selalu saja terlambat.
apa" baru d kasusin di kemudian hari. bingung jadinya...
contoh kek kontrak freeport ama migas apa tuh lupa namanya. pemerintah mau re kontrak. tp belom ada kemajuan. ini gimana ? sampai kapan ?
rakyat sudah susah....serasa d persusah lagi hidupnya.
wahhh..
gag bisa lagi donk nonton film hollywood..
aduh2, ini pemerintah sensi amat..
mau dibuat kemana anak muda zaman sekarang kalo nonton film?
mau nonton film Indonesia?
belum mulai filmnya pun udah tau ceritanya..
kecewa saya..
SELAMA MENONTON FILM2 HOROR BOKEP ALA INDO DEH DAN CINTA2 YG GK JELAS ALA INDONESIA .. SELAMA PLG LAMBAT 1 TAHUN KE DEPAN .. sok2an naikin pajak ,, film bagus gitu mah aturan pajak kecil jg gpp,, toh, dalam setahun terdapat lebih dari 300an dibanding indo yg jumlahnya tdk pernah lebih dari 100 - 150 .. gila ini mah .. !!
pemerintah kan seneng liat rakyatnya susah,, itu malah jadi lahan korupsi dan politik baru .. damn !!
Last edited by luna_croz; 27-02-11 at 10:37.
ini sih parah.. aturan tahun ini film nya lagi bner2 pada bagus smua ~_~
o ia
katanya SBY mau majuin film indo
keknya da ada gosip 21 dan Blitz akan gulung tikar
gmn film indo bs diedarin..
ga kira2 kalo mau bikin keputusan
payah ini sosoan gedein paak jadinya gak ada film hollywood kasian 21nya udah beli hak tayang film mahal2 payah ini mikir belum mateng pemerintah
Selama dvd bajakan ada dan masi bisa download film2 itu,, gw sih ga masalah![]()
kalo Amerika Hollywood India Bollywood Indonesia semrawood...
hahaha
beli bajakan salah satu solusi
gini nih malah pada bangkrut negara juga ga dapat pajak
mulai skrang pada pindah aje
donlod donlod di internet
gk ush di bioskop
biar tau rasa itu pemerintah
ttep gak dapet penghasilan
![]()
apa cba yng di pkirin pemerintah indo
mlh ngurusin hal yng ga usa di urusin kek gni --a
bknnya hal lain yng lbi pnting...
Jakarta - Kabar mengejutkan datang dari bisnis perfilman di Indonesia. Industri film terbesar di dunia, Hollywood memutuskan untuk berhenti mengedarkan produksi film mereka di Indonesia.
Artinya tidak akan ada lagi film asing yang diputar di bioskop-bioskop Indonesia. Hal tersebut dikatakan Juru Bicara 21 Cineplex Noorca Masardi saat berbincang dengan detikhot via ponselnya, Jumat (18/2/2011) malam.
Menurut Noorca aksi mereka dilatarbelakangi kebijakan pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bea Cukai yang memberlakukan beban bea masuk atas hak distribusi film impor. Ini artinya, pemerintah menambah beban biaya film asing yang ingin masuk ke Indonesia.
"Tindakan mereka menentang kebijakan baru dari Dirjen Bea Cukai yang membebankan bea masuk atas hak distribusi film impor. Karena menurut mereka itu adalah itu sesuatu tidak lazim dan tidak pernah ada di industri film manapun di dunia," kata Noorca.
Noorca menjelaskan secara mudah, sebelumnya ada 3 tentuan produsen film asing yang ingin menayangkan filmnya di bioskop Indonesia.
Pertama, mereka harus membayar bea masuk barang berupa copy pita film ke Indonesia. Pajaknya berupa PPh dan PPn sebesar 23,75 persen dari nilai barang.
"Setelah ditayangkan dibioskop, mereka harus membayar PPh (Pajak Penghasilan) dari keuntungan eksploitasi film mereka yang diputar di Indonesia," lanjutnya.
Ketiga, produsen film tersebut juga ada beban pajak tontotan terhadap Pemerintah Kota atau Kabupaten. Besarnya 10 sampai 15 persen dari keuntungan penjualan tiket.
"Itu wajar. Sekarang yang tidak wajar adalah pemerintah membebankan pajak baru berupa bea masuk atas hak distribusi yang besarnya sama, 23,75 persen atas nilai barang. Ini tidak ada di negara mana pun," jelasnya.
Maka itu, selama pihak Dirjen Pajak tetap memberlakukan pajak tersebut, Hollywood tidak akan mengedarkan produksi filmnya di Indonesia. "Ini akan selama-lamanya, selama pihak Dirjen Pajak tidak lunak," papar Noorca.
Keputusan Hollywood tidak lagi mengirimkan produksi filmnya mulai Kamis (17/2/2011) . Sedangkan film yang sudah terlanjur di putar, akan ditarik dari peredaran.
Distribusi Film Eropa, Mandarin dan Bollywood Juga Distop ke Indonesia
Jakarta - Penerapan peraturan baru tentang impor film asing yang dilakukan Dirjen Pajak juga berpengaruh kepada peredaran film Eropa, Mandarin, dan India atau Bollywood. Pihak importir film Indonesia ogah mendatangkan film-film tersebut.
Ikatan Perusahaan Film Impor Indonesia (IKAPIFI) mengamini langkah Hollywood menghentikan pasokan film ke Indonesia. IKAPIFI pun akan berhenti mengimpor film dari Eropa, Mandarin, India dan film-film dunia lainnya.
"Karena yang mereka impor itu bukan hanya film Hollywood saja, tapi film Mandarin, India, dan lain-lain. Semua film di dunia, termasuk film independen. Film-film itu akan terkena pajak seperti itu juga," kata Juru Bicara 21 Cineplex Noorca Masardi saat berbincang dengan detikhot via ponselnya, Jumat (18/2/2011) malam.
Mewakili 21 Cineplex, Noorca mengaku prihatin dengan kebijakan Dirjen Pajak. Namun ia tidak lantas menyahkannya, Noorca dan teman-temannya di IKAPIFI hanya bisa berharap Dirjen Pajak bisa mendengarkan keinginan dari Motion Pictures Association (MPA).
"Menghadapi hal seperti ini, kami merasa sangat prihatin. Hanya berharap dan berdoa, mereka datangkan kembali. Tapi kami juga berharap Dirjen Pajak dalam hal ini bea cukai meninjau kembali keputusannya," papar Noorca.
sumber: Detik.com
busuk dah ntr film nya ngebosenin..
untung film2 asia masi boleh
Share This Thread