kapan nih lanjutannya ??
btw gw juga bikin fanfic
nih linknya
http://www.indogamers.com/f399/fun_f...er_nunu-73186/
kapan nih lanjutannya ??
btw gw juga bikin fanfic
nih linknya
http://www.indogamers.com/f399/fun_f...er_nunu-73186/
wow.. heros fav gw d angkat k crita![]()
angkat k novel donk..hohoho
tiap part bagian na dikit, harus d bykin donk, biar seru ::bat::
Part – 4 Pengkhianatan seorang elf
Aku merasa tertantang dengan tugas yang diberikan. Dengan segera, aku meminta 50 ekor ghoul dan 75 ekor necromancer, untuk membantu penyeranganku. Saat aku tiba di dekat area elf itu, aku mengamati keadaan pasukan di camp itu. Siapa gerangan yang memimpin pasukan di camp itu?, ternyata yang memimpin pasukan di camp itu adalah Mortred dan saudarinya, yang bernama Shendelzare Silkwood. Aku samar-samar mendengar percakapan mereka
“ Mortred, apakah kita tidak segera menyerang scourge sekarang?, aku dengar mereka memiliki seorang jendral baru. Aku juga mendengar dari para scout, bahwa jendral baru mereka bias dikatakan kuat. Apakah kita yakin menang?, perlukah aku meminta bantuan dari Ulfsaar yang tinggal di dekat sini? “
“ Hmmm, tidak perlu, cakramku ini pasti bias membunuh pasukan scourge beserta jendral baru itu tanpa bantuan dari Ulfsaar yang hebat itu. Apakah kau lupa, cakramku ini hasil leburan daripada dua buah BurizaDoKyanon?, Furion juga salah memintamu membantuku…. “
“ Tapi Mortred, kita adalah saudara?, janganlah kau sombong begitu…. “
Ulfsaar kata mereka?, aku tak akan membiarkan mereka memanggil bantuan dari beruang haus darah itu. Aku mengenal baik Ulfsaar saat aku masih manusia. Ulfsaar bias dengan mudah mencabik-cabik badan Leviathan yang keras itu, hingga sisik Leviathan hancur dan kabur dari kejaran kami. Aku juga tak akan membiarkan kesombongan Mortred terus membuatnya berada di dalam kepalanya.
Tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung menyerbu membabi-buta kearah camp itu, bersama dengan pasukan yang kubawa. Dengan sigap, aku melempar palu kea rah Mortred, dan dia terlempar sejauh delapan meter kebelakang. Melihat itu, Shendelzare langsung berlari ke atas menara dan meniupkan terompet tanda menyerang. Dengan bunyi sekeras itu, para pasukan elf yang terdiri dari treants, para druid dan archer menyerangku. Namun panah dari para archer dengan mudah kubelah menjadi berkeping-keping, atau ku tepis dengan tamengku. Tak dihindari juga, para ghoul dan necromancer juga membantuku.
“ Kraaaah, Mor…tred…., lawan…., aku…. “
“ DASAR UNDEAD TERKUTUK!!!!, hiaaaaa….!!!! “
*CRIING*
Sabetan cakram Mortred dengan mudah kutepis dengan pedangku, dan terjatuh ke tanah. Dengan mudah, kuangkat tubuhkecilnya dengan tangan kiriku. Aku merasakan kebencian yang teramat dalam dari mata Mortred. Saat aku hendak menusukkan pedangku kea rah leher wanita ini, tiba-tiba terdengar suara Lich King.
“ Wahai Leoric, janganlah kau bunuh Mortred. Aku punya suatu rencana. “
Aku dengan patuh menjatuhkan tubuh kecil Mortred. Tiba-tiba Mortred berbicara sendiri, dan yang pasti dia sedang bernegosiasi dengan Lich King, sama seperti aku. Tak lama kemudian, Mortred menjerit, dia dengan segera mengambil cakramnya yang berada di atas tanah. Namun tiba-tiba….
“ Mortred, sadarlah, Lich adalah penghasut yang ingin memecahbelah kita, dan menghancurkan kita. Mortred, jangan terima apapun yang dikatakan oleh Lich!!!! “
Aku berpikir sejenak, sepertinya Shendelzare mengerti, apa yang sedang dialami Mortred. Sungguh kuat ikatan persaudaraan elf, namun aku mengerti, kalau ucapan Shendelzare adalah penghalang bagiku untuk membalas dendam. Dengan segera aku berjalan kea rah Shendelzare yang sedang berada di pinggir Mortred. Akupun mengangkat dan melemparnya ke belakang sejauh empat meter, agar kami bias berduel dengan leluasa di sana.
“ Undead terkutuk, apa yang kau lakukan pada saudariku, akan kubunuh kau, hiaaa!!!! “
Shendelzare menembakkan sebuah cahaya putih dari senjatanya ke arahku dengan cepat. Namun cahaya itu bisa dengan mudah kubelah. Namun, dengan sigap pula ia melompat ke atas pundakku. Aku tak mau kalah, kuraih tubuhnya dan kubanting tubuhnya kearah bebatuan besar di depanku, namun dengan secepat kedipan mata, dia menggunakan ilmunya, dan menukar posisi kami, sehingga aku yang menabrak bebatuan besar itu hingga hancur. Lagi-lagi ia menembakkan cahaya itu, tak ayal lagi aku langsung terkena dan pusing. Aku melihat dia dengan segera mendekatiku dan ingin memotong leherku, namun tiba-tiba….
*CROOOT!!!!*
Aku melihat tubuh Shendelzare terbelah menjadi dua. Aku melihat, pembunuhnya adalah saudarinya sendiri, yaitu, Mortred. Rupanya Mortred sudah berada di pihakku sekarang. Setelah dia membelah Shendelzare, dia dengan lembut membantuku berdiri. Aku jadi teringat sekejap kepada Rylai…., Mortredpun berkata
“ Aku tahu, kau bernama Leoric bukan?, jangan khawatir, aku di pihakmu sekarang, aku juga tahu penderitaanmu. Mari, kita berkoalisi mulai sekarang. “
Huh, pintar juga Lich King, dia berhasil menghasut salah satu jendral veteran dari ras elf, yang sudah ber abad-abad bermusuhan dengan Lich King. Lalu, terdengar oleh kami suara rintihan Shendelzare….
“ Morr…MORTRED!!!!!, teganya kau…, membunuhku, saudarimu sendiri…., dan….mengkhianati Furion…, aku akan membalas….perbuatanmu….. ”
Sebelum Shendelzare menyelesaikan ucapannya, Mortred dengan cepat memotong lehernya. Aku melihat sekitar, rupanya camp ini sungguh menyedihkan. Dengan mudah aku hancurkan, padahal aku hanya membawa jumlah pasukan yang sangat minimalis. Aku juga melihat, tubuh para elf, tak terkecuali Shendelzare di makan oleh para ghoul. Akupun langsung menyarungkan pedangku di punggungku, lalu Mortred dengan lembut menyentuhku dan mengatakan….
“ Leoric.., mari kita kembali ke markas baru kita…. “
Huh, dia berubah menjadi lembut, tidak sesombong tadi. Namun, aku tidak berpikir banyak lagi, karena dia adalah teman senasibku sekarang. Namun, tiba-tiba langit menjadi gelap, dan ada suara, yang berbahasa elf, dimana aku tidak mengerti apa yang dibicarakan. Namun, tiba-tiba muncul bulan sabit, dan cahayanya langsung menerangi mayat Shendelzare, dan….
TO BE CONTINUED
kalo mau tebak, shandelzare silkwood berubah jadi Vengeful Spirit, roh yg menyimpan dendam gt y ?
akhir2 nie di general discusion jadi banyak amat cerita2 gini
tapi keep post lah
creative ko
ah . ayolah kk . bagus tuh ceritanya![]()
HERO DOESNT KILL HIS/HER ENEMY REMEMBER IT :p
wah bulan sabit..
Luna dateng yah,,,,,,,,,,,,,,,
hhehe.... kreatif2... jadi dapat inspirasi.. huhuuhu...
iya juga ya, di general discussion jadi lebih banyak story nya hahaha.... ups... jangan ketawa gede2, takut om master marah, tar dipindahin lagi, kan tempat nongkrong fav gua sejak dulu ya di general discussion....
good work guys..
kurang seru seh..
gw lebih suka cerita2 yg "nyerempet2" dikit
nice story!!
btw is what reason mortred betraying sentinel anyway??
is there any specific reason or just because of lich king whisper?
what did the lich king offer to mortred as an agreement??
still confuse >.<
but i'll wait for the next chapter dude
keep up the good work!!
PUBLIC:Serenity99
Behind A Thorny Path There Lies A Path Of The King
dah2 lanjut dah shan
gwa dah nunggu ene
Part – 5 Sahabat perang yang baru, serta camp yang baru
Tiba-tiba langit menjadi gelap, dan ada suara, yang berbahasa elf, dimana aku tidak mengerti apa yang dibicarakan. Namun, tiba-tiba muncul bulan sabit, dan cahayanya langsung menerangi mayat Shendelzare, dan para ghoul yang sedang menyantap sisa-sisa tubuh Shendelzare tiba-tiba mati begitu saja terkena sinar itu. Saat itu pula, kulihat ketakutan terpancar dari wajah Mortred, saat itu juga aku bertanya pada dirinya….
“ Mor….tred…., kraaah, suara….sia…..pa…..itu….? “
Dengan nafas yang terputus-putus, dan wajah yang penuh ketakutan Motred menjawab pertanyaanku….
“ Itu suara Dewi Elune, beliau pasti mengawasi kita daritadi. Dia pasti memiliki suatu rencana…., dia… “
Sebelum Motred menyelesaikan perkataannya, tiba-tiba dari sisa tubuh Shendelzare bangkit sesosok arwah, yang lama-kelamaan berwujud seperti Shendelzare sendiri. Arwah itu memandang kami dengan sinis, serta mengeluarkan geraman yang terdengar sangat ganas. Lalu, arwah itu menghilang begitu saja, entah emana, diikuti menghilangnya bulan sabit mistis di langit. Aku yang tidak tahu menahu soal Dewa maupun Dewi bangsa Elf hanya terbengong-bengong, tidak seperti Mortred yang ketakutan. Mortredpun dengan segera memberiku isyarat untuk pulang ke camp Scourge.
Beberapa saat kemudian, kami telah tiba di camp scourge. Setiba di camp scourge, Lich King mengatakan sesuatu padaku….
“ Leoric, tugas pertamamu sudah berjalan dengan lancar, aku sudah mempercayai kekuatanmu. Sekarang, kau dan Mortred adalah jendral di pasukanku, untuk selamanya, huahahahahaha..... “
Tawa Lich King yang terakhir terdengar begitu licik di telingaku, namun aku tak mengerti apa yang dirasakan Mortred. Bahkan, ia terlihat sulit beradaptasi di camp barunya, dia segera mencari hutan, untuk tempat tinggalnya. Aku hanya berpikir, dia pasti sulit untuk meninggalkan area pepohonan, yang selama ini sudah menjadi rumah kesayangannya.
Sejenak kemudian, aku melamun. Aku samar-samar mendengar suara Davion. Aku juga membayangkan, sosoknya waktu dia masih anak-anak, saat pertama kali ia kudidik mengayunkan pedang. Namun, lamunanku pecah dengan cepat, karena aku mendengar namaku di sebut oleh beberapa jendral veteran Scourge, yang berada di belakangku.
“ Hai, kudengar kau bernama Leoric ya?, huahahaha, jadi kau bangga dengan kemenangan pertamamu?, huh.... “
Kulihat makhluk berbentuk laba-laba itu menertawakanku. Aku juga merasa bahwa dia sedang mengintimidasi diriku. Tanpa pikir panjang, aku menjawab perkataannya....
“ Kraaah, ja....di...., kau pikir...., laba-laba sepertimu...., sudah cu....kup kuat un....tuk.... menantangku....? Kraaah, aku....tidak....takut.... “
Mendengar ucapanku, makhluk itu dengan segera mengeluarkan duri-duri panjang, yang kira-kira berukuran satu meter dari kulitnya yang sudah terlihat tebal itu. Tanpa pikir panjang, aku juga mengambil pedang yang ada di punggungku. Aku siap menyerang da diserang oleh makhluk jelek itu. Pertama, dia memukul tanah, dan mengeluarkan duri-duri berarah vertikal setinggi dua meter kearahu dengan cepat. Aku dengan segera membelah duri yang ada di depanku sambil mengelak ke belakang. Makhluk itu terlihat makin marah. Dia menggeleng-gelengkan epalanya seperti banteng ganas.
Setelah menggeleng-gelengkan kepalanya, dia menyemburkan kilat berwarna hijau ke arahku. Kilat itu kutepis dengan tamengku, dan menghilang. Makhluk itu semakin marah, dia tiba-tiba menghilang entah kemana. Saat kulihat sekitar, para ghoul, dan jendral lain memandang duel kami, sambil bersorak-sorak. Terlihat pula, ada beberapa jendral yang bertaruh atas pertarungan kami, dengan taruhan barang-barang sejenis Crystalis, Helm of Dominator, dan barang lain yang tak pernah kulihat.
Tiba-tiba kurasakan hawa pembunuh di belakangku. Dengan segera kuayunkan pedangku ke arah belakang, dan benar saja, makhluk itu ada di belakangku, siap menerkamku dengan kedua tangannya yang tajam seperti pisau, namun tertepis oleh ayunan pedangku. Dia terlihat lebih marah, namun, aku dengan segera menyerangnya dengan pedangku. Kupatahkan duri-duri dari kulitnya, namun usahaku sia-sia. Dalam hitungan detik, duri-duri itu tumbuh kembali seperti semula. Dan apa yang terjadi?. Tanganku tertancap oleh duri yang baru saja kupotong. Tanpa banyak pikir, kucabut duri itu, dan benar saja, lubang di tanganku ternyata cukup dalam.
Lubang itu dengan cepat tertutup, dan aku merasa semakin tertantang. Kulempar paluku ke arah laba-laba itu. Dia segera terpental, dan tubuhnya terbalik. Kulihat, ternyata di bagian perut makhluk itu, kulitnya sungguh tipis, dan saat aku akan menusukkan pedangku ke perutnya, tiba-tiba ada sebilah pedang yang menghalangi pedangku untuk menembus tubuh laba-laba besar ini. Ketika kulihat, ternyata pemilik pedang itu adalah..........
TO BE CONTINUED
All, sorry kalo bagian ini membosankan ato jelek ya ::ampun::
Share This Thread