Page 2 of 2 FirstFirst 12
Results 16 to 26 of 26
http://idgs.in/137217
  1. #16
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Quote Originally Posted by tgr-beng_beng View Post
    Indonesia bukan negara Islam!

    Memang faktanya ada FPI, ada partai PKS, tapi gua ga yakin hukum syariat di depan mata meskipun banyak ormas yang mendukung. Undang-undang yang baru dikeluarkan juga disesuaikan sama budaya Indonesia, tidak subyektif. Kalo syariat Islam di Aceh, lalu Banten ikut-ikutan sih itu otonomi daerah, sementara di Manokwari ada raperda pembinaan mental dan spiritual berbasis Injil. Gua ga yakin ni negara bakal jadi negara Islam, kecuali negara ini runtuh karena visi kita memang Bhinneka Tunggal Ika dan sesuai salah satu sila dalam pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa.
    Selama masih ada:

    Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa

    Pasal 29
    1. Negara berdasar atasu Ketuhanan YME
    2. Negara menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya itu

    Masa syariah di depan mata, ngawur ah.

  2. Hot Ad
  3. #17
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Akhirnya BI Rate Dipangkas, Jadi 9,25%



    JAKARTA - Bank Indonesia akhirnya memangkas suku bunga acuan BI rate. Langkah ini telah ditunggu-tunggu kalangan pebisnis dan para pemain di pasar keuangan.

    Dalam keterangan pers yang dipublikasikan Bank Indonesia, Kamis (4/12/2008), Dewan Gubernur BI memutuskan pemangkasan sebesar 25 basis poin. Dengan demikian, saat ini BI rate menjadi 9,25 persen, dari sebelumnya 9,5 persen.

    "Langkah ini diambil setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan dan prospek ekonomi dan keuangan, baik domestik maupun global," sebut keterangan pers yang dirilis Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas Dyah NK Makhijani.

    Kemarin, Bank Indonesia menyatakan suku bunga acuan BI Rate berpeluang turun akibat penurunan laju inflasi dan harga komoditas. "Saya melihat peluang BI rate turun itu ada. Tapi, kapan itu belum ditentukan. Apakah bulan ini atau bulan depan belum tahu. Namun, jelas ada tanda-tanda tingkat inflasi mulai turun," kata Deputi Gubernur Senior BI Miranda Swaray Goeltom di Jakarta.

    Miranda menuturkan penurunan bisa dilakukan karena inflasi di November lebih rendah daripada yang diperkirakan. Penurunan juga terjadi di harga komoditas, minyak dunia dan bahan bakar minyak dari Rp6.000 menjadi Rp5.500. Selain itu belanja negara dan belanja barang mewah juga mengalami penurunan.

    Pada 6 November lalu, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan BI Rate pada tingkat 9,5%. Keputusan tersebut diambil setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap perkembangan ekonomi dan keuangan, baik dalam negeri maupun luar negeri, serta arah perkembangan laju inflasi. (jri)

    http://economy.okezone.com/index.php...gkas-jadi-9-25

    Pelitnya.

  4. #18
    Ache's Avatar
    Join Date
    Oct 2008
    Location
    Center Crowd
    Posts
    238
    Points
    277.80
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    BI Juga Turunkan Suku Bunga Overnight



    JAKARTA - Untuk mengatasi permasalahan segmentasi di pasar uang antar bank (PUAB), Bank Indonesia memutuskan penurunan tingkat bunga fasilitas pinjaman harian (overnight) perbankan melalui transaksi repo dari BI rate plus 100 bps menjadi BI rate plus 50 bps.

    Langkah itu sekaligus menyesuaikan FASBI rate dari semula BI rate minus 100 bps menjadi BI rate minus 50 bps.

    "BI akan terus mengamankan stabilitas ekonomi melalui koordinasi dengan pemerintah untuk mencermati perkembangan perekonomian global, regional, dan domestik," sebut keterangan pers yang dirilis Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Humas Dyah NK Makhijani, Kamis (4/12/2008).

    Adapun dengan keputusan menurunkan BI rate ke level 9,25 persen, BI berharap dapat menjaga gairah di sektor usaha di tengah melesunya perekonomian global, dengan tetap menjaga stablitas makroekonomi.

    Target inflasi 2009 sebesar 6,5-7,5 persen diperkirakan akan tercapai dan bahkan terbuka kemungkinan untuk mendekati batas bawah.

    Laju inflasi November 2008 tercatat terendah dibanding bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Penurunan tekanan inflasi ini diperkirakan akan terus berlanjut pada 2009. (jri)

    http://economy.okezone.com/index.php...unga-overnight

    6 persen please..

  5. #19
    Menara_Jakarta's Avatar
    Join Date
    Aug 2008
    Location
    Menara Jakarta
    Posts
    1,890
    Points
    2,829.71
    Thanks: 0 / 7 / 7

    Default

    BI Rate Akhirnya Turun

    Kamis, 4 Desember 2008 | 13:28 WIB

    JAKARTA, KAMIS — Sesuai dengan harapan berbagai kalangan, Bank Indonesia akhirnya menurunkan suku bunga acuan, BI Rate, sebesar 25 basis poin, menjadi 9,25 persen.

    Keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia tersebut diambil setelah melakukan evaluasi yang menyeluruh terhadap perkembangan dan prospek ekonomi dan keuangan, baik domestik maupun global.

    "Dewan Gubernur memandang bahwa dampak krisis keuangan terhadap perekonomian global semakin nyata, seperti terlihat pada perkiraan pertumbuhan ekonomi dunia 2009 yang merosot dari 3,0 persen ke 2,2 persen, yang juga mulai terlihat pengaruhnya pada perekonomian nasional," sebut Direktur Direktorat Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI Dyah NK Makhijani dalam siaran pers BI, Kamis (4/12).

    Disebutkan, penurunan harga minyak dan berbagai komoditas telah mengurangi tekanan inflasi di dalam negeri. "Hal ini tecermin pada inflasi bulanan akhir-akhir ini yang terus menurun. Laju inflasi bulan November 2008 tercatat terendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun-tahun sebelumnya," tambahnya.

    BI memperkirakan, penurunan tekanan inflasi ini akan terus berlanjut pada tahun 2009. "Target inflasi 2009 sebesar 6,5 persen-7,5 persen diperkirakan akan tercapai dan bahkan terbuka kemungkinan untuk mendekati batas bawah," sebut Dyah.



    Sementaara itu, di sisi nilai tukar, BI menegaskan selalu berada di pasar untuk mengawal perkembangan nilai tukar melalui kebijakan stabilisasi di pasar valas guna mengurangi volatilitas rupiah.

    Adapun kinerja industri perbankan nasional secara umum tetap mantap, seperti tecermin pada berbagai indikator utama perbankan, seperti CAR dan NPL. Sementara itu, mulai terlihat adanya kecenderungan penurunan kredit perbankan.

    "Dengan mempertimbangkan perkembangan perekonomian domestik tersebut, keputusan untuk menurunkan BI Rate ke level 9,25 persen diharapkan dapat menjaga gairah di sektor usaha di tengah melesunya perekonomian global, dengan tetap menjaga stabilitas makroekonomi," demikian dikatakan Dyah.

    EDJ

    http://www.kompas.com/read/xml/2008/...Akhirnya.Turun

    Sayang tidak signifikan, tapi setidaknya ada penurunan BI Rate.
    Quote of the week:

    "Indonesia is on the move, get on board." — Forbes Asia
    "The optimist proclaims that we live in the best of all possible worlds; and the pessimist fears this is true." James Branch Cabell

    Vote for Komodo National Park:
    http://www.new7wonders.com/nature/en/vote_on_nominees/

  6. #20

    Join Date
    Sep 2008
    Posts
    85
    Points
    95.90
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    Mau Jatuh Cepat-Cepat atau Pelan-Pelan?
    Pondasi yang Rapuh, Bukan Konfiden yang Jatuh

    Catatan: Dahlan Iskan

    Baru satu hari pulang dari Tiongkok, Dahlan Iskan kemarin sudah berangkat ke Amerika untuk ikut rombongan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono menghadiri pertemuan puncak 20 kepala negara di Washington DC. Pertemuan ini untuk mencari solusi mengatasi krisis keuangan global saat ini. Berikut catatannya sebelum berangkat:

    SETELAH banyak kiat dijalankan di mana-mana dan hasilnya juga masih belum bisa meredakan krisis, para penganut aliran pasar bebas mulai unjuk gigi lagi: seharusnya negara jangan turun tangan. Biarkan pasar terjun bebas. Biarkan banyak bank kolaps. Biarkan banyak perusahaan bangkrut. Biarkan pasar modal mencapai titik terendahnya. Terjun bebas secara cepat lebih baik karena kita bisa segera tahu di mana titik terendahnya. Dari situ baru mulai dipikirkan lagi bagaimana bangun kembali. Daripada jatuh pelan-pelan, lama tapi akhirnya jatuh juga!

    Pendapat itu didasarkan pada kenyataan bahwa meski berbagai negara sudah melakukan bailout dalam jumlah yang belum pernah terjadi dalam sejarah, toh kesulitan tidak juga teratasi. Indeks harga saham masih terus merosot, termasuk setelah Amerika Serikat memilih presiden baru sekali pun. Ini berarti krisis sekarang ini memang benar-benar krisis yang terjadi akibat fondasi ekonomi yang rapuh. Bukan hanya karena rasa konfiden yang jatuh.
    Memang banyak negara sudah menginjeksikan uang rakyat ke berbagai lembaga keuangan. AS menggunakan dana USD 700 miliar yang berasal dari pembayar pajak alias rakyat. Dan karena negara itu sedang mengalami defisit yang terbesar dalam sejarahnya, maka pada dasarnya dana itu juga berasal dari pinjaman. Negara sudah meminjam uang begitu besar untuk menyelamatkan lembaga keuangan. Hasilnya belum kelihatan jelas. Bahkan kini sudah menjalar ke sektor riil. Pabrik mobil di sana sudah pula minta disuntik dana negara. Kalau permintaan ini dipenuhi, bagaimana dengan industri baja yang juga tinggal tunggu giliran saja untuk mengalami hal yang sama? Lalu bagaimana dengan industri kaca? Industri cat? Dan seterusnya.
    Dulu, pikiran untuk menginjeksikan uang negara ke lembaga keuangan tersebut didasari pada pemikiran agar kepanikan masyarakat bisa segera reda. Kepanikan itu dipicu oleh pernyataan bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan keuangan terbesar di dunia. Masyarakat panik karena "Lehman yang begitu raksasa saja bangkrut, bagaimana dengan yang lain?" Ini, kecil-kecilan, mirip dengan yang dialami Indonesia ketika krisis 1997 lalu. Saat itu, secara teori ekonomi (IMF) 16 bank swasta nasional harus ditutup. Jangan diinjeksi. Maka ditutuplah bank-bank itu. Ternyata "teori" tersebut meleset. Akibat penutupan itu, kepanikan memuncak. Pertanyaan semua orang waktu itu: besok bank yang mana lagi yang ditutup? Lusa yang mana lagi?

    Begitulah seterusnya hingga akhirnya toh pemerintah harus memberikan jaminan kepada kalangan perbankan. Jaminan itulah yang kemudian ternyata juga salah: pemilik uang di bank itu ternyata para pemilik bank itu sendiri. Akibatnya, pemerintah harus menginjeksi para penabung yang pada dasarnya pemilik bank itu sendiri.

    Pemerintah AS juga berpikiran bangkrutnya Lehman Brothers pelajaran berharga. Kebangkrutan itu ternyata disusul dengan kepanikan dan dampaknya berupa turunnya rasa percaya diri yang luar biasa. Harga saham terus merosot. Kehilangan uang di pasar modal ternyata lebih besar dari nilai yang harus dibayar seandainya Lehman Brothers diinjeksi uang negara.
    Memang setelah injeksi diberikan oleh pemerintah, rasa percaya diri mulai pulih. Tapi, rasa percaya diri saja ternyata tidak cukup. Toh, harga saham terus merosot. Perusahaan yang terancam bangkrut terus membesar. Kini mulai dibahas: sampai berapa besar injeksi harus diberikan? Apakah kalau kebijaksanaan injeksi itu diteruskan, apakah ada dana yang cukup? Apa kriteria yang bisa diinjeksi dan yang tidak? Bahkan jangan-jangan, semuanya itu seperti "sumur tanpa dasar". Siapa yang bisa menimbunnya? Maka mulailah dibicarakan perlunya diberlakukan undang-undang darurat. Berarti Amerika memang sangat gawat.

    Kalau saja UU darurat itu benar-benar diwujudkan, kita juga belum tahu skenario seperti apa yang akan dilakukan: biarkan terus bebas dengan cepat, atau terjun pelan-pelan tapi akhirnya jatuh juga, atau ada revolusi baru di AS?
    Memang segera diadakan pertemuan puncak para kepala negara di Washington minggu ini untuk membicarakan itu. Tapi dari pengalaman-pengalaman yang lalu, tidak mungkin juga pertemuan dua hari itu akan bisa mencari solusi, apalagi sampai bisa menentukan roadmap (program nyata yang bisa dijalankan dengan jadwal yang jelas dan ketat). Kawasan Eropa akan menyelamatkan benuanya sendiri. Amerika Utara juga begitu. Bagaimana Asia?
    Tiongkok sudah punya program besar. Meski masih digolongkan negara miskin tapi Tiongkok uangnya banyak. Cadangan devisanya USD 2 triliun. Terbesar di dunia. Indonesia hanya punya USD 50 miliar. Tidak bisa diapa-apakan. Karena itu Indonesia, harus mengandalkan kekuatannya sendiri. Tidak bisa berharap sama sekali dari bantuan siapa pun. Termasuk bantuan dari Barat dan Tiongkok. Masing-masing punya kesulitannya sendiri.
    Tiongkok bisa mengalami PHK sampai 30 juta orang. Sepertiga pabrik bajanya sudah tutup. Tapi, selama 10 hari saya keliling Changsha, Wuhan, Hangzhou, Shaoxing dan Tianjin minggu lalu, saya lihat belum ada kepanikan yang nyata. Apalagi Tiongkok sudah menetapkan bagaimana agar 30 juta orang itu bisa dapat pekerjaan. Caranya: pemerintah akan mengalokasikan dana pembangunan infrastruktur sebesar USD 500 miliar. Ini sama dengan empat tahun APBN Indonesia! Itu baru dana daruratnya saja. Belum APBN-nya sendiri.

    Kita, sebagaimana dikemukakan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dalam pertemuan dengan pengusaha di Istana, Rabu sore, memang sudah menegaskan untuk tidak akan hanya mengandalkan turun tangannya asing. "Asing tetap kita cari terus, tapi kekuatan dalam negeri sendiri yang harus bangkit," katanya.

    Presiden menyebut adanya dana Rp 90 triliun yang sekarang nganggur di bank-bank milik provinsi. "Kita ini ngemis ke mana-mana untuk dapat uang satu-dua triliun. Bagaimana kita sendiri ternyata punya uang Rp 90 triliun yang dinganggurkan," katanya.

    Wapres Jusuf Kalla, yang selama presiden melawat ke berbagai negara, ditugasi untuk merumuskan dan menjalankan program krisis ini diminta untuk sudah menyelesaikan semua itu sebelum presiden pulang.
    Tentu juga soal suku bunga kita sendiri. Akankah juga harus tidak turun?
    Sudah sebulan ini, setiap hari ada saja berita, negara mana yang menurunkan suku bunga. Menurunkan suku bunga memang menjadi salah satu senjata untuk menanggulangi akibat krisis global. Karena itu gerakan menurunkan suku bunga dilakukan hampir semua negara. Kecuali Indonesia, tentunya, dan beberapa negara lagi.

    Persentasi penurunannya pun tidak lagi 0,25 persen seperti kebiasaan di masa stabil, tapi ada yang langsung 0,5 persen. Bahkan ada yang sampai 1,5 persen. Inggris menurunkan suku bunganya dari 4,5 persen langsung menjadi 3 persen. Suku bunga di AS, rata-rata kini tinggal 0,3 persen. Bandingkan dengan masa sebelum krisis yang sampai 2,5 persen.
    Indonesia masih bertahan dengan suku bunga 9,5 persen karena, menurut pemerintah, untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah. Kalau suku bunga diturunkan, khawatir rupiah kurang menarik sehingga banyak orang yang akan mengalihkan uangnya ke dolar AS. Kalau itu sampai terjadi akan semakin membuat nilai rupiah merosot. Inflasi (harga-harga barang) akan naik pula.

    Begitu drastisnya penurunan suku bunga di banyak negara itu, sampai-sampai para ahli kini mulai membayangkan sebuah dunia dengan suku bunga 0 persen. Ini hampir sama artinya dengan dunia tanpa bank.

    Jepang pernah membuktikan bagaimana hidup dengan bunga 0 persen selama enam tahun, sejak menjelang tahun 2000. Sejak dua tahun lalu suku bunga di Jepang mulai naik menjadi 1 sampai 1,5 persen, namun karena terjadi krisis lagi kembali diturunkan menjadi rata-rata tinggal 0,5 persen. Langkah me-0-kan suku bunga waktu itu sebagai cara untuk tetap membuat ekonomi berjalan, sambil menunggu sembuhnya dunia perbankan.
    Meski langkah itu membuat pertumbuhan ekonomi Jepang sangat lambat (hanya 1-2 persen per tahun selama lebih 10 tahun), tapi dianggap bisa menyelamatkan ekonomi negara. Terbukti Jepang tidak sampai ambruk. Statusnya sebagai negara terkaya ke-2 di dunia masih terjaga. Dalam kasus Jepang, pertumbuhan ekonomi 0 persen pun hanya berarti negara itu tetap kaya raya.**
    Link : http://pontianakpost.com/index.php?m...detail&id=9264

    Komentar :
    Mungkin suatu teori yang benar dimana Penanaman Modal Dalam Negri juga begitu besar, ini dibuktikan dengan rekonsiliasi penerimaan DPK yang berbanding tidak seimbang dengan Pengucuran kredit di Tanah Air

  7. #21
    DoOs_101's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Jakarta
    Posts
    2,371
    Points
    3,181.21
    Thanks: 0 / 9 / 8

    Default

    Quote Originally Posted by rashiqah View Post
    Link : http://pontianakpost.com/index.php?m...detail&id=9264

    Komentar :
    Mungkin suatu teori yang benar dimana Penanaman Modal Dalam Negri juga begitu besar, ini dibuktikan dengan rekonsiliasi penerimaan DPK yang berbanding tidak seimbang dengan Pengucuran kredit di Tanah Air
    Yang di maksud Dahlan adalah matematika kalkulus 2... Derivatif adalah rate of change, dipakai di pakar ekonomi untuk menganalisa growth trend. Anak SMA dah diajarin kyk ginian biasanya... gak usah pake program computer ekslusif, hal tersebut bisa dikembangi lewat Visual Basics EXCELL 03-07.

    Kalkulus bisa dibilang one of the 21st century greatest achievements, hampir semua perkembangan menggunakan kalkulus, berupa Teknik Industry, Aerodynamics, Business, Economics, Finance, Electrical engineering, Chemical engineering, dll......

    Konsep tersebut dipakai di bidang Finance advance level, dan tidak dipakai patokan selamanya, karena membutuhkan statistik, dimana akan ada margin uncertainty besar, sehingga data yg di produce kurang akurat.
    Last edited by DoOs_101; 05-12-08 at 13:45.
    Quotes of the week:
    "He vanishes only to return as a tyrant."


  8. #22
    Antasari_Azhar's Avatar
    Join Date
    Sep 2008
    Location
    Kantor KPK dan Rumah Rhani
    Posts
    276
    Points
    422.00
    Thanks: 3 / 6 / 5

    Default

    Econit: Penurunan BI Rate Agar Diikuti Kebijakan Fiskal


    Jakarta, (ANTARA News) - Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) harus juga diikuti kebijakan fiskal dan perdagangan sehingga efektif mengangkat sektor riil, kata pengamat ekonomi dari Econit Advisory Group Henri Saparini..

    "Tidak dapat cukup dengan pemangkasan suku bunga, tetapi secara menyeluruh dari semua sisi," katanya di Jakarta, Jumat.

    Ia menjelaskan dalam kondisi seperti saat ini ini tekanan terhadap perekonomian nasional makin kuat seiring dengan krisis keuangan global.

    Untuk itu katanya, agar sektor riil bisa bergerak tidak bisa dilakukan secara parsial dengan hanya menurunkan suku bunga tetapi harus ada kebijakan yang memihak kepada dunia usaha secara bersamaan.

    Pada Kamis (4/12) Dewan Gubernur BI memutuskan menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin (0,25) menjadi 9,25 persen dari sebelumnya 9,5 persen.

    Keputusan itu diharapkan dapat menjaga gairah di sektor usaha di tengah melesunya perekonomian global, dengan tetap menjaga stabilitas makro.

    Menurut Henri yang juga Direktur Pelaksana Econit ini, perlu solusi komprehensif mengatasi masalah di sektor riil demi menghambat gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sudah mulai bergulir.

    Ia berpendapat, melanjutkan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) seperti premium dan solar, akan sangat membantu industri untuk kembali meningkatkan kapasitas produksi, meskipun belum bisa maksimal.

    "Ini akan cukup menolong perusahaan untuk tidak melakukan pengurangan karyawan," ujarnya.

    Dari sisi kebijakan perdagangan, sudah saatnya pemerintah serius menghilangkan mengatasi maraknya barang-barang impor, maupun barang-barang illegal sehingga daya saing produk lokal terjaga.

    Sedangkan dari sisi fiskal, pemerintah juga harus berpihak kepada industri dalam negeri dengan menurunkan bea masuk bahan baku industri sehingga kapasitas produksi terutama orientasi ekspor bisa dipertahankan.

    "Kita yakin, jika seluruh kebijakan dijalankan pemerintah secara bersamaan (moneter, fiskal, dan perdagangan), dunia industri diharapkan tidak dengan mudah mengurangi karyawan," ujarnya.

    Henri menuturkan, jumlah PHK saat ini lebih besar dari yang diumumkan pemerintah, padahal struktur biaya tenaga kerja hanya sekitar 10-15 persen dari struktur total biaya suatu perusahaan.

    "Jadi, jika suatu persuahaan terpaksa melakukan PHK mengindikasikan bahwa perusahaan itu memasuki tahap yang paling sulit, karena biaya tinggi," ujarnya.(*)

    http://antara.co.id/arc/2008/12/5/ec...ijakan-fiskal/

    Perlu kebijakan yang tepat untuk memperkuat sektor riil...

  9. #23
    DoOs_101's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Jakarta
    Posts
    2,371
    Points
    3,181.21
    Thanks: 0 / 9 / 8

    Default

    Pajak perlu diturunin memang, saat ini pajak buat usaha di bagi sesuai revenue atau constant?
    Quotes of the week:
    "He vanishes only to return as a tyrant."


  10. #24
    DoOs_101's Avatar
    Join Date
    Oct 2006
    Location
    Jakarta
    Posts
    2,371
    Points
    3,181.21
    Thanks: 0 / 9 / 8

    Default

    "Exchange rates is the greatest cause of social and economic inequality in the world, it promotes unfair trading, and above all, creates value upon an artificial notion that does not exist in reality."

    Dalam global currency exchagne market, demand adalah "crucial force in value determination". Now face this, who controls more than half the global market, controls the "demand", and thus controls the progress over the global market.

    Yah kalian sudah tau sp yg memegang majority di global market.

    Selama pemerintah masih bertugas untuk menjaga usd to rupiah di sekitar RP9000, kita gak perlu cemas.
    Quotes of the week:
    "He vanishes only to return as a tyrant."


  11. #25
    tgr-beng_beng's Avatar
    Join Date
    Nov 2008
    Posts
    159
    Points
    207.90
    Thanks: 0 / 0 / 0

    Default

    BI Rate Turun, Bunga Kredit Tak Bergerak
    Jumat, 5 Desember 2008 | 09:52 WIB



    JAKARTA, JUMAT - Masyarakat belum boleh menyambut gembira kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan bunga acuan BI rate. Kemarin, BI menurunkan BI rate 0,25 persen atau 25 basis point menjadi 9,25 persen.Persoalan belum selesai. Kini, mari kita mendesak para bankir agar mau menurunkan bunga kreditnya.

    Seperti biasa, setiap kali bank sentral menurunkan bunga acuan, reaksi pertama para bankir adalah menurunkan bunga simpanan. Dengan cepat berbagai bank akan menurunkan bunga deposito maupun bunga tabungan,, Bunga kredit, seperti Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau modal kerja, ya nanti dulu.

    Para bankir punya segudang alasan menunda penurunan bunga kredit. Wakil Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmaja, misalnya, menegaskan bahwa penurunan BI rate 0,25 persen tak cukup bagi bank untuk mengubah bunga kredit. "Itu belum signifikan," kata Jahja.

    Demikian pula dengan Direktur Utama Bank NISP Pramukti Surjaudaja. Ia melihat penurunan BI rate ini cuma bersifat psikologis. "Semoga saja efek psikologis ini bisa diikuti dengan efek nyata," ujarnya. Tetapi ia tidak yakin bahwa bank akan langsung mengurangi bunga kredit. Alasannya sungguh klasik, bank masih perlu waktu untuk melakukan penyesuaian.

    Bagi Direktur Treasury dan Internasional PT BNI Tbk Bien Soebiantoro, BI rate turun berarti acuan bagi bunga simpanan juga ikut turun. Karenanya bank akan segera menurunkan suku bunga simpanan sehingga biaya bank turun. Setelah biaya dana turun, "Selanjutnya pasti akan bunga kredit turun," kata Bien.

    Ini sebetulnya memprihatinkan. Tengok saja selisih rata-rata bunga deposito dan bunga kredit yang mencapai 5,28 persen. Net interest margin (NIM) sebesar ini adalah salah satu yang tertinggi di dunia. Perbankan kita mana mau peduli soal ekonomi bergulir atau tidak. Yang penting, ya untung sendiri dulu.

    http://www.kompas.com/lipsus122008/s...t.Tak.Bergerak

    Apa BI tidak bisa menegur bank-bank ini ?

  12. #26
    luna_croz's Avatar
    Join Date
    Oct 2007
    Location
    Void!!
    Posts
    6,132
    Points
    14,571.06
    Thanks: 18 / 128 / 81

    Default

    Quote Originally Posted by tgr-beng_beng View Post
    Indonesia bukan negara Islam!

    Memang faktanya ada FPI, ada partai PKS, tapi gua ga yakin hukum syariat di depan mata meskipun banyak ormas yang mendukung. Undang-undang yang baru dikeluarkan juga disesuaikan sama budaya Indonesia, tidak subyektif. Kalo syariat Islam di Aceh, lalu Banten ikut-ikutan sih itu otonomi daerah, sementara di Manokwari ada raperda pembinaan mental dan spiritual berbasis Injil. Gua ga yakin ni negara bakal jadi negara Islam, kecuali negara ini runtuh karena visi kita memang Bhinneka Tunggal Ika dan sesuai salah satu sila dalam pancasila, Ketuhanan yang Maha Esa.
    g jg tau ini bukan.. tapi sedang bergerak menuju arah sana..
    secara teori anak sd pun tau negara kita berdasar ketuhanan yg maha esa..
    tapi secara praktek? liat lapangan aja.
    http://bit.ly/n86th7

    Graboid free download HD movies

Page 2 of 2 FirstFirst 12

Posting Permissions

  • You may not post new threads
  • You may not post replies
  • You may not post attachments
  • You may not edit your posts
  •