya berlokasi di ekuator yang berkemampuan melontarkan Space Elevator hingga ketinggian sejarak 100.000 km di angkasa luar, dan perwujudan kabel untuk lintasan sekaligus mentautkan antara pangkalan di muka bumi dengan massa penyeimbang di ujung angkasa luar berupa seutas kabel berteknologi terkini : carbon nanotubes composite ---berdimensi cukup 2.5cm dan berbobot seringan kertas namun memiliki kekuatan hingga 100 kali lipat dibanding kabel baja---
    Sumber daya untuk menggerakkan wahana dibuat dengan aktivasi teknologi “free-electron laser system” , dan teknologi robot pemanjat (lifter) yang canggih akan berperan sentral dalam moda penggerak wahana antariksa masa depan yang diperkirakan akan berbobot maks 20 ton dan mampu mengangkut beban sekitar 13 ton dengan laju kecepatan maks : 190 km / jam. Ketinggian sejarak 100.000 km akan jauh melebihi rata-rata jarak lintasan satelit bumi yang kini beredar di atmosfir yakni antara : 185 km hingga 640 km. Bahkan dengan jarak sejauh itu berarti hampir mencapai 1/4 jarak bulan ke bumi (382.500 km).
    Para ilmuwan penggagas wahana antariksa masa depan yang bagi kalangan awam seolah cuma menjadi perkara cerita di alam science fiction, optimistik bahwa apabila kendala pembuatan material berteknologi carbon nano tubes berhasil semakin cepat diatasi, maka uji coba peluncuran perdana Space Elevator akan dapat terlaksana sekitar satu dekade kedepan yaakni pada tahun 2018 yad.

    http://www.iptek.net.id/ind/index.ph...=berita&id=592
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  8. #7
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Elevator 2010 Pengangkut Barang ke Luar Angkasa

    Lift biasanya dipakai untuk mengangkut orang ataupun barang dari antar lantai. Tapi lift yang satu ini khusus untuk mengangkut barang ke luar angkasa.



    Spaceward Foundation saat ini sedang mengembangkan sebuah konsep baru mengenai pengangkutan barang menuju luar angkasa yang selama ini membutuhkan biaya tinggi. Sebuah lift yang dinamakan Elevator 2010 direncanakan akan mampu membawa beban seberat 15 ton, dengan kecepatan 200 km/jam ke luar angkasa. Elevator ini menggunakan karbon bernama Carbon Nanotube Composite (CNC) sebagai media pembawa ke luar angkasa. Karbon ini sepanjang 62.000 mil, dengan lebar 3 kaki (sekitar 90 cm), dan lebih tipis dari selembar kertas.
    Elevator 2010 ini disponsori juga oleh NASA yang mengucurkan dana sebesar 400.000US$. Proyek ini sendiri diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar 10 milyar US$ untuk membangun sebuah sistem yang lengkap dan selesai pada tahun 2010.

    Cara kerja dari Elevator 2010 tergantung dari rotasi bumi. Karbon ini diluncurkan pertama kali dengan menggunakan sebuah roket ke luar angkasa. Setelah sampai di orbitnya, maka karbon yang panjang ini dibiarkan tergantung di luar angkasa. Apakah yang menahan karbon ini sehingga bisa tetap menggantung di luar angkasa dengan menahan beban dari barang yang dibawa ke luar angkasa? Bayangkan diri anda berada di luar angkasa dan ada sebuah pita karbon yang sangat panjang dengan salah satu ujung terkait di bumi. Pita ini berputar mengikuti gerak rotasi bumi. Keadaan tanpa bobot dan rotasi bumi membuat pita ini mampu bertahan pada posisinya. Semakin panjang pita, maka semakin stabil pita ini berada di luar angkasa. Dengan demikian pita ini dapat tergantung di atas sana secara stabil. (Analogi sederhana untuk membayangkan perputaran pita karbon adalah bila kita memutar bandul yang terikat dengan tali secara mendatar, maka bandul ini akan berputar secara stabil).

    Bila pita karbon ini mengalami kerusakan dan jatuh ke bumi maka akan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama pita karbon ini akan jatuh ke satu tempat seperti tali yang dijatuhkan ke bawah. Kemungkinan kedua, pita ini akan menyebar ke seluruh bumi, dan akan menjadi seperti hujan tiket di langit. Sebab berat dari keseluruhan pita ini hanya sekitar 1000 ton (dengan panjang pita 62.000 mil, 1 mil=16,1 kg).

    Saat ini telah dibuat SERS (Space Elevator Showing Chase), sebuah modul peraga untuk memberikan gambaran mengenai cara kerja dari Elevator 2010 kepada khalayak umum. Modul peraga ini telah dibawa ke berbagai tempat untuk ditunjukkan kepada berbagai kalangan.

    http://www.disitu.com/index.php?opti...temid=99999999
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  9. #8
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Naik Lift Menuju Bulan

    TAK lama lagi, lift tak hanya digunakan untuk naik gedung di lantai tinggi pada kantor-kantor atau pasar swalayan, tapi juga untuk naik ke bulan.

    Teknologi ini, justru lebih ’’masuk akal’’ dibanding meluncurkan roket ke luar angkasa. Roket membutuhkan bahan bakar besar untuk melawan gravitasi bumi.

    Adapun elevator luar angkasa dengan panjang 62 ribu mil (99 ribu km) yang digantung pada satelit dengan mudah mengangkat beban dengan memanfaatkan gaya sentipetal.

    Gaya sentripetal merupakan gaya dorong keluar yang disebabkan rotasi bumi.

    Masalahnya, belum ada kabel yang kuat untuk menahan berat dirinya sendiri yang panjangnya ribuan kilometer. Namun, teknologi karbon di masa mendatang dipastikan akan mampu mengatasi masalah itu.

    Ilmuwan di Japan Space Elevator optimis, teknologi ’’gila’’ itu akan segera terwujud. Mereka akan menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan pada kereta peluru di negeri Sakura itu.

    Menurut Direkturnya, Yoshio Aoki, serat karbon memiliki kekuatan 180 kali lipat dibanding baja. Kabel jenis ini yang akan digunakan sebagai pengangkat lift.

    Mereka memperkirakan, biaya yang dibutuhkan untuk membuat lift luar angkasa “hanya” sekitar 10 miliar dolar Amerika.

    Imajinasi manusia mengenai elevator luar angkasa telah muncul sejak 1979 dalam novel berjudul Fountains of Paradise karya Arthur C Clarke.

    Dalam novelnya, dia mengangankan ada elevator yang menghubungkan bumi dengan sebuah stasiun antariksa di sebuah orbit stasioner.
    Akankah imajinasi dalam novel Clarke ini akan benar-benar terwujud? ((Joko/Popsci-80)

    http://www.suaramerdeka.com/smcetak/...itacetak=33265
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  10. #9
    squid_a's Avatar
    Join Date
    Dec 2008
    Location
    Sekarang lagi di jakarta
    Posts
    749
    Points
    1,051.30
    Thanks: 6 / 35 / 11

    Default

    halah..naek lift kebulan..sedikit orang yang berani..justru akan semakin menghabiskan uang..dan merusak tanah-tanah di bumi yang menjadi markas..belum lagi untuk menahan atmosfer bumi atau mungkin meteorit2 yang ada di angkasa...jika lift itu jadi..maka komet halley akan menjadi bahaya terbesar. belum lagi biaya bahan bakar/bahan bakar yang akan dipakai..jika memang bahan bakar itu seperti avtur/premium dll..tentu akan menghabiskan pasokan di bumi..

    Kalau memang untuk mengangkut barang..apakah harus tiap hari??menghitung biaya operasional yang mahal

  11. #10
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by squid_a View Post
    halah..naek lift kebulan..sedikit orang yang berani..justru akan semakin menghabiskan uang..dan merusak tanah-tanah di bumi yang menjadi markas..belum lagi untuk menahan atmosfer bumi atau mungkin meteorit2 yang ada di angkasa...jika lift itu jadi..maka komet halley akan menjadi bahaya terbesar. belum lagi biaya bahan bakar/bahan bakar yang akan dipakai..jika memang bahan bakar itu seperti avtur/premium dll..tentu akan menghabiskan pasokan di bumi..

    Kalau memang untuk mengangkut barang..apakah harus tiap hari??menghitung biaya operasional yang mahal
    Memang biayanya mahal, tapi proyek ini bisa buat jangka panjang. Ini merupakan salah satu tahap awal kolonisasi planet lain/bulan. Nanti jika sudah ada koloni di luar angkasa, ini akan sangat berguna dan jauh lebih murah dari pada bolak balik lift.

    Elevator kok pake avtur/premium, paling pake listrik/nuklir/tenaga lainnya. Lagipula "Hebatnya carbon nanotube, menurut laporan Engadget, adalah material ini bersifat konduktif bisa mengalirkan listrik. Jadi kabel itu nantinya tidak hanya berperan sebagai pegangan untuk mengangkat lift, namun juga sekaligus sebagai kabel power/listrik. Artinya kebutuhan listrik dalam lift bisa dipenuhi sekalian. Antariksawan yang naik ke stasiun angkasa diperkirakan bisa memakan waktu beberapa hari hingga beberapa minggu, jadi pasokan listrik ke kabin lift pasti krusial."

    Meteor memang tantangan, tapi bukan komet halley bahaya terbesarnya (apalagi datangnya 75 tahun sekali) -_- Maka dari itu masih misteri, apakah carbon nanotube cukup kuat, apakah bisa direalisasikan, bagaimana tantangan terbesarnya?
    Last edited by Menara_Jakarta; 14-01-09 at 18:24.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  12. #11
    LuCkyM3's Avatar
    Join Date
    May 2008
    Location
    I am flying.
    Posts
    952
    Points
    1,140.40
    Thanks: 0 / 1 / 1

    Default

    Paling orang kaya doank yang bisa... yang lainnya hanya melongo..

    ~~Ada yang aneh klo misalnya jembatan itu di Amerika... Bumi kan berputer dan bulan juga berotasi.... Logika nya gini klo rotasinya ngak selaras... apa jembatannya ngak pataH??

  13. #12

    Join Date
    Oct 2008
    Posts
    61
    Points
    71.40
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    kog ga d sekalian d buat pembangkit listrik tenaga matahari (coba nonton anime Gundam 00) mungkin salah satu konsep anime na d ambil dr usul pembuatan lift keg gini

    yg d katakan squid ada benar na juga ntar kalaw kena meteor.... WOW RAME

  14. #13
    ravemastah's Avatar
    Join Date
    May 2008
    Posts
    1,929
    Points
    2,251.93
    Thanks: 24 / 14 / 12

    Default

    gege klo kena asteroid yg numpang liwat..

  15. #14
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    Quote Originally Posted by LuCkyM3 View Post
    Paling orang kaya doank yang bisa... yang lainnya hanya melongo..

    ~~Ada yang aneh klo misalnya jembatan itu di Amerika... Bumi kan berputer dan bulan juga berotasi.... Logika nya gini klo rotasinya ngak selaras... apa jembatannya ngak pataH??
    Dan ini ada jawaban dari pertanyaan Anda pada artikel di atas

    Gaya sentripetal merupakan gaya dorong keluar yang disebabkan rotasi bumi.

    Masalahnya, belum ada kabel yang kuat untuk menahan berat dirinya sendiri yang panjangnya ribuan kilometer. Namun, teknologi karbon di masa mendatang dipastikan akan mampu mengatasi masalah itu.
    Cara kerja dari Elevator 2010 tergantung dari rotasi bumi.

    Karbon ini diluncurkan pertama kali dengan menggunakan sebuah roket ke luar angkasa. Setelah sampai di orbitnya, maka karbon yang panjang ini dibiarkan tergantung di luar angkasa. Apakah yang menahan karbon ini sehingga bisa tetap menggantung di luar angkasa dengan menahan beban dari barang yang dibawa ke luar angkasa? Bayangkan diri Anda berada di luar angkasa dan ada sebuah pita karbon yang sangat panjang dengan salah satu ujung terkait di bumi.

    Pita ini berputar mengikuti gerak rotasi bumi. Keadaan tanpa bobot dan rotasi bumi membuat pita ini mampu bertahan pada posisinya. Semakin panjang pita, maka semakin stabil pita ini berada di luar angkasa. Dengan demikian pita ini dapat tergantung di atas sana secara stabil. (Analogi sederhana untuk membayangkan perputaran pita karbon adalah bila kita memutar bandul yang terikat dengan tali secara mendatar, maka bandul ini akan berputar secara stabil).

    Bila pita karbon ini mengalami kerusakan dan jatuh ke bumi maka akan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama pita karbon ini akan jatuh ke satu tempat seperti tali yang dijatuhkan ke bawah. Kemungkinan kedua, pita ini akan menyebar ke seluruh bumi, dan akan menjadi seperti hujan tiket di langit. Sebab berat dari keseluruhan pita ini hanya sekitar 1000 ton (dengan panjang pita 62.000 mil).

    Saat ini telah dibuat SERS (Space Elevator Showing Chase), sebuah modul peraga untuk memberikan gambaran mengenai cara kerja dari Elevator 2010 kepada khalayak umum. Modul peraga ini telah dibawa ke berbagai tempat untuk ditunjukkan kepada berbagai kalangan.

    Di Tokyo, pebisnis Jepang Shuichi Ohno juga tampil menggebu-gebu. Ia ingin menggunakan lift untuk terbang ke ruang angkasa. Shuichi Ohno bahkan menyelenggarakan konferensi Lift ruang angkasa pertama di Jepang. Dari segenap penjuru dunia datang para pembicara.

    Shuichi Ohno adalah ketua Perhimpunan Lift Ruang Angkasa Jepang. Ia punya model beberapa lift ruang angkasa untuk menjelaskan gagasannya. "Harus dibuat tali sepanjang tiga meter yang tebalnya setengah sentimeter," jelasnya. "Tali ini harus diluncurkan sepanjang 100.000 kilometer ke ruang angkasa. Kemudian sebuah lift yang diangkat oleh sinar laser mendorong tali itu ke ruang angkasa." Cara menjelaskannya, seolah-olah Shuichi Ohno menganggap itu barang biasa. Dan berat liftnya mencapai 20 ton.

    Shuichi Ohno adalah anggota kelompok yang cepat berkembang di dunia, yaitu kelompok ilmuwan, insinyur dan kalangan penggemar luar angkasa yang yakin bahwa waktunya sudah tiba bagi cara baru melawat ke ruang angkasa. Kabarnya lift ruang angkasa ini lebih murah dan lebih aman katimbang roket.

    Lebih murah karena roket sangat berat oleh bahan bakar yang dibutuhkannya. Lebih aman karena roket yang meluncur cepat itu juga bisa menyebabkan kecelakaan.

    Masalah terbesar adalah membuat tali itu. Dibutuhkan bahan yang 100 kali lebih kuat katimbang baja, tetapi juga lebih ringan. "Kalau pipa-pipa sangat kecil dari karbon bisa dibuat semurah mungkin, maka lift itu bisa tercipta," demikian Ohno. Pipa-pipa dari karbon dibuat sedemikian rupa sehingga bisa begitu panjang katimbang pipa biasa.

    "Para ahli berpendapat dibutuhkan kecepatan 300 kilometer per jam," kata Ohno. Dengan kecepatan seperti itu masih dibutuhkan waktu lima hari untuk melawat ke ruang angkasa, sehingga tampaknya lift ruang angkasa bagi barang akan segera terwujud.

    Tinggal soal pipa kecil zat arang yang kuat dan murah serta lift yang cepat harus diselesaikan. Tapi masih adalah tantangan lain. Lebih mudah mengganti pesawat terbang dengan lift ruang angkasa, asal tidak ada badai dan petir. "Bahan ini bisa mengimbaskan listrik, jadi akan ada masalah jika ada petir." Selain itu, semua satelit yang ada di ruang angkasa harus dimusnahkan, kalau tidak bisa terjadi tabrakan.
    Ada risikonya juga.

    =============================

    Quote Originally Posted by xvirtualx View Post
    kog ga d sekalian d buat pembangkit listrik tenaga matahari (coba nonton anime Gundam 00) mungkin salah satu konsep anime na d ambil dr usul pembuatan lift keg gini

    yg d katakan squid ada benar na juga ntar kalaw kena meteor.... WOW RAME
    Ya, gundam terinspirasi dari Lift Luar Angkasa dalam novel Clarke.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  16. #15
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Bisa saja sih dibangun. Sebagai pilot project ya dihubungin ama Bulan, karena Bulan kan ikut berevolusi dan berotasi. Cuma resiko nabraknya besar, dan satelit-satelit mesti diturunkan, dll. Kok malah banyakan disadvantagenya ya. Mungkin baru bisa direalisasikan saat kolonisasi planet dimulai, dan tak tahu kapan itu bisa direalisasikan juga.

Page 1 of 6 12345 ... LastLast

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •