
Originally Posted by
Sh1zuk4
Hi Bro abcx. Skripsi itu penting juga loh. Dari pengalaman saya dulu, dari proses membuat skripsi, saya belajar betul2 bagaimana mendokumentasikan penelitian. Bagaimana caranya memilah-milah variabel yang harus di test. Saya juga belajar bagaimana proses membuat keputusan secara terstruktur berdasarkan data, bukan hanya feeling. Bukannya saya mengambil keputusan tanpa feeling. Feeling itu saya gunakan ketika semua data memberikan perbandingan yang rata2 sama atau data tidak sinkron dengan logika.
Hey, good for you. Orang yang berhasil dari menjadi broker itu juga bisa dihitung dengan jari. Sama dengan MLM, agen property, internet networker. Berarti, gimana yah ngomongnya, you have what it takes to be successfull. Kamu sudah bisa mengkorelasikan variabel2 secara alami selama proses pengambilan keputusan kamu. Tidak seperti kebanyakan orang yang mengambil keputusan yang tidak masuk di akal. Tapi satu hal lagi, ukuran sukses tuh beda2 yah? Kadang saya juga bingung kategori apa seseorang bisa sukses. hehe.
Kalau penyalur barang distro dengan modal 500 rb, memang yang namanya bisnis harus dimulai kecil; kalau mulai langsung besar, itu artinya dapat warisan dari ortu, ya ngak? Sama lah, saya juga memulai bisnis saya dari nol, betul2 nol, tidak ada modal uang sama sekali. Banyak sekali orang yang seperti itu. Yang saya punya waktu itu hanya kenalan dan history pekerjaan yang clean. Sekarang bisnis saya yang saya start 3 tahun lalu sudah bisa memodali 2 bisnis lain. Saya memang masih jauuuuh dari sukses, tapi saya merasa jalan yang saya ambil sudah benar.
Cara pandang logis, think outside the box, sosialisi, memang betul yang dibutuhkan. Sayangnya tidak semua orang punya itu; akan lebih mudah bagi seseorang untuk mempelajarinya. Kalau seseorang itu punya pendidikan, pasti akan lebih mudah. 4 tahun lalu, saya kenal ada satu orang tukang semir sepatu yang suka ikut main dota di muara karang. Uang yang dia dapat dia habiskan untuk main dota, setelah itu pergi menyemir sepatu lagi. Saya sempat tanya, kenapa tidak disimpan? Kan bisa jadi modal kamu untuk memulai berdagang asongan? Dia hanya menjawab tidak perlu. Sebenarnya masih banyak lagi contoh yang memperlihatkan bagaimana orang yang tidak berpendidikan bisa berpikir begitu pendek. Mungkin karena saya juga bersahabat dengan orang2 selevel satpam, office boy, waiter, dll. Jadi saya mengerti pola pikir mereka. Mungkin ini salah satu kelemahan saya, karena saya juga bersahabat dengan karyawan saya.
Yang namanya sekolah itu tidak ada ruginya deh. Orang-orang yang udah sukses aja pasti menganjurkan anaknya buat sekolah setinggi-tingginya.
Contoh: yang punya erha clinic; kakak beradik, satu sekolah bisnis dan satu lagi sekolah kedokteran. Penggabungan pengetahuan keduanya menghasilkan clinic yang luar biasa profitable.
Ciputra juga mulai bisnisnya sebagai konsultan setelah dia mengerti tentang civil engineering.
Sampoerna, banyak yang salah sangka nih. Lim seng tee memang tidak sekolah; dan dia memang memulai bisnis tembakau dari nol (mulanya jualan arang dari pintu ke pintu sampai bisa buka warung). Sempat sukses sebentar (terbukti dari mobil yang bisa dia beli, bisa dilihat di house of sampoerna), setelah itu bankrupt. Dia insist anaknya harus sekolah tinggi, yaitu Aga Sampoerna yang disekolahkan di luar negeri. Setelah bapaknya bankrut, dia pulang membangun kembali bisnis papanya. Di sini dia berhasil membangun apa yang kita sering sebut brand image. Tapi hampir semua keturunan lim seng tee ada kelainan obsesive compulsive sih, gak tau apakah ini menjadi salah satu pendukung sukses mereka.
So, sayang sekali tidak semua orang punya apa yang anda miliki. Bro Vintage, anda adalah salah satu yang berbakat. Kalau saya sendiri sih, kalau saya dulu gak kuliah, saya yakin sekarang saya akan kerja jadi admin di perusahaan gak jelas tanpa masa depan dengan gaji 2 juta sebulan. Karena saya tidak punya pendidikan dan relasi setelah lulus SMA. Sukses buat bro yah. Thanks for the chat.
Hi Baby. Kamu harus sadar kalau orang2 yang kamu sebutkan itu hidup di zaman yang sama sekali berbeda. Suatu kesimpulan yang terlalu cepat untuk kamu ambil. Btw, penjualan kredit itu bukan taktik marketing. Produsen - dealer - finance company adalah tiga pihak berbeda yang masing2 mau ambil untung.
Orang kaya adalah orang yang malas, itu betul. Ada lagi yang kurang, orang kaya bisa work smart, mau kerja keras, pandai membuat orang lain bekerja buat dia; supaya dia bisa santai di kemudian hari. Kemalasan itu menjadi pecutan buat dia. No pain no gain. Jangan gak sekolah yah. Sayang lo.
Share This Thread